Di suatu pagi yang sejuk, seorang anak perempuan berusia sepuluh tahun sedang bermain basket sendirian di sebuah lapangan dekat danau, tidak terlalu jauh dari rumah barunya. Poni beserta rambut panjangnya yang dikuncir kuda nampak berantakan. Anak perempuan itu nampak sedang kesal. Terkadang bola basketnya ia lemparkan ke sembarang arah.
"Kenapa sih ayah harus pindah kerja ke Bogor? Kenapa? Kenapa?" Anak perempuan itu mengomel sendiri.
Tempat kerja ayahnya yang semula di Jakarta berpindah ke daerah Puncak, Bogor. Itu sebabnya keluarga mereka harus pindah ke Bogor. Ia sangat sedih dan kesal karena ia berpisah dengan teman-temannya di Jakarta. Ia juga takut apabila ia sulit menemukan teman yang baik di Bogor.
Ia melampiaskan kekesalannya lagi dengan melempar bola basketnya ke sembarang arah. Biasanya lemparannya hanya mengenai pohon, tanah, atau rerumputan. Tetapi kali ini berbeda.
Bersamaan dengan itu, seorang anak laki-laki sedang berjalan sambil membaca komik Doraemon, tokoh kartun kesukaannya. Jalanan yang dilalui anak laki-laki itu becek karena semalam hujan turun dengan deras. Tiba-tiba sebuah bola mengenai kepalanya dengan cukup keras sehingga ia refleks menjatuhkan komik Doraemonnya ke jalanan becek tersebut.
"Aduh!" Anak laki-laki itu memegang kepalanya yang terasa sakit. Ia lalu melihat ke bawah dan menyaksikan komik Doraemon miliknya telah basah oleh air becekan. Anak laki-laki itu pun kesal sekaligus sedih karena komik kartun favoritnya itu basah dan kotor.
"Woy! Siapa sih yang ngelempar bola?" Anak laki-laki itu melihat ke sekeliling, berusaha mencari sang pelaku. Nampak anak perempuan tadi berlari ke arahnya.
"Eh maaf ya, aku gak sengaja," ucap anak perempuan itu.
"Enak aja! Komik aku basah tau! Nih liat." Anak laki-laki itu lalu mengambil komiknya yang semula tergeletak di tanah yang becek tersebut.
Anak perempuan itu mengerutkan kening. "Kok bisa basah?"
"Ya tadi kan aku lagi baca komik, terus tiba-tiba bola kamu kena kepala aku. Jadinya kan aku kaget terus komik aku jatoh," jelas anak laki-laki itu. Nada bicaranya terdengar kesal.
"Maaf deh, aku kan gak sengaja." Anak perempuan itu merasa bersalah.
"Gak aku maafin! Tetep aja kan komik aku udah terlanjur basah." Anak laki-laki tersebut langsung pergi meninggalkan gadis itu. Anak perempuan itu pun menatap anak laki-laki yang sudah berlari menjauh itu dengan heran.
"Huuh, padahal kan aku mau bantuin dia buat ngeringin dan bersihin komiknya, malah udah main pergi aja. Mana dia gak maafin aku, padahal aku kan gak sengaja." Anak perempuan itu menghela napas.
***
Sesampainya di rumah, anak laki-laki itu memikirkan cara agar komiknya bisa kering dan bersih kembali. Ia lalu menjemur komiknya di halaman. Kebetulan matahari sedang bersinar cerah.
"Semoga komiknya cepet kering dan bisa aku baca lagi deh. Aku kan belom selesai baca komiknya," harap anak laki-laki itu.
Ia lalu menunggu komiknya kering sambil bermain play station di dalam rumah. Setelah jenuh bermain, ia pun ke halaman untuk melihat keadaan komiknya.
"Udah kering belum ya kira-kira?" Anak laki-laki itu menerka-nerka sambil berjalan dari ruang keluarga ke halaman rumahnya.
Ia lalu mengambil komiknya. "Yaah, kering sih, tapi kotor. Tulisannya jadi ada yang gak kebaca jelas deh." Ia kecewa.
Ia pun teringat lagi dengan anak perempuan yang melempar bola mengenai kepalanya tadi. "Ini semua gara-gara cewek ngeselin tadi. Pokoknya awas aja nanti kalo aku ketemu dia lagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/228467465-288-k176614.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hearts (TAMAT)
Novela JuvenilAras dan Arsa bersahabat sejak kecil. Kian lama, Arsa menyayangi Aras lebih dari sekedar sahabat. Namun sayangnya, ketika mereka remaja, Aras menyukai teman sekolah mereka yang bernama Karyn. Arsa sangat takut kehilangan Aras. Tapi perlahan-lahan Ar...