Kenangan 06

328 41 12
                                    

Eric memandang lurus gadis yang tengah membelakanginya sembari memotret pemandangan senja dari berbagai angel yang berbeda.

"kau terlihat sangat cantik, noona. Dan juga seksi~" ujar Eric yang diakhiri dengan nada menggoda pada gadis didepannya itu.

Tiba-tiba dan tanpa pemuda itu duga, gadis tersebut menghentikan sejenak kegiatannya untuk menjitak kepalanya lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

"aduh!! Sakit, noona"

"rasakan itu! Siapa suruh menggangguku?"

Eric diam dan kembali meringis kesakitan sambil mengusap bekas jitakkan di kepalanya. Namun tak berselang lama, Eric kembali mengganggu gadis itu dengan sebuah pertanyaan.

"noona, aku jadi kepikiran. Kenapa noona sangat suka memotret?"

Gadis itu seketika kembali berhenti memotret dan menatap sekilas Eric lalu melanjutkan kembali kegiatannya.

"karena suka saja"

"itu bukan jawaban yang ku minta, noona~"

"baik, baik. Jawaban bagaiman yang kau inginkan?"

"alasan kenapa noona sangat suka memotret? Padahalkan lukisan noona tidak jelek-jelek amat, ya walau dibandingkan dengan Kevin hyung lukisan noona tidak ada apa-apanya"

"kau mau noona pukul?"

"eits.... Daripada noona memukulku lebih baik noona jawab saja pertanyaanku"

"hmm... Kenapa ya? Mungkin karena aku sangat suka melihat dan menyimpan semua momen yang kulihat secara spontan daripada melihat dan membuat lukisan yang berasal dari sketsa yang tak jelas dan selalu berubah-ubah saat pembuatannya ditengah jalan"

"maksud noona?"

"maksud noona, daripada membuat sketsa yang tak jelas akan seperti apa hasil goresannya nanti, noona lebih suka mengabadikannya secara tiba-tiba tapi pasti"

"hah? Noona ngomong apa sih? Kenangan lah, sketsa lah, ah... Terserah apapun itu! Aku tidak mengerti~!"

"ya intinya noona lebih suka mengabadikan kenangan secara tiba-tiba"

"aku makin tidak paham"

"kau ini, masa begitu saja tidak paham? makanya belajar yang rajin biar paham. Jangan sering bolos dari kelas"

"bagaimana bisa? Aku kan anak informatika, sedangkan noona anak sastra. Ya jauh beda lah, noona ku tersayang yang paling ku cintai"

"apa sih, Ric"

"tapi tunggu dulu? Bagaimana noona bisa tau aku sering membolos?"

"jadi kau sering membolos?!"

"eits... Tidak kok, noona. Noona salah dengar tadi. Siapa yang bilang bolos? Aku nggak bilang kok, noona"

"kau mau membohongiku?"

"noona, aku punya pertanyaan untukmu. Apa noona tau kenapa aku lebih suka senja daripada keadaan yang lain?"

"kau mengalihkan topik, Sohn Eric"

"jawab saja pertanyaanku, noona ku tercinta"

"baik, noona tidak tau, memangnya kenapa?"

"karena ketika senja tiba disitulah aku merasakan kehadiranmu. Noona bagaikan senja yang teduh yang selalu membawa kerinduan bagiku kapanpun dan di manapun aku berada"

"astaga, Eric... Darimana kau belajar kata-kata itu?"

"dari noona lah!! Tidak mungkin itu dari Sangyeon hyung, Kevin hyung, atau Sunwoo. Apalagi Younghoon hyung dan Juyeon hyung. They're not my style"

"Eric, noona tidak pernah loh mengajarimu seperti itu"

"memang tidak pernah, noona tak perlu mengajari apapun padaku tentang menjadi suami dan ayah yang baik untukmu dan anak-anak kita dimasa depan. Cukup aku dan biarkan aku mempelajarinya sendiri"

"kau benar-benar ingin dipukul ya?"

"jangan dong, noona! Nanti bagaimana kalau aku tiba-tiba hilang ingatan gara-gara pukulan mu? Aku tidak mau melupakan cinta sejati ku. Rasanya seperti malam tanpa bintang dan pagi tanpa matahari"

"kau menyebalkan, Sohn Eric!!"

"menyebalkan tapi kau mencintaiku sepenuh hati kan?"

"ih, Sohn Eric!!"

"hahaha... Kau sangat lucu, noona. Aku sangat-sangat mencintaimu"

Eric tiba-tiba terbangun dengan keadaan keringat dingin yang membanjiri tubuhnya. Napas serta detak jantungnya tak beraturan dan sangat berantakan.

"ARGH!!!"

Sedetik kemudian, kepalanya tiba-tiba terasa sangat sakit. Membuatnya mengerang dan berteriak kesakitan.

Chanhee yang kebetulan sedang berjalan melewati kamar adik iparnya itu buru-buru memeriksanya.

"ERIC, APA KAU BAIK-BAIK SAJA? ERIC? ERIC?!" teriak Chanhee dari luar sambil mengetuk pintu kamar adik iparnya tersebut.

Eric yang tengah kesakitan tidak mendengarnya dan terus mengerang berteriak kesakitan. Karena panik Chanhee langsung berlari menuju kamarnya dan membangunkan suaminya, tak lupa juga ia memberitahukannya pada Ny. Sohn.

"Eric, kau kenapa, sayang? Eric, buka pintunya" teriak Ny. Sohn panik.

Semua menjadi panik, karena pintu terkunci dari dalam, Sangyeon mau tidak mau harus mendobraknya.

"Eric, kau kenapa, sayang?" panik Ny. Sohn sembari memeluk Eric dan mencoba menenangkannya.

Chanhee juga ikut membantu menenangkan Eric sementara Sangyeon langsung menelpon dokter pribadi keluarga mereka.

Butuh beberapa waktu sampai dokter itu tiba. Dan selama itu Eric terus mengerang penuh kesakitan.

"lebih baik kita membawanya ke rumah sakit" ujar dokter pribadi keluarga Sohn setelah memeriksa keadaan Eric.

Tanpa basa-basi Chanhee langsung menyiapkan mobil dan Sangyeon bersama dokter membawa Eric menuju mobil. Ny. Sohn menyusul dibelakang.

TO BE CONTINUED~~~

✔✔Memoria ||∆Baeric∆||✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang