*Chapter 38*

221 22 3
                                    

Okeh Happy reading🌹

-XANDER POV-
Aku memarkir mobil tepat didepan kafeteria tidak jauh dari Hotel yang ku tinggali.Perlahan tanganku membuka pintu mobil dan menutupnya pelan.Aku segera memasuki kafeteria tersebut.Tring suara bel bergemerincing terdengar kala aku membuka pintu.Kafeteria itu tidaklah ramai hanya Dua atau tiga orang yang datang.Tatapanku mengedar berusaha mencari sosok menyebalkan yang mengganggu waktuku yang seharusnya kuhabiskan bersama mateku.

Yang akhirnya kutemukan berada dipojok ruangan ia seolah menyembunyikan dirinya.Haru mengenakan kemeja berlengan pendek dengan celana jins hitam.Rambutnya dibiarkan menutupi dahinya mirip para aktor Korea tapi sayang sekali dia sama sekali tidak mirip.Tangannya melambai memintaku mendekat."Ah Ku kira kau pergi ke festival?" Tanyanya saat tubuhku menduduki kursi dihadapannya.Aku mengangguk " tadinya aku datang namun..." Aku berhenti sejenak membuat Haru menaikan alis.Bukan perkara susah meneruskan ucapanku namun bukankah penjelasannya setelah ini akan vulgar apalagi jika diberitahukan pada anak kecil seperti Haru."Namun?Namun apa?ayolah jelaskan jangan membuatku bertambah penasaran," ucapnya mendesakku.Aku menghela nafas.

"Namun Istriku mengajakku pulang," jawabku singkat namun penuh kebohongan."Istriku bukankah dia juga istri Aldrick kan?" Ck anak ini,lama-lama aku tidak tahan untuk menjahit mulut menyebalkan miliknya." ck sudahlah lebih baik segera kau jelaskan apa yang ingin kau bicarakan padaku?!!" suruhku dengan nada ketus.Seorang pelayan datang mendekat menjeda percakapan kami.

"Howaitokohi o ippai kudasai,"-tolong satu white coffe."Howaitokohi 1-oppai omachikudasai,"-satu white coffe tolong ditunggu.Pelayan itu membungkuk lalu berjalan ke arah barista hendak menyampaikan pesanan.Aku kembali mengalihkan tatapanku ke arah Haru yang mengedikan bahu acuh."Tidak.tidak ada alasan khusus kok cuma membantu seseorang yang ingin bertemu denganmu," Aku mengangkat alis."Seseorang?" Haru menggangguk tatapannya menyapu ke arah luar jendela yang menampakan pemandangan jalan dan trotoar yang ramai dipadati mobil juga para pejalan kaki."seharusnya dia sudah datang dua menit sebelum kau datang namun entahlah dia tadi mengatakan ada urusan mendadak,mungkin sebentar lagi dia sampai," Aku mengangguk.

Seorang pelayan datang membawakan pesanan,ia membungkuk 90° sebelum kembali berlalu.Tanganku bergerak mengambil cangkir dari tatakan dan menyerutupnya pelan.Rasa khas kopi menggelanyar dilidahku.Namun kekhidmatanku meminum kopi terganggu dengan datangnya seorang gadis.Ia memakai blus berwarna ungu muda dipadukan rok hitam,rambutnya yang lurus tergerai menutupi wajahnya,karena ia membungkukan tubuhnya.Nafasnya menderu-deru karena baru saja berlari.Haru terkekeh pelan,ia menegakan tubuhnya sebelum mengatakan sesuatu yang membuat aliran darahku mengalir deras.

"Ah kau telat Himiko,dia telah menunggumu dari tadi,"mataku melotot kaget,perlahan ku angkat pandanganku dan bersitatap dengan mata hitam penuh kelicikan."Ah ya gomen aku baru saja menemui seseorang,sayang sekali padahal aku ingin membuat kesan yang baik dengan datang tepat waktu," ucapnya dengan nada sedih dibuat-buat.

Emosiku telah mencapai batasnya apalagi Xavier berhasil menguasai separuh tubuhku.BRAKKK!!! tanganku menggebrak meja membuat kami menjadi pusat perhatian."KAUU!!!UNTUK APA KAU DATANG KEMARI HAH!!??" teriakku lantang seraya menatapnya tajam bahkan Xavier meraung-raung tidak karuan didalam tubuhku berusaha merebut kendali tubuhku.

Himiko masih tersenyum tanpa dosa,membuatku bertambah muak.Seorang bapak-bapak berperut buncit mendatangi meja kami.Raut wajahnya yang keras tak membuatku gentar untuk menatapnya tajam."Maaf mengganggu.Bisakah kalian berbicara pelan kalian mengganggu ketenangan para pengunjung yang datang ke kedai kami,ucapnya tanpa nada.Namun raut wajahnya mengatakan ia merasa kesal dengan sikapku yang membuat keributan.

Aku hanya mendengar lalu duduk melupakan kejadian barusan. Himiko tersenyum meminta maaf pada bapak itu lalu duduk di hadapanku.Senyum culas belum jua sirna dari wajah cantik tapi penuh bisa."Apa yang kau mau?!!" tanyaku dengan nada dingin sedikit membentak.Himiko tertawa kecil,tangannya menyibak rambut panjangnya."Kau sudah tahu tujuanku menampakan diri dihadapanmu lagi bukan?" tubuhnya condok kedepan dengan mengucapkan kata."Merebut kembali dirimu dan Aldrick"

-AUTHOR POV-
Desahan putus asa terdengar dari arah seorang pria yang tengah berjalan menapaki lobby hotel.Pikirannya kalut setelah bertemu gadis yang tak pernah disangka akan kembali kedalam hidupnya.Ia berjalan memasuki lift dengan keadaan setengah melamun hingga tanpa sadar disampingnya telah berdiri sosok yang selama ini juga menjadi suami istrinya.

"Apa yang sedang kau pikirkan nyamuk?" tanya Xander kala melihat wajah Aldrick yang juga setengah melamun."Yang tentunya sama dengan apa yang kau pikirkan," jawabnya acuh."Hah apa yang harus kita lakukan,aku tak menyangka ia akan kembali lagi?" keluh Xander dengan nada penuh putus asa.Rasanya dirinya tengah berdiri disamping jurang yang dalam dengan kawanan pemburu yang siap memburunya."Aku pun sama dan ku rasa dia jauh lebih berbeda dari pada terakhir kali kita melihatnya," alis Xander berkerut tanda tak paham.Seolah mengerti Aldrick kembali melanjutkannya.

"Maksudku apakah kau tak menyadari auranya yang bertambah gelap?" tanya Aldrick yang diangguki oleh Xander."Sebaiknya kita lebih berhati-hati dengan wanita ular itu," ucap Xander kala pintu lift kembali terbuka menandakan ia telah sampai dilantai yang ia tuju.

Xander membuka pintu kamar hotelnya dan menemukan Yui yang tengah melamun dipinggir jendela menatap pemandangan gedung-gedung tinggi kota metropolitan tokyo."Ah Xander kau mengagetkanku!!" Yui berkata kesal kala Xander tiba-tiba merangkulnya dari belakang.Yang dimarahi hanya terkekeh kecil senang melihat wajah matenya yang marah.

Aldrick juga ikut membuat Yui kesal dengan tiba-tiba mengecup bibirnya."Kalian...!!awas saja aku tak akan pernah mau bermain dengan kalian lagi!!," ucap Yui tanpa sadar mengucapkan hal vulgar yang akhirnya membuat dua suaminya kalang kabut meminta maaf.

"Kumohon jangan seperti itu sweetheart, memangnya ada apa?apa yang membuatmu melamun," tanya Xander seraya mengalihkan pembicaraan.Hening sejenak karena Yui bukannya menjawab melainkan melanjutkan lamunanya menatap bangunan seperti pertokoan besar yang sedang dibangun,ada sesuatu yang mengganjal pada hatinya."Honey?" Panggil Aldrick,mulai memunculkan raut cemas karena tidak biasanya Yui seperti ini.Bagaimana jika ia marah lalu tak mau bermain lagi dengannya?pikiran Xander dan Aldrick mulai menggelap negatif.

Setitik bening jatuh menimpa pipi mulus Yui membuat dua suaminya kalang kabut berebutan mengelap air matanya."Ada apa Sweetheart jangan buat kami sakit karena melihatmu meneteskan air mata tanpa kami ketahui sebabnya," Pinta Xander dengan suara tertekan ada yang sakit didalam dadanya kala melihat wajah Yui yang semakin keruh juga air mata yang semakin luruh berjatuhan. Isakan kecil pun mulai terdengar.

Aldrick berdiri lalu menggendong Yui ke tempat tidur.Xander juga ikut tidur disamping Yui.Keduanya memeluk Yui bermaksud menenangkan."Ada apa Honey kumohon ceritalah,"pinta Aldrick dengan nada memohon.Yui tak bergeming ia masih setia dengan isakannya seraya menenggelamkan wajahnya pada kedua dada bidang suaminya.

Diantara kekalutan juga kebingungan yang dirasakan ketiganya sebuah pertanyaan tak terduga keluar dari mulut mungil Yui."Si...hiks siapa...hiks Himiko...hiks dan apa ...hubunganya ..hiks kalian dengannya?"

☆041120☆


DOUBLE MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang