part 5

121 11 2
                                    

Kring.. Kring.. Kringg..

Jam yang bergantungan dengan berbentuk eskrim berbunyi menandakan ingin membangunkan seseorang tuan putri yang suka tidur.

"Brisik elah" guman Mika menyipitkan matanya kala melihat jam berapa. "Hah jam 06.00 lagi" guman Mika sekali lagi.

Mika beberapa saat terdiam menutup matanya lagi. Bayangan bayangan kemarin membuat hatinya sakit kembali. Sampai kapan seperti ini.

"Badan gue panas lagi. Sial!" menjambak rambutnya sendiri "Akhhhhh. Gue bencii" teriak Mika yang akhirnya menangis lagi.

     Ciwi Ciwi Cantexx

ZeaCengeng : Berangkat sekolah bareng ga?

AraTomboy : Jemput gue ye nyet? @ZeaCengeng

ZeaCengeng : Iye

QilaDingin : Sekalian gue.

FriskaJutek : Gue juga.

ZeaCengeng : Masyaallah. Kenapa kue jadi tukang ojek lu pada si neng!

AraTomboy : Mampus! Hahaha!

FriskaJutek : Mika masih tidur tuh?

AraTomboy : Mungkin.

Gue gak masuk sekolah. Izinin gue ya. Makasih.

QillaDingin : Are you okey mik?

AraTomboy : Kita langsung ke rumah lu sekarang.

ZeaCengeng : Mau dibawain apa?

Pulang sekolah kesini ya gue tunggu. Bawain puding coklat oke.

FriskaJutek : Oke.

Read.

Mika yang melihat isi chatnya sahabatnya hanya bisa tersenyum. Dia bersyukur memiliki sahabat yang pengertian.

"Tidur lagi kali ya gue" guman Mika yang akhirnya tertidur lagi.

****

Sesampainya disekolah mereka berempat banyak yang memuji ada juga yang mencibir mereka yang tak suka kepada mereka.

"Kalian udah makan?" tanya Ara yang dijawab sahabatnya geleng geleng kepala.

"Mau kekantin?" ajak Ara. Yang dianggukin sahabatnya.

"Ckk. Ngomong kek." kesal Ara kepada sahabatnya.

"Gue khawatir sama Mika." pelan Zea.

"Sama"

"Udah doain aja semoga ga kenapa kenapa. Kita makan aja. Gue mau buat mainan baru nih" ucap Friska yang menatap kantin dengan senyum miringnya. Mereka bertiga udah tau yang ada diotak udang dia. Pasti gak beres.

"Sekarang aja." ajak Qila yang sinis memandang arah kantin. Ara dan Zea cuma menelan ludah doang. Mereka pikir kenapa mempunyai sahabat seperti ini belum lagi Mika. Untung sayang.

Saat mereka berjalan memasuki kantin. Friska menyuruh seseorang untuk membeli teh hangat satu.

"Mau main gak?" tanya Friska kepada tiga sahabatnya.

Mimpi & KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang