13. Berhujan Bersama

12 3 0
                                    

Jangan lupa voment nya ya!
Selamat menelusuri cerita
[Song: Seberapa pantas - Sheila on 7 cover by Alzera]

13. Berhujan Bersama

"Yang lain gimana? Setuju gak?"

Guntur bertanya pada teman-temannya yang saat ini sedang berkumpul dirumahnya.

"Buat waktunya gue ga setuju Tur. Besok hari kamis, kita semua masih harus sekolah" protes Genta pada sahabatnya.

"Sekali-sekali bolos gapapa kali" jawab Guntur lagi.

"Gue ga setuju, ga ada bolos bolos-an" ujar Genta tetap pada pendiriannya.

"Terserah Lo, ketua osis payah" ujar Guntur tidak terlalu keras.

Itu kata yang biasa bagi Genta karna kata seperti itu biasanya sering digunakan Guntur untuk mengejeknya. Memiliki jabatan sebagai ketua osis bukan hal yang mudah bagi Genta sebab dirinya pun belum bisa menghilangkan sifat-sifatnya yang tidak bisa dijadikan contoh. Seperti sering balapan dan berkelahi diluar sekolah.

"Tur, ngga untuk malam ini. Kita berangkat pas hari jum'at, abis pulang sekolah" ujar Bintang.

***
Siang ini cuaca tidak panas seperti biasanya, hujan terus saja mengguyur kawasan daerah kota Jakarta sejak pukul 10 pagi tadi. Sekarang sudah waktunya jam istirahat, kebanyakan anak-anak tengah memakai jaket mereka saat keluar dari kelas. Termasuk Mentari.

Bintang baru saja melangkahkan kakinya keluar pintu kelas. Secara tidak sengaja dia melihat Mentari yang tengah duduk sendirian dikursi luar kelas yang mengarah ke lapangan.
Mentari terlihat sedang melamun, menatap rintik-rintik hujan yang turun. Bintang menghampirinya lalu ikut duduk disana.

"Lagi ngelamunin apaan? gue apa hujan?"

Mentari terkejut lalu dia menoleh kearah samping, "Ya allah Bintang, Lo hobby banget sih ngagetin gue"

Bintang hanya menyengir, "Lo suka hujan kan Tar?"

"Iyaa? Terus kenapa?"

Bintang lalu bangun dari duduknya, "Berdiri sekarang"

"Ha maksudnya?"

"Sekarang Lo berdiri, cepetan bangun"

Mentari dengan kebingungan lalu ikut bangun dari duduknya, "Iya udah, terus sekarang mau ngapain?"

Bintang mengambil kedua tangan Mentari lalu menatapnya dengan tersenyum. Yang Mentari rasakan saat ini, tentu saja jantungnya berdegup sangat kencang.

"Bintang? Lo mau ngapain?" tanya Mentari dengan gugup.

Bintang tiba-tiba saja menarik Mentari ke tengah lapangan. Hal itu sontak membuat Mentari reflek berteriak. Mentari menatap tak percaya, dia dan Bintang sedang berdiri dibawah tengah hujan.

"Bintang, Kita ngapain?!"

"Main hujan lah, emang mau ngapain lagi"

"Kalo keliatan sama guru, kita pasti dimarahin"

"Masa bodo"

"Habis jam istirahat kan kita masih ada jam pelajaran? Gimana caranya kita belajar sedangkan kita basah kuyup kaya gini?"

"Ganti pake seragam olahraga aja nanti"

"Enak banget ya kalo ngomong. Gak, ini bukan waktunya buat main hujan-hujanan" ujar Mentari lalu mencoba beranjak pergi.

Saat Mentari melangkahkan kakinya menuju ke tempat berteduh, Bintang dengan cepat langsung menarik tangannya agar Mentari tidak pergi.

"Gue tau Tar, kapan waktunya Lo main hujan-hujanan. Waktu Lo lagi sedih kan? Dan sekarang gue yakin itu waktunya"

KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang