* Chapter 29 *

243 27 2
                                    

Okeh Happy Reading 🌹

Aldrick dan Xander kembali mengajakku ke sebuah rumah mewah bak istana dengan tiang-tiang kokoh bercat putih yang menyangganya.Aneh sekali kenapa semua istana didunia immortal yang pernah ku kunjungi selalu saja dibangun ditengah hutan.Maksudku bukankah sebuah istana/kerajaan pastinya memiliki sebuah desa yang dipimpin?mengapa mereka tidak membangunnya ditengah desa saja,bukankah itu lebih mudah untuk mengawasi rakyatnya?.Semakin ku ingat,rasanya aku belum pernah berkunjung ke desa-desa tersebut.Hah dunia immortal memang membingungkan.

"Aldrick ini rumah siapa?" Aku bertanya kala ia menurunkanku dari gendongannya.Aldrick tak menjawab ia hanya diam berdiri disampingku,tatapannya lurus ke depan seolah terpaku dengan rumah tersebut.Karena tak mendapat jawaban aku ganti menoleh ke arah Xander. "Baiklah sweetheart ayo kita masuk," belum sempat diriku mengajukan pertanyaan Xander lebih dulu menarik pergelangan tanganku,sedangkan Aldrick menggenggam tangan kiriku.

Setengah mencibir aku mengikuti keduanya yang terus menggenggam tanganku seolah tak mau melepakaskannya.Saat kaki kananku menginjak lantai teras,hidungku mencium bau wangi yang sangat menyengat,seperti bau mawar dan melati.Asalnya dari dalam rumah.

   deg seketika rasa takut menghantuiku,bulu kudukku berdiri tegak.Suasana hutan yang sepi menyeramkan ditambah bau wangi bunga khas pemakaman membuatku ketakutan.Satu kelemahanku....aku takut sekali dengan namanya hantu.Oh no hantu apakah yang menungguku didalam,apakah Kuchisake ona ataukah Anna Dressed in blood yang akan membunuhku jika memasuki rumahnya.Tidak!!!!!

"Ada apa Sweetheart?" tanya Xander karena aku menarik tangan keduanya supaya berhenti.Aku tak menjawab dan memilih diam seraya menunduk menatap lantai berwarna krem,berusaha menyembunyikan wajah pucat mirip kertas.

"Hei apakah kau sakit Sweetheart? Wajahmu pucat," seru Xander dengan nada panik tangannya cekatan memegang dahiku ,mengukur suhu badanku."Ti..tidak kok,a..aku baik-b..baik sa..ja," elakku seraya menepis tangannya lembut.Sepertinya usahaku yang berusaha menutupi ketakutanku gagal total terlihat jelas dari nada bicaraku yang terbata-bata.

     Aldrick terkikik geli."Tenanglah honey tidak ada hantu apapun yang menunggumu didalam melainkan,seseorang yang kau rindukan.jadi jangan takut," ujar Aldrick menenangkanku wajahnya tersirat raut geli yang tak dapat disembunyikan.Saseorang yang ku rindukan?aku rasa,aku tidak sedang merindukan seseorang.lalu siapa yang dimaksud Aldrick?

"Nah jika kau penasaran lebih baik kita masuk," ucapnya lalu kembali menarikku.Aku baru sadar jika selama ini Aldrick memiliki kekuatan membaca pikiran,ku pikir itu hanya kebetulan saja jika dirinya dapat menjawab pikiranku ternyata bukan,dia memang memiliki kekuatan itu.Ah aku jadi teringat dengan Edward callen dalam film twilight yang juga memiliki kekuatan membaca pikiran.

Xander dan Aldrick mengucapkan sebuah mantra kuno secara bersamaan."Ayolah jangan takut Sweetheart. Kami akan melindungimu," ujar Xander kesekian kalinya karena aku menolak untuk memasuki rumah misterius namun megah itu.

"Huff tenanglah Yui kau pasti akan dilindungi oleh kedua suamimu yang notabene king vampire dan juga Alpha werewolf jadi tenang saja,"pikirku meyakinkan diri untuk melawan rasa takut yang terus-terusan menghantuiku.

Pintu kokoh bercat coklat kayu itu perlahan terbuka menampakan isi didalamnya.hanya ada satu ruangan dengan sebuah kelambu emas keperakan ditengahnya.Terlihat anggun dengan background dinding berwarna putih.Tidak ada hiasan apapun kecuali sebuah lampu hias yang menggantung diatasnya.Aku tak berkedip memandang ruangan tersebut,terlalau terpesona dengan nuansa mewah yang menghiasinya,membuatku lupa akan ketakutan yang semula menghantui pikiranku.

Kami bertiga melangkah mendekat ke arah kelambu itu.Semakin mendekati kelambu itu,aku dapat melihat secara samar dua persegi panjang abu-abu dengan tumpukan warna-warni yang menghiasi atasnya.Tangan Aldrick perlahan menyingkap kain kelambu itu.membuatku dapat melihat dengan jelas, dua persegi panjang itu adalah makam dan tumpukan warna-warni itu adalah tumpukan bunga dengan berbagai warna.

Apakah ini yang dimaksud Aldrick, seseorang ku rindukan adalah seseorang yang terkubur dikedua makam ini?tapi aku tak pernah ingat memiliki saudara atau teman yang meninggal dan dimakamkan ditengah hutan.Aku membaca tulisan yang tertera dibatu nisan kedua makam itu.

Makam pertama tertulis :

Name : Reggano Demonic Aldren
Born.  : -
Death.: 1303 M

Sedangkan Makam kedua tertulis :

Nama. : Evalia nazuri
Born. : 1284 M
Death. : 1303 M

Mereka meninggal ditahun yang sama dan mungkin saja dihari yang sama.1303 M itu artinya 700 tahun sebelum kelahiranku mungkinkah...

  "Benar," Aldrick mengangguk."ini adalah makam king Demonic dan Queen Evalia,orang tuamu honey,"

   Nafasku tercekat,kedua makam ini..orang tuaku??sedetik kemudian aku berhambur memeluk batu nisan milik ayahku.Aku menangis sesenggukan."Aku merindukan kalian," ucapku berulang kali disela-sela tangiskuAku merasa sangat lega dan juga rindu secara bersamaan,karena dapat bertemu dengan orang tuaku yang sesungguhnya.

  Aldrick dan Xander menarikku lalu secara bersamaan memeluk pinggangku possesive."Ah haha-san chichi-san aku ingin meminta restu kalian untuk pernikahanku," Ucapku dengan bibir tak henti-hentinya tersenyum.Lalu menggengam tangan Aldrick Xander.Kami bertiga tersenyum senang menunjukan kebahagiaan pada kedua orang tuaku.walaupun mereka telah tiada namun aku yakin mereka selalu mengawasiku,dan melihat dua makam itu aku seolah-olah dapat melihat senyum merekah mereka yqng ditujukan untukku.

   "Baiklah honey ayo kita pulang,kau masih bisa berkunjung kesini asalkan ditemani olehku atau Xander," Xander mengangguk setuju."ayo kita akan segera berangkat ke tokyo,"

  Kami bertiga berdiri lalu berjalan ke arah pintu."Sayounara¹ haha,chichi," ucapku sebelum menutup pintu.Kembali Aldrick dan Xander mengucapkan mantra yang berbeda secara bersamaan.Lalu kami mulai melangkah melewati halaman yang ditumbuhi bunga.

   "Kau akan ku buat sengsara karena telah lancang mengambil miliku," ancam seseorang tepat ditelinga ku.Spontan aku menoleh ke kanan dan kiriku mencari siapa gerangan seseorang yang iseng mengucapkan ancaman itu.Namun nihil hanya ada pohon-pohon dan semak belukar."Sweetheart ada apa?" tanya Xander melihat gerak-gerikku.Ia juga ikut menoleh ke kanan dan ke kiri.Aldrick juga melakukan hal yang sama.

   "Ah tidak," jawabku berbohong.Mungkin hanya halunasiku saja,batinku meyakinkan diri."Baiklah lebih baik kita melesat saja," ucap Aldrick lantas menggendongku lalu berlari cepat layaknya angin.

TBC
.
.
.
.
.
.

Arigatou gozaimasu
Udah baca ceritaku kalo ada saran dan kritik silahkan berkomentar dan jika kalian menyukai part ini silahkan vote

DOUBLE MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang