Liburan sudah berakhir dan saatnya kembali bekerja.
Hyunjae setibanya di Seoul langsung menuju rumah sakit setelah mendapat telepon dari tempatnya bekerja.
Changmin juga tak jauh berbeda dari Hyunjae, hanya saja ia masih memiliki waktu untuk pulang ke rumah untuk menyambut suaminya yang juga pulang dari Jerman karena pekerjaannya.
Hyunjoon mendapat telepon dari Kevin yang menyuruhnya untuk segera ke Hongkong entah dengan alasan apa padahal mereka baru saja mendarat. Tapi karena Hyunjoon termasuk orang yang keras kepala, ia kembali masuk dan memesan tiket penerbangan tercepat.
Sedangkan Chanhee dan Joonyoung, sepertinya hanya mereka yang memiliki waktu untuk beristirahat sepulang dari perjalanan.
Tapi setelah dipikir-pikir kembali, hanya Joonyoung sendiri karena Chanhee setibanya dirumah dan disambut sang suami, mereka mendapat telpon dari Haknyeon untuk segera bertemu dan membicarakan tentang perkembangan terapi Eric.
€€€
"jadi?" tanya Sangyeon membuka pembicaraan.
Diam, belum ada yang angkat suara menjawab pertanyaan Sangyeon yang tiba-tiba itu.
"tunggu sebentar, oppa. Kau tidak liat aku sedang makan? Eonnie, tolong beritahu suami mu itu untuk bersabar" jawab Haknyeon disela kegiatan menyantap makanannya.
Sangyeon mendengus kesal lalu diam menunggu hingga gadis Joo tersebut selesai makan. Sementara itu, Chanhee terlihat tidak terlalu memusingkan hal tersebut.
"nah, sudah selesaikan? Sekarang, cepat ceritakan bagaimana kemajuan terapi Eric yang terakhir?" pinta Sangyeon tak sabaran.
"sabar, oppa. Astaga, aku baru saja selesai makan. Eonnie, tolong beritahu suami mu itu"
"jangan banyak mengeluh dan cepat katakan, Haknyeon. Kau tidak liat aku kelelahan sepulang dari Osaka pagi tadi?" sela Chanhee kesal.
"yang kesal itu harus aku! Enak saja kalian pergi tak mengajakku, mentang-mentang ada klien yang termasuk penting yang harus ku tangani"
"Kim Haknyeon, berhenti bertingkah seperti anak itu. Ya Tuhan, semakin lama kalian berdua jadi semakin mirip saja"
"sayang, beristirahatlah. Kau jadi semakin rewel karena kecapekan"
Sangyeon mendekatkan kursinya ke Chanhee dan membiar istrinya itu menjadikannya sandaran.
"yak!! Aku memanggil kalian berdua bukan untuk menjadi penonton!!! Oh astaga..."
"ya makanya, cepat katakan apa yang ingin kau katakan, Kim Haknyeon"
"huft... Baik, baik. Ini mengenai efek samping terapi Eric. Terapi ini bisa terbilang berhasil karena telah mengembalikan semua ingatannya. Tapi akibat dari itu, Eric..."
Ucapan Haknyeon terhenti dan menggantung. Sangyeon dan Chanhee yang mendengarkan mendadak panik dan khawatir dengan kelanjutan ucapan psikolog muda itu.
"jangan bilang kalau Eric..."
"sangat disayangkan, sejam setelah terapi itu daya tahan tubuh Eric menurun drastis. Dan dengan sangat berat hati aku harus mengatakan jika Eric dinyatakan koma karena itu"
"itu tidak benarkan, Haknyeon. Katakan kalau itu semua bohong. Katakan kalau semua itu tidak benar" perlahan air mata Chanhee mulai mengalir dengan deras dari kedua matanya.
"kau tau sendiri, eonnie. Tidak ada yang bisa berbohong dihadapanmu dan kau bisa pastikan aku sedang tidak berbohong" jawab Haknyeon dengan sangat berat hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔✔Memoria ||∆Baeric∆||✔✔
FanfictionTak masalah kau lupa dengan namaku. Tak masalah kau lupa dengan diriku. Tapi aku mohon padamu, jangan kau sampai lupakan semua kenangan kita bersama dulu. Jangan lupakan rasa cinta kita yang saling melengkapi satu sama lain. [TAMAT] #rank 3 in soner...