11. Tak akan kemana

10 3 0
                                    

Jangan lupa voment nya ya!
Selamat menelusuri cerita
[Song: Adaptasi- Tulus]

11. Tak akan kemana

"Mentari, Om" jawabnya dengan takut.

Pria yang ada didepannya itu masih menatap Mentari dengan tatapan yang dingin.

"Perempuan yang dibikin pingsan dua kali sama anak saya?"

"E-Engga gitu kok Om ceritanya. Bintang cuma..." ujarnya yang terpotong.

"Udah ceritanya lanjut nanti aja. Mama udah masak nanti keburu dingin lho. Mentari, ayo makan"

Mentari hanya mengangguk lalu pergi ke meja makan disusul oleh Bintang dan ayahnya. Akhirnya mereka makan bersama sembari Mentari menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Makan malam sudah usai sejak beberapa menit lalu. Kedua orangtua Bintang sudah mengetahui kabar Mentari yang akan menginap dirumah mereka karna terpaksa. Ayah Bintang meminta Mentari untuk tidur bersama Dinda di kamarnya.

Bintang sedang berada dikamarnya, memainkan gitar kesayangannya.

"Hari depan tak ada yang tahu... Hadirmu sangat berharga... Ku ingin engkau tahu... Aku sayang kamu...."

Bintang menyanyikan lagu tersebut sambil terbayang-bayang tentang hadirnya sosok Mentari dihidupnya. Sosok Mentari yang kini menjadi sebagian waktu dan tanggung jawabnya.

"Apa iya gue sayang dia? Sikapnya yang apa adanya ngebuat dia jadi keliatan unik dan beda" ujar Bintang dengan lamunannya.

"Apa masih ada orang lain yang percaya keajaiban selain Lo dan sahabat gue?"

"Mentari, apa mungkin Lo adalah alasan kenapa gue harus kembali kesini? Apa mungkin Lo adalah jawaban disetiap pertanyaan gue?"

Bintang mengacak rambutnya tidak karuan. Dia menuju kearah jendela kamarnya. Bayang-bayang tentang Gelora masih selalu menghantui pikirannya disetiap kali dia sendiri.

"Ge? Kenapa Lo tega sama gue? Gue kurang apa buat Lo sampai Lo segitu teganya khianati gue?"

Ditengah-tengah malam, Mentari tiba-tiba terbangun lantaran dirinya terganggu mendengar suara angin ribut dan derasnya hujan. Mentari melihat wajah mungil Dinda yang pulas tertidur. Tanpa ingin menganggu waktu tidur Dinda, dia pun berencana pergi sendirian ke dapur untuk mengambil air minum.

Saat sampai didapur, Mentari langsung mengambil gelas dan air putih lalu meminumnya. Tak lama kemudian, lampu tiba-tiba padam. Mentari begitu terkejut karna dia sangat takut gelap. Jika saja dia sedang berada dirumahnya, pasti dia sudah berteriak histeris ketakutan. Bisa dilihat Mentari sudah keringat dingin sekarang. Dia tidak bisa melihat apapun karna didapur begitu sangat gelap. Suara angin ribut dan hujan yang deras menambahkan suasana menjadi begitu seram sekarang. Mentari melangkah pelan-pelan, meraba tepian barang-barang yang ada di dapur. Saat merasa sudah berada di tangga, Mentari begitu terkejut saat menabrak seseorang yang mengarahkan sebuah senter di wajahnya.

"AAAAAAAAAA!!!" teriak Mentari menutupi mukanya takut.

"Shuttttt, jangan teriak-teriak"

"Lo siapa?!"

"Ini gue, Bintang"

"Beneran Bintang? Ga boong kan?"

"Iya Tar, ini gue"

"Sorry, disini gelap. Gue ga bisa ngenalin Lo"

"Ngapain tengah malem gini kedapur?"

"Gue tadi pengen ambil minum, tiba-tiba lampunya mati"

KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang