Sunwoo memang menepati janjinya untuk melaporkan apa yang ia liat itu pada Joonyoung secara pribadi, tapi gadis Bae itu tampak tak begitu minat dan mengacuhkan belasan pesan masuk yang sudah tentu berasal dari Sunwoo.
Dengan sangat tak bersemangatnya, Joonyoung berjalan menelusuri trotoar. Sesekali ia tak sengaja menabrak pejalan kaki yang lain karena tak fokus.
"JOONYOUNG EONNIE!!!" terdengar suara yang memanggilnya dari arah belakang membuatnya sontak menoleh kebelakang.
"Haknyeon?" sapa Joonyoung, tapi nada suara gadis tersebut terdengar seperti bertanya.
"lama kita tidak bertemu. Eonnie baik-baik saja kan?" kata Haknyeon menatap khawatir.
"aku baik-baik saja. Apa yang kau lakukan disini?"
"bertemu dengan beberapa klienku. Dan coba tebak, eonnie, siapa lagi yang bertemu denganku?"
"tidak tahu, siapa?"
"Kim Sunwoo!!! Astaga, anak itu benar-benar!!! Sudah beberapa hari ini aku dibuntuti anak itu, kena juga anak itu hari ini"
Ucapan Haknyeon barusan membuatnya menyadari sesuatu. Cepat-cepat ia memeriksa ponselnya dan membaca semua pesan masuk dari Sunwoo.
"apa salah satu klienmu Eric?"
"Eric? Tidak, klien yang ku temui semua hari ini adalah perempuan"
"lalu kenapa Sunwoo mengirimiku pesan seperti ini?" Joonyoung menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan pesan masuk dari Sunwoo.
"astaga, anak itu benar-benar ingin ku bunuh. Jangan terlalu percaya pada Sunwoo, eonnie. Aku bersumpah tidak bersama apalagi bertemu dengan Eric. Ah, aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa lagi, eonnie!!!" pamit Haknyeon sembari berjalan kearah yang berlawanan dari Joonyoung.
Namun ketika ia sejajar dengan gadis Bae itu, Haknyeon membisikkan sesuatu padanya.
"akan ku jelaskan sesuatu padamu nanti, eonnie, tapi tidak disini"
Joonyoung diam tak bergeming. Ia masih mencerna apa yang barusan dikatakan gadis keturunan Chinese itu barusan.
Tunggu dulu, kenapa semuanya sekarang menjadi diluar kendalinya? Sejak kapan alurnya menjadi diluar konteks rencananya?
Ada begitu banyak yang tengah dipikirkan gadis itu. Ditambah dengan kebenaran yang masih tersembunyi membuatnya semakin pusing.
€€€
Eric baru saja sampai di rumah dan tak ada siapapun disana. Mungkin semua masih sibuk diluar, pikirnya.
Ia lalu berjalan menuju kamarnya dan langsung membanting tubuhnya diatas ranjang king size-nya.
Pikirannya kembali ke beberapa menit yang lalu. Ucapan Haknyeon serta tawarannya tadi sukses membuatnya terus terngiang-ngiang di kepalanya.
Ah, ngomong-ngomong ia sudah mengingat tentang gadis asal Jeju tersebut.
"mudah saja bagiku untuk membantu mengembalikan sisa ingatanmu yang lain, tapi kau harus tau selalu ada resiko dibalik semua tindakan"
Eric memang sempat menemui Haknyeon dan tanpa mereka berdua ketahui jika tak jauh dari mereka Sunwoo sedang mengawasi mereka, ah tidak, lebih tepatnya mengawasi Haknyeon.
"apa aku setujui saja tawarannya?" gumam Eric lalu menghela napas panjang.
Jika diliat pemuda itu terlihat biasa saja, hanya seperti sedang kelelahan saja. Tapi jika diperhatikan lebih seksama, pemuda itu sebenarnya sedang berperang batin.
TO BE CONTINUED~~~
Kependekan ya? Maaf ya lagi di fase-fase sibuk authornya. Di chap selanjutnya bakal diusahain biar agak panjangan dikit kayak sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔✔Memoria ||∆Baeric∆||✔✔
FanfictionTak masalah kau lupa dengan namaku. Tak masalah kau lupa dengan diriku. Tapi aku mohon padamu, jangan kau sampai lupakan semua kenangan kita bersama dulu. Jangan lupakan rasa cinta kita yang saling melengkapi satu sama lain. [TAMAT] #rank 3 in soner...