Karena kesal kepada Sangyeon, Eric akhirnya pergi begitu saja dari cafe tanpa memesan apapun. Dalam hati ia terus mendumel kesal tanpa memperhatikan jalan yang sedang ramai oleh para pejalan kaki.
BRUKK!
Karena ketidak hati-hatiannya, Eric sampai menabrak seseorang yang sedang berjalan dengan arah berlawanan.
"aduh..." ringis orang yang tak sengaja ditabrak Eric barusan.
"a-ah, maafkan aku. Aku tidak sengaja menabrakmu"
Eric langsung membantu orang tersebut berdiri.
"kameraku..." lirih orang tersebut menatap sendu kamera yang rusak sewaktu Eric menabraknya.
"tunggu dulu, aku sepertinya mengenalmu. Bukankah anda yang ada di rumah sakit? Anda temannya Sangyeon hyung kan?"
Ternyata orang yang ditabrak Eric tak lain adalah Joonyoung. Perlu diketahui disini jika Eric dan Joonyoung itu adalah sepasang kekasih yang sudah bertunangan, tapi karena Eric sedang lupa ingatan jadi dia tak ingat apapun tentang Joonyoung.
"maaf, mungkin kau salah lihat. Aku tidak pernah pergi ke rumah sakit selama aku disini. Kalau teman Sangyeon, aku memang temannya" jawab Joonyoung berbohong dengan nada suara gugup.
Terlihat sedikit kekecewaan diraut wajah Eric setelah mendengar jawaban dari Joonyoung.
"ah, maaf, tapi aku harus segera pergi. Ada yang harus segera ku kumpulkan di kantorku" pamit Joonyoung berbohong lagi.
"tapi aku belum mengganti kameramu yang rusak"
"tak masalah, yang terpenting memori kamera ini__ eh, memorinya mana?"
Joonyoung mencari disekitarannya harap-harap memori kameranya jatuh didekatnya. Eric juga ikut membantu mencarinya.
Hampir 5 menit mereka mencari namun tak menemukannya sama sekali. Raut wajah kecewa sudah jelas tercetak diwajah manis Joonyoung.
"hah... Sudahlah, lupakan saja memorinya. Terima kasih sudah mau membantuku, aku pergi dulu. Selamat tinggal" pamit Joonyoung hendak meninggalkan Eric.
Tapi pemuda bermarga Sohn itu dengan cepat mencegatnya pergi dengan menahan tangan Joonyoung.
"tidak, tidak. Anda tidak boleh pergi begitu saja, ini seratus persen salahku. Gara-gara aku tak sengaja menabrakmu, kameramu rusak dan memorinya hilang. Aku harus mengganti kameramu jadi Anda harus ikut bersamaku membeli kamera baru" ujar Eric dengan nada serius.
Joonyoung yang aslinya sedang gugup bertambah gugup ketika melihat keseriusan pemuda tersebut. Tanpa sadar ia menggigit bibir bawahnya.
"t-tak usah, aku bisa membeli yang baru setelah ini. Lagipula isi memorinya juga tidak terlalu penting" tolak Joonyoung dengan halus.
"maafkan aku, aku memaksa dan aku tidak suka dengan penolakan, Nona. Ayo, kita ke toko elektronik sekarang"
Terkesan tidak sopan memang Eric, tapi tanpa ia sadari ia sudah menarik tangan orang yang baru ia temui dan memaksakan kehendaknya pada orang tersebut. Ah, bukan orang yang baru ia temui karena sebenarnya Joonyoung adalah tunangannya sendiri, tapi karena ia sedang lupa ingatan jadi baginya ia baru saja bertemu dengan Joonyoung.
"Anda mau kemana?" tanya Eric ketika melohat Joonyoung yang hendak duduk di kursi belakang. "jangan dibelakang, duduklah disampingku"
"tapi__"
"sekali lagi maafkan aku karena aku memaksa, Nona"
Pasrah, bukan lebih tepatnya mengalah pada keras kepala Eric, Joonyoung akhirnya duduk disamping Eric yang lebih dulu duduk di kursi pengemudi sedang menyalakan mesin mobil.
Saat ditengah perjalanan Eric tiba-tiba merasa aneh, seperti merasa deja vu. Berselang beberapa detik, sebuah bayangan dipikirannya melintas dengan cepat.
Bersamaan Eric merasa nyeri kepalanya, membuatnya sedikit oleng.
"hei, ada apa?" tanya Joonyoung panik, kali ini ia tidak berbohong. Ia betulan panik melihat Eric tampak kesakitan.
"ah, tidak ada. Aku hanya sedikit melamun saja, maaf membuat Anda kurang nyaman" jawab Eric.
"apa itu tadi yang kulihat? Aku sedang tidak berhalusinasikan?"
TO BE CONTINUED~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
✔✔Memoria ||∆Baeric∆||✔✔
FanfictionTak masalah kau lupa dengan namaku. Tak masalah kau lupa dengan diriku. Tapi aku mohon padamu, jangan kau sampai lupakan semua kenangan kita bersama dulu. Jangan lupakan rasa cinta kita yang saling melengkapi satu sama lain. [TAMAT] #rank 3 in soner...