Bagian-04. kekhawatiran Albar

17.5K 1.6K 494
                                    

Mata nya mulai terbuka, menyesuaikan cahaya yg masuk ke mata nya, mata nya melihat langit-langit atap berwarna putih, melirik ke arah samping nya, padangan nya sedikit buram, namun mata nya ia kedipkan lagi, dan terlihat lah Albar dengan wajah khawatir nya.

"Lo gak papa?" pertanyaan itu keluar dari mulut Albar, membuat Ara tersenyum kecil dan mengangguk.

Jawaban Ara membuat Albar tersenyum lega.

Ara mulai bangun dari tidur nya, posisi nya sekarang duduk diranjang Uks sambil memegang Kepala nya pusing.

"Masi sakit?"

"Sedikit"

"Kan gue dah bilang Ra, jangan telat makan, Lo malah gak makan, kan jadi gini, Lo sekarang punya penya--"

"ARANA!! BEBEP KU!" teriakan itu masuk kedalam telinga kedua nya. Subhanallah Gusti!

Pletak!

Timpukan jidat untuk Gusti dari Ori.

"Lo kalo mo teriak kek kalengrombeng itu liat situasi Gus!" cerca Ori.

"Iyeiye maaaap! Ehh Ra gimana? Udah baik? Ada yg sakit? Ini? Ini? Yg mana? Babang Gusti khwatir.." ujar nya dengan wajah yg sedih.

Pletak!

"Nanya itu satu-satu Oon!" Timpal Rian menepuk jidat Gusti.

"Lo sama Ori ada masalah apa sih sama gue! Pasti gue! Gue lagi gue lagi!" Ucap Gusti menyesali nasip nya yg gini amat.

"Otak Lo dongkol sih" ucap Rian serta diangguki Ori.

"Elah sedongkol-dongkol nya otak gue, si Ara mau tuh sama Gue!" Bangga nya, membuat Ara tertawa walau menahan rasa sakitnya.

"Jangan diladenin, tu manusia ga ada akhlak ra" Lion dengan melipat kedua tangan nya, kesan cool boy.

"Masi sakit?" Wajah nya khwatir melihat dari atas sampai kebawah tubuh Ara, Dia Saga AgamMalik.

"Enggak kok Ga"

"Maaf ya Ra"

"Ngapain minta maaf, kan Ara yg salah Ga, gara-gara Ara, Pasti Saga kena amuk pak Agus" jelas Ara, Saga selalu seperti ini, dirinya selalu merasa salah sering merendah.

"Emang kenapa?" Tanya Albar yg merasa tidak tahu apa-apa.

"Dia telat" ucap Saga menjawab.

"Lo kok bisa telat Ra? Biasanya juga Pak Mamat selalu bukain gerbang buat Lo" Ujar Rian dengan berkacak pinggang. Memang dirinya selalu melihat Ara yg walau telat, namun pak Mamat membukakan gerbang untuk nya, dan menyuruh Ara berlari untuk cepat-cepat masuk kedalam kelas nya. Namun ini tidak.

"Itu... Sepeda Ara ban nya pecah, Ara juga gak sempet sarapan" ucap Ara menatap Albar, padahal pertanyaan terlontar Dari Rian.

Ara tahu, Albar marah kepada nya. Tapi mau gimana lagi?.

"Pulang bareng aku ya" Ajak Saga.

"Gue aja, bukan nya Lo ada kumpulan Osis Ga?" Ujar Albar, membuat Saga berdecak menyesal.

"Ara pulang sendiri aja Ga, Bar. Ara gak mau nyusahin kalian" ucap Ara membuat mereka tertegun.

Sebenarnya, Ara tidak mau mereka mengetahui bahwa dirinya bekerja sampingan, Ara tidak mau dikasihani.

Ara tidak suka merepotkan atau menyusahkan orang lain. Selagi bisa untuk apa meminta?

Ia lebih suka membantu selagi itu bisa bagi dirinya.

ARANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang