Kenangan 01

389 51 10
                                    

Drrt drrt

Eric yang sedang mengeringkan rambutnya sehabis mandi, sedikit terkejut mendengar ponselnya berdering.

"Sangyeon hyung? Tidak biasanya, padahal serumah tapi kenapa malah menelpon bukannya berteriak seperti biasanya?" gumamnya heran. Walaupun begitu ia tetap mengangkatnya.

"halo, hyung? Ada apa?"

"Eric, bisa temui hyung di cafe Lucid Dream? Ah, sekalian bawakan tas dokumen hyung yang tertinggal di kamar hyung. Hyung, terlalu terburu-buru mengantar kakak iparmu jadinya lupa membawanya"

"ya ampun, hyung! Hyung bahkan lebih ceroboh dibandingkan denganku. Baik, aku akan kesana sekarang, tapi jangan salahkan aku kalau aku sedikit terlambat nanti. Aku baru saja selesai mandi"

"bisa kau percepat keterlambatanmu itu? Dua jam lagi hyung ada rapat dengan klien penting"

"kenapa tidak hyung saja yang pulang?!"

"tidak bisa, terlalu merepotkan kalau harus putar balik ke rumah"

"ck, baik. Aku kesana sekarang. Tapi sebagai bayarannya, traktir aku sarapan"

"deal"

Sambungan diputus secara sepihak oleh Eric. Entah sang kakak akan marah atau tidak dengan tindakannya barusan, ia tidak peduli. Ia kesal dengan kakaknya karena sudah mengganggu paginya yang sudah ia rencanakan akan sempurna, tapi harus meleset dari apa yang sudah disusun.

Segera ia menyelesaikan berpakaiannya dan melangkah keluar dari kamarnya menuju kamar kakaknya untuk mengambil tas dokumen yang dimaksudkan Sangyeon kepadanya.

Setelah mendapatkannya, Eric langsung menuju garasi. Ia berencana menemui kakaknya di Cafe Lucid Dream menggunakan mobilnya.

"Ma, Eric pergi dulu!! Kak Sangyeon kelupaan tas dokumennya!" pamit Eric sambil berteriak kepada Ny. Sohn yang sedang berada di ruang tengah.

"IYA, SAYANG. HATI-HATI BERKENDARANYA!"

€€€

Eric memarkirkan mobilnya ditempat yang disediakan oleh cafe dimana sang kakak sudah menunggunya.

Kleng

"selamat datang di Cafe Lucid Dream" sambut salah seorang pegawai cafe dengan sopan.

Eric menjawabnya dengan senyuman simpul serta anggukan kepala singkat. Matanya dengan liar mencari keberadaan sang kakak.

"ERIC!!"

Mendengar ada yang memanggilnya, Eric langsung menoleh dan mendapati kakaknya yang berada agak pojok sedang melambaikan tangan kepadanya. Segera ia berjalan menghampiri sang kakak.

"ini berkasnya. Demi tuhan, ini berkas penting, hyung!! Berkas sepenting ini kenapa bisa sampai lupa bawa? Astaga, kalau saja aku tidak ingat kau ini hyungku, mana mau aku repot-repot membawakanmu ini?" omel Eric kesal.

"mau bagaimana lagi? Chanhee sudah siap dan sedang terburu-buru, jadi mau tidak mau hyungmu ini harus segera mengantarkan kakak iparmu" jawab Sangyeon dengan tenangnya lalu menyeruput kopi pesanannya tadi selagi ia menunggu adiknya datang.

"cih, dasar bucin!"

"kayak tidak saja? Sekarang ini saja kau lupa, tapi kalau kau sudah ingat lagi, yang ada malah kau yang berlovely dovey ria dengan Joonyoung"

"kau bilang apa, hyung?"

"ya maklumlah! Namanya juga istri tercinta, orang jomblo sepertimu mana mungkin tau rasanya seperti apa?"

"kalaupun aku punya istri nanti, akan ku pastikan aku tidak akan sebucin dirimu, hyung!"

"kilipun iki pinyi istri ninti, ikin ki pistikin iki tidik ikin sibicin dirimi, hying. Halah, bohong! Sudahlah, hyung harus segera berangkat! Terima kasih sudah membawakan berkasnya!"

"YAK, HYUNG! BAGAIMANA DENGAN TRAKTIRAN SARAPANKU!!" Teriak Eric kepada Sangyeon yang sudah hampir keluar dari cafe. Persetanlah dengan dirinya yang saat ini menjadi pusat perhatian cafe.

"ya tuhan, anak itu walaupun sedang amnesia, tapi tingkahnya tidak pernah berubah" gumam Sangyeon yang memilih untuk mengabaikan teriakan dari Eric.

TO BE CONTINUED~~~

✔✔Memoria ||∆Baeric∆||✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang