"Lion?" Ara menyentuh pipi Lion yg dingin, Ara kembali menepuk pipi Lion namun tak kunjung Lion bangun.
Karna khawatir Ara langsung membawa Lion pergi kerumah sakit.
Sesampainya ia dirumah sakit, Lion langsung diperiksa dokter, dokter mengatakan jika Lion tak bisa kena hujan, itu membuat nya demam. Ara mengangguk mengerti, ini karna nya.
"Maaf Lion.. " lirih Ara.
"Ara minta maaf, karna Ara Lion jadi gini" ujar nya lagi.
"Tapi kenapa Lion? Kenapa Lion masih ngejer Ara? Padahal Ara udah buat Lion sakit hati.." Ara menunduk. Sesaat dirinya hendak pergi tetapi tangan nya dipegang oleh Lion untuk tidak pergi. Ara kembali terduduk.
"Ara harus pergi Lion" Ara melepas tangan Lion dari tangan nya.
Ara meninggalkan Lion sendirian, ia kembali pulang kerumah nya, terduduk disofa dengan termenung.
"Oh... Jadi lo pulang kesini?" Ara mendongak melihat yg berbicara. Clara.
"Tan..tante masih disini?"
"Oh pasti dong, sekarangkan ini jadi rumah gue sama anak gue" ujar Clara tersenyum.
"Mimpi Tante ketinggian!"
"Kenyataannya gitu, ck kalo lo mau tinggal disini gue bolehin, tapi tau sopan santun!" ujar Clara lalu berjalan masuk ingin kekamarnya.
Bukan, bukan nya Ara ingin tinggal dirumah itu, Ara hanya tidak ingin pulang kerumah Nenek Mona karna Ara tak ingin sekeluarga menanyai dirinya dan mengkhawatirkan nya.
"Hallo? Oh.. Sheila? Ya, mereka berdua udah gak tinggal serumah, dan gue yakin sebentar lagi mereka bakal pisah" Clara berjalan pergi sembari menjawab telfon. Sebelum itu Ara langsung mengambil alih ponsel Clara.
"Denger ya kamu Sheila! Ara gak akan pernah ngebiarin rencana kalian berhasil! Inget itu!" Ara mematikan sambungan telefon dan memberikan nya lagi ke Clara dengan tatapan tajam.
***
"Anna!" Pila langsung memeluk Anna teman nya. Anna membalasnya.
"Gimana kamu baik-baik aja?!"
"Aku baik La" jawab Anna pelan.
"Albar gak ngapa-ngapain kan?" Anna menggeleng.
"Albar ngejaga aku la" Pila terkejut.
"Kamu pasti gak percayakan? Aku juga gak percaya, tapi dia bener-bener ngejaga aku La, dia perhatian" ujar Anna, Pila semakin terkejut.
"Apa... Dia mau tanggung jawab An?" Anna menggeleng pelan.
"Itu gak mungkin La, aku sama Albar jauh beda, lagi pula ini salah Ibu aku, aku.. aku bakal gugur--"
"Jangan An! Dia gak salah, bayi dikandungnya lo gak salah, apa harus kesalahan ibu kamu, dia yg bayar? Buang jauh-jauh pikiran itu An, aku gak akan ngebiarin kamu ngelakuin itu, aku bakal bujuk dan bilang lagi sama Albar" saat Pila hendak pergi Anna mencegah nya.
"La, itu gak akan mungkin"
"An.. gue tau.. siapa orang yg bisa ngeyakinin Albar.."
"La udah--"
"Enggak An, lo sahabat gue, gue gak akan ngebiarin masa depan lo ancur"
"Udah anc--"
"Stop An, gue bakal jujur sama Ara, untuk saat ini, lo tinggal dirumah gue dulu"
Sementara itu Ara berangkat sekolah dengan tidak baik, karna ucapan Rian terus berada dikepala nya.
Hingga sebuah mobil berada disampingnya berhenti, seorang wanita keluar dan berjalan menghampiri nya, Ara mengernyit tak mengenal wanita itu.
"Hallo Ara.. masih ingat dengan saya?" ucap wanita itu, Ara menggeleng.
"Tante.. siapa ya?" tanya Ara.
"Saya Mama Lion, Sara" Ara terkejut.
Tidak, dia bukan Sara, melainkan Sheila yg berpura-pura sebagai Sara, karna Sheila tahu dari Clara, jika Ara sedang mengalami amnesia.
Sheila sangat tidak suka dengan Ara, karna Ara dirinya dulu tidak jadi bersama Arkan, iya, dulu ia sangat menyukai Arkan, namun karna Ara, Sheila dijauhkan, hingga ia mengetahui jika Arkan dan Fika sudah menikah. Sheila dendam, dan akan membuat Ara sakit hati, tidak ia duga juga bahwa Ara terlibat cinta dengan anak tiri nya yaitu Lion.
"Oh iya.. ada apa Tante?" tanya Ara.
"Kamu bisa ikut Tante?" Sheila melirik mobil nya, Ara canggung lalu mengangguk.
Kedua nya masuk kedalam mobil."Uhm.. Tante kenapa tahu tentang Ara?"
"Tentang itu.. Tante tahu dari teman Lion kalau Ara adalah teman dekat Lion, bener?" Sheila bertanya, Ara perlahan mengangguk.
"Hm.. Ara, karna Ara Lion gak ngerasa sendiri lagi, Tante berterimakasih dengan Ara, jika saja wanita itu tidak..." Sheila sengaja memotong ucapan nya agar Ara bertanya.
"Kenapa Tante? Tante bisa cerita sama Ara"
"Karna wanita itu.. Sheila, hubungan Tante dengan Papa nya Lion hancur... Tante dipisahkan dengan Lion" ujar Sheila berpura-pura sedih.
"Shei.. Sheila?" Sheila mengangguk.
"Ara kenal dengan wanita itu?" Ara
mengangguk."Tante, dia juga mau hubungan Daddy sama
Momy Ara hancur, kita punya masalah dengan orang yg sama Tante" ucap Ara."Benar begitu? Ara, Ara mau kerjasama sama Tante? Buat nemuin orang yg nama nya Sheila?" Ara mengangguk.
"Ara mau Tante, Ara gak bakal biarin orang yg nama nya Sheila itu tenang"
Sheila tersenyum menyeringai, Ara sudah dalam jebakan nya.
Sudah sampai disekolah Ara, Sheila tersenyum dan melambaikan tangan nya ke Ara, Ara membalas nya.
"Ara bakal nemuin kamu Sheila" geram Ara, lalu masuk kedalam sekolah nya.
Tbc.
Tidak seru ya?
Mau lanjut? Komen next ya
Vote nya jangan ketinggalan oke.See you dihari jum'at!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARANA
Romance(cerita ini mengandung bawang+emosi) "Happy birthday.. Ara..." "Happy birthday Ara...." "Happy birthday... happy birthday... Happy birthday.... Ara...." "Happy birthday untuk diri kamu sendiri Ara..." Arana. Gadis pecinta hujan. Menyukai pelangi. Na...