Entah sudah berapa kali Hyunjoon mendapati kakak iparnya itu tiba-tiba melamun.
Saat sedang sarapan, menonton tv, makan siang, bersantai di halaman belakang, dll. Ini baru pertama kalinya dan ini sangat aneh.
"eonnie~" panggil Hyunjoon dengan nada bicara agak manja sembari menghampiri Joonyoung yang kembali melamun tanpa ia sadari.
Joonyoung tiba-tiba terkejut karena adik iparnya itu tiba-tiba saja muncul dan langsung memeluknya dari samping.
Sekedar informasi, saat ini Kevin bersama dengan Younghoon dan rekan mereka yang satu lagi sedang keluar kota. Hyunjoon lupa mengapa suaminya itu keluar kota bersama Younghoon dan rekannya yang lain, itu sebabnya Hyunjoon tinggal bersama Joonyoung hingga Kevin selesai dengan urusannya di luar kota.
"eh, Hyunjoon? Ada apa?" tanya Joonyoung yang terkejut namun segera mereda.
"tidak ada" jawab gadis yang telah berganti marga menjadi Moon itu seraya melepas pelukannya lalu duduk di samping Joonyoung.
"lalu kenapa memanggil eonnie? Yakin tidak ada apa-apa?"
Hyunjoon menggeleng meyakinkan kakak iparnya tersebut. "justru eonnie yang ada apa-apa. Seharian ini sudah beberapa kali aku liat eonnie melamun. Ada apa?"
"tidak, tidak ada apa-apa. Eonnie baik-baik saja" jawab Joonyoung tersenyum lembut.
"eonnie tidak lupakan kalau aku dulu pernah di psikologi bareng Haknyeon eonnie selama 4 semester sebelum aku pindah ke ekonomi bisnis? Eonnie tidak akan bisa mengelabui ku"
"belajar 4 semester tidak bisa menjamin kau mampu atau tidak, adik ipar ku tersayang"
"sudahlah, kita hentikan acara menyinggung ku dan kembali pada masalah eonnie"
"eonnie baik-baik saja, Hyunjoon. Eonnie tidak punya masalah kok"
"bahkan jika aku mengatakan masalah eonnie itu adalah Eric?"
Bungkam. Adik iparnya yang sangat mirip kucing itu memang sangat pandai membuatnya bungkam selain Changmin. Tak ada lagi yang bisa ia katakan untuk mengelak.
"eonnie diam tandanya aku benar. Apa ada sesuatu yang terjadi di antara kalian berdua?"
"tidak ada"
TING TONG~~~
Baru saja Hyunjoon akan berucap, suara bel tanda ada tamu berbunyi membuat Hyunjoon mengurungkan niatnya untuk berbicara.
"biar aku yang liat" ujar Hyunjoon menawarkan diri sembari berjalan mendekati pintu.
Joonyoung sendiri tak terlalu memperdulikannya dan memutuskan untuk merebahkan tubuhnya diatas sofa. Terlalu banyak yang ada di pikirannya saat ini membuatnya merasa pusing sekarang.
"eonnie, ada tamu untukmu" ucap Hyunjoon yang muncul tiba-tiba disusul seorang wanita dibelakangnya. Ah, ternyata Haknyeon.
"kau sakit, eonnie?" tanya Haknyeon menatap khawatir Joonyoung.
"tidak, aku baik-baik saja. Sungguh" jawab Joonyoung.
"aku tinggal kalian dulu. Kevin oppa menelponku" pamit Hyunjoon meninggalkan mereka.
"mentang-mentang yang sudah menikah, mana masih pengantin baru lagi" sindir Haknyeon.
"eonnie, jangan iri. Sudah ya!" Hyunjoon langsung pergi tanpa mengatakan apapun.
"astaga, anak itu. Aku pikir dia akan berubah, ternyata perubahannya hanya pada umur dan statusnya sekarang" misuh Haknyeon.
"oiya, eonnie!! Eonnie masih ingat tidak janjiku waktu itu?"
Joonyoung yang sedang rebahan dengan lengan kanannya menutup matanya, sontak mengangkat lengannya dan menatap Haknyeon yang duduk di sofa single dibawahnya tanpa merubah posisinya.
"janji yang mana?" tanya Joonyoung bingung.
"janjiku tiga hari yang lalu... Ketika bocah tengil dan dekil itu mengirim mu pesan, eonnie"
"aku tidak ingat kau pernah berjanji padaku ketika kejadian itu"
Haknyeon menghela napas panjang. Ia harus ekstra sabar sekarang. Suasana hati dari gadis yang sedang rebahan itu sedang tidak bagus dan itu bisa sangat berbahaya jika ia tak hati-hati berbicara.
"eonnie kan sering di beritahukan Sunwoo jika Eric sedang dekat dengan seorang gadis dan terakhir anak itu mengirimkan pesan padamu" Haknyeon mulai menjelaskan sedangkan Joonyoung mendengarkan dengan posisi yang masih sama seperti sebelumnya.
"aku mengakui jika gadis itu adalah aku dan memang benar waktu itu aku bertemu dengan Eric. Tapi eonnie jangan salah paham dulu"
Merasa pembicaraannya mulai menarik Joonyoung bangun lalu duduk menghadap ke arah gadis yang sekarang telah menjadi seorang psikolog muda yang handal.
Kening dan alis gadis bermarga Bae tersebut mengerut menandakan jika ia sangat kebingungan.
"harusnya aku tidak boleh mengatakannya padamu, tapi aku tidak tega denganmu"
"Eric meminta tolong padaku, dan eonnie tau sendiri kan? Maksud dari orang yang datang meminta bantuanku itu apa?"
TO BE CONTINUED~~~
Sampai chapter ini alurnya nggak ada yang aneh kan? Pada nyambung semuakan? Takutnya ada yang nggak nyambung, comment ya biar author benerin secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔✔Memoria ||∆Baeric∆||✔✔
FanfictionTak masalah kau lupa dengan namaku. Tak masalah kau lupa dengan diriku. Tapi aku mohon padamu, jangan kau sampai lupakan semua kenangan kita bersama dulu. Jangan lupakan rasa cinta kita yang saling melengkapi satu sama lain. [TAMAT] #rank 3 in soner...