*'Chapter 39*

316 32 11
                                    

🌼Okeh Happy Reading🌼

—Yui Pov—
      "Perhatian-perhatian pesawat dengan tujuan Los angeles akan segera berangkat dimohon untuk para penumpang segera memasuki ruang pesawat," terdengar suara pemberitahuan dari pengeras suara yang ada disudut ruangan.

   Aku menatap para penumpang yang hilir mudik berebutan memasuki pesawat yang akan membawa ke tempat yang akan mereka tuju.sepasang tangan menggenggam tangan kanan dan kiriku.di kedua sisiku terlihat senyum manis yang merekah dari bibir kedua suamiku.Dengan sedikit bergetar aku membalas senyum mereka.
 
    Aku pun berdiri "Tenanglah honey tak usah takut.Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu," bisik Aldrick sebelum menarikku. memasuki pesawat yang akan membawaku pulang.

   Selama perjalanan,pikiranku tidaklah tenang,aku terus membayangkan pikiran buruk yang mungkin saja kelak menjadi kenyataan.Sungguh aku sangat takut jika kelak mereka berdua meninggalkanku.

Flashback

   Perasaanku campur aduk, rasanya Sangat memuakan.pikiranku kalut seperti berjalan didalam kabut tak berujung.Aku hanya menatap mereka berdua meminta penjelasan namun agaknya mereka masih ragu untuk menjelaskannya padaku.Dengan masih terisak aku tetap menunggu.

   "kami akan menjelaskannya tapi ku mohon jangan kau anggap hubungan ini masih berlanjut hingga sekarang,"ucap Xander diakhiri permohonan.Aku mengangguk perlahan,Pikiranku makin berkecamuk,segala pikiran negatif berterbangan dalam tebakanku.Sekali lagi aku menyakinkan batinku bahwa aku harus tahu meskipun aku cemas penjelasan ini akan melukaiku.

   "Himiko awalnya adalah kekasihku,"lirih Xander.Sebuah pukulan menyakitkan kembali menghantam hatiku.Satu titik kembali menetes."Honey?"

  "Tidak!! Lanjutkan aku harus tahu,jangan pedulikan aku baik-baik saja," Tidak kau tidak baik-baik saja.jerit hatiku mengingatkanku bahwa ia tengah kesakitan.Aku harus tahu ya aku harus tahu.Berkali-kali aku menguatkan hatiku.Aku menatap mantap, usahaku berhasil menyakinkan keduanya.

   "Aku tahu aku salah, seharusnya aku tak mencari hati lain ketika kelak aku akan mendapatkan hati yang telah ditakdirkan untukku.Namun Himiko juga teman masa kecilku,dia telah mengenalku sejak lama.Aku juga pernah berpikir bahwa ia adalah mate ku,"lanjutnya,matanya menerawang mungkin mengingat masa-masa ketika dengan Himiko dulu.Aku masih bersikeras mendengarkan meskipun aku tahu ada yang tengah meraung-raung kesakitan didalam tubuhku.

   "Namun agaknya Moon godes mengingatkanku bahwa perbuatanku terlampau jauh,dia memperlihatkan bahwa Himiko bukanlah pasangan yang setia,"Sejenak ia menatap Aldrick yang menunduk,tatapannya berubah sendu,"Ia juga berpacaran dengan Aldrick,aku mengetahuinya saat tak sengaja aku melakukan kunjungan ke istana vampire"

   Tiba-tiba Aldrick tertawa."Aku pun sama menganggap Himiko adalah mate ku namun semua itu terbukti salah Himiko yang kukenal polos dan sopan ternyata hanya topeng yang menutupi sifat busuknya," ia masih tertawa dengan nada aneh seolah tercampur dengan nada benci.Xander ikut tertawa, mereka Seolah menertawakan kebodohan mereka.

   "Dan sekarang disaat kita telah bahagia ia kembali dengan nada menjijikannya mencoba menggoda supaya kita kembali terjebak dalam belitan ular yang berbisa," tubuhku gemetar mendengar ucapan Xander.Jika tadi hatiku sakit karena mendengar kedua suamiku pernah menjalin hubungan dengan wanita lain sekarang hatiku sakit karena melihat keduanya terluka,bukan luka fisik namun luka dalam,aku tak tahu seberapa dalam luka itu.

  Namun ekspresi sakit keduanya setidaknya sedikit menenangkanku itu tandanya keduanya takkan pernah kembali pada wanita itu.Bibirku tersenyum,ku tegakan kepalaku kedua tanganku bergerak membelai pipi keduanya."Aku percaya," Setidaknya reaksiku ini membuat luka itu kembali mengering.

    Aku menggelengkan kepala,mengapa tadi aku begitu mantap mengatakan jika aku percaya.Sedangkan sekarang rasanya aku kembali roboh.Aku menghela nafas mencoba membuang semuanya.
Jika hal tersebut akan menjadi kenyataan maka aku pun harus menyiapkan hati.Aku harus siap dengan segala resiko yang akan terjadi nanti.

   "Sweetheart..." sebuah tangan melambai didepan wajahku membuatku terbangun dari lamunanku."Ah...ya ada apa?" Xander menatapku khawatir,matanya menatapku intens."Xander me..ngapa kau menatapku seperti itu?" tanyaku gugup karena secara perlahan wajah Xander mulai mendekat.

   Tangan Xander yang hangat menangkup kedua pipiku,tanpa ku sadari sebuah benda kenyal telah menempel dibibirku dan melumatnya pelan.Aku terbelalak,pipiku mulai terasa panas."Tak usah dipikirkan lagi,Bukankah kami sudah berjanji tak akan meninggalkanmu bukan?" Aku hanya terpaku tak mampu menjawab.Aku menoleh ke arah kananku dan yah Aldrick menggeram dan menatap tajam ke arah Xander.yang ditatap tajam hanya bersikap biasa seolah tatapan Aldrick tidak mengartikan apapun.

   Aku hanya mengangguk perlahan, lalu tanpa kusadari aku pun tersenyum kecil."Eh.."

  Sebuah tangan merangkul kepalaku dan membawanya bersandar di bahunya yang kokoh."Tidurlah aku tahu kau lelah,"Ucapnya masih terdengar kesal.Aku mendongak dan melihat wajah Aldrick yang tertekuk lucu.Aku tertawa kecil dan mencubit pipinya pelan.Aldrick juga ikut tertawa mungkin senang melihatku kembali tersenyum.

 

DOUBLE MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang