"iya lion...,Ara gak pergi kok, Lion istirahat ya.. Ara buatin lion bubur mau?"
Bukan nya menjawab, Lion malah terkekeh, memalingkan wajah nya.
"Loh,, kok ketawa?" Tanya Ara bingung, dahi nya berkerut menatap Lion lekat.
"Emang nya bisa?" Ejek Lion, ia tahu Ara tidak bisa memasak, karna pemilik cafe tempat Ara berkerja adalah milik nya.
Ara memanyunkan bibir nya, tak suka dengan omongan Lion, tapi memang benar sih dirinya tidak bisa memasak hehe.
"Kita liat aja nanti, ish.." desis Ara, lalu berbalik pergi meninggalkan Lion yg menatap punggung nya menghilang.
"Ish enak aja lion bilangin Ara gak bisa masak, liat aja nanti, pasti bubur Ara dimakan abis sama Lion" gerutu Ara berjalan menuju arah dapur, sebenarnya jika hanya bubur Ara bisa, karna dulu saat dirumah Omdad, Ara melihat bagaimana cara Fika memasak bubur.
"Momy apa kabar ya? Kira-kira, abis pulang sekolah Ara ke rumah sakit, apa boleh sama Omdad?" Tanya nya pada dirinya sendiri, sambil menuangkan air dipanci.
"Apa Ara izin dulu sama Omdad?..em.. tapi pasti ga boleh"
Ara sangat ingin tahu, kenapa Arkan sangat membenci nya, apa karna dirinya anak Daddy David? Entah lah. Kemarin Arkan sempat ingin mengatakan nya, namun.. tidak jadi, dan malah menyuruh nya pergi, tanpa menanyai kabar nya, ara kan sudah bilang, Ara pergi juga mereka tidak akan peduli.
Tetapi Ara juga sadar, ia membebani Lion dengan kehadiran nya walaupun Lion yang memintanya. Apa Lion kasihan kepada dirinya?
Disisi lain, Lion termenung menatap langit-langit kamar nya. Dirinya rindu suasana dulu, suasana dimana Mama dan Papa nya saling bercengkrama, saling tertawa bahagia.
Ini beda, sangat. Karena jalang..itu! Wanita itu. Keluarga nya hancur.
Entah keberadaan mama nya dimana sekarang dirinya tidak tahu. Sudah lama dirinya mencari mama nya namun nihil, jejak satupun dari Mama nya hilang.
Lion mengasingkan diri, dirinya lebih baik hidup sendiri dibanding hidup bersama dan tinggal bersama dengan wanita itu. Walau papa nya memaksa, lion tetap tidak mau, sama saja dirinya tinggal ditempat sampah. Lion tetap Lion, lebih suka memaksa dibanding dipaksa.
Tiba-tiba pemikiran nya terhenti, karna Indra penciuman nya mencium bau wangi bubur kesukaan nya, teringat bagaimana ibu nya memasak kan nya untuk nya. Dulu.
Lion menoleh, melihat Ara yg berjalan mendekati nya sambil membawa nampan yg berisi bubur.
Ara tersenyum, duduk didepan Lion.
"Harum kan? Ara kan--"
"Pede" ujar Lion, membuat Ara cemberut karena ucapan nya yg terpotong.
"Ish! Lion ngeselin banget sih! Yaudah ga usah makan" ngambek Ara memalingkan wajah nya.
"Yaudah ga peduli juga" ujar Lion, membuat Mata Ara melotot. Lion ini manusia spesies apa sih?
"Lion kok gitu sih!" Ucap Ara dengan nada tak suka.
Lion diam, menatap mata Ara lekat.
"Ngapain natap-natap Ara? Lion suka ya sama Ara?" Tebak Ara membuat Lion terkejut, gadis yg dihadapannya ini apa tidak memikirkan dulu sebelum berbicara?.
"Gr" ucap Lion, singkat padat jelas. 3spj.
"Siapa yg Gr? Emang bener kan?"
"Iya"
"Tuhkan! Ara bener! Lion suka ya sama Ara"
"Iyain aja biar lo seneng"
"Kok gitu sih!" Gerutu Ara, Lion ini kenapa sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARANA
Romance(cerita ini mengandung bawang+emosi) "Happy birthday.. Ara..." "Happy birthday Ara...." "Happy birthday... happy birthday... Happy birthday.... Ara...." "Happy birthday untuk diri kamu sendiri Ara..." Arana. Gadis pecinta hujan. Menyukai pelangi. Na...