05. Tanggung jawab

21 7 0
                                    

Jangan lupa voment nya ya!
Selamat menelusuri cerita
[Song: Dengarkan hatiku - Adera ft Nadiya]

05. Tanggung jawab.

"Kalian sudah melanggar aturan resmi yang dibuat oleh pihak sekolah. Untuk ini akan saya putuskan dengan memberikan hukuman kepada Aldevaro Wiratama dan Bintang Antara Maheswari. Aldevaro, kamu terpaksa saya skors selama dua hari dari sekolah. Dan Bintang, kamu harus bertanggung jawab penuh atas Mentari sampai dia benar-benar sembuh" ujar kepala sekolah diruang BK.

Kejadian tadi benar-benar sangat fatal menurut pihak sekolah. Untuk itu Aldevaro dan Bintang terpaksa harus menghadap ke kepala sekolah dan harus menerima hukuman yang diberikan tanpa toleransi. Hukuman Al tidak terlalu berat karna pihak sekolah masih menghargainya sebagai satu-satunya anak dari direktur sekolah.

Bintang terus memegangi luka nya yang begitu sakit. Sedangkan Al sama sekali tidak memperdulikan hukuman yang dia dapatkan. Yang dia pedulikan saat ini hanya satu, bagaimana kondisi Mentari.

Setelah pingsan cukup lama, Mentari akhirnya sadarkan diri. Saat ini dirinya tengah diobati oleh seorang dokter, ditemani oleh Renjana, Nada dan Oma Kalya. Sejak dirinya pingsan, pihak sekolah sudah menghubungi nenek nya untuk datang kesekolah.

***

Bintang, Guntur, dan Genta berjalan menyusuri koridor sekolah setelah keluar dari ruang BK. Saat ini Bintang tengah di omeli oleh adiknya yang sangat cerewet. Dia bernama Dinda. Adiknya itu juga merupakan salah satu siswi kelas 11 di SMA Merpati.

"Abang juga sih, kepala anak orang main di timpuk aja pake bobas. Cukup Dinda aja yang suka di gituin, orang lain jangan"

"Abang ga sengaja, beneran deh. Bang Guntur tuh yang ga nangkep bola nya dengan bener"

"Kenapa jadi gue?" tanya Guntur tidak merasa bersalah.

"Abang, kalo kata mama ya. Jangan suka nyalahin orang, harus intropeksi diri sendiri dulu"

"Jadi sekarang kamu lagi gantiin posisi Mama?"

"Bisa iya bisa juga engga"

***

Aldevaro terus memukuli salah satu pohon besar yang ada di taman belakang menggunakan tangan kosongnya. Dia terus memukuli dengan rasa penyesalan. Erlangga dan Ravindra, adik sepupunya itu memang sudah mengikutinya sejak tadi.

"Bang Al, stop!" teriak Ravindra.

"Lo diem Vin. Tangan gue ini udah dengan beraninya mukulin Mentari. Gue yang ngumumin pernyataan dan malah gue yang ngelanggar pernyataan itu sendiri"

"Lo cuma salah sasaran Al. Itu bukan hal yang disengaja, Mentari pasti ngerti Lo kok" ujar Erlangga.

"Tetep aja Lang. Tangan gue ini udah nyakitin dia, orang yang selalu gue jaga"

"Udahlah Al, hal yang sia-sia kalo Lo malah ngelukain diri Lo sendiri. Semuanya udah terlanjur kejadian. Lagian, Lo juga kenapa bisa kebawa emosi? Lo mukulin sahabat Lo sendiri"

"Sorry Lang, gue kebawa emosi. Lo sendiri tau kan, kalo gue ga akan ngebiarin siapapun bisa ngelukain Mentari"

"And see? Sekarang jatuhnya malah Lo yang ngelukain dia. Gue berharap dihari besok dan seterusnya Lo bisa kontrol emosi Lo dengan baik"

KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang