"Awan yang hitam tidak akan pernah bisa putih kembali, kecuali hujan yang akan menghilanginya dan menaruh pelangi setelah nya"
-AranaAdelard.14. Hero yang brengsek.
Hari mulai sore, sedangkan Ara masih didalam gudang sendirian, ponsel nya lowbat ia tidak bisa memberi tahu siapapun, ia hanya bertekuk lutut dengan wajah nya yang tertutup rambut nya.
Ia berdoa kepada Tuhan semoga ada seseorang yang menolong nya.
Dengan rintik air mata yg mengalir dipipi nya.
"Ara mohon...Ara mohon...plisss" doa nya, mempererat pelukan lutut nya.
Teng!
Suara lonceng tua terdengar cukup keras, Ara gemetar, kedua tangan nya ia tutupkan ditelinga nya.
Sssssssst....
Semilir Angin mengibar rambut Ara.
"Ara..mohon..."
Hihihi....
Brak!
Ara mendengar pintu gudang didobrak, sedikit ragu untuk menoleh, perlahan demi perlahan kepala nya melihat ke arah pintu itu.
Sosok bayangan terlihat dari lantai gudang.
Langkah kaki mendekat.
Ara tidak berani melihat ke arah itu ia kembali mempererat tutupan telinga nya, kepala nya yg bertumpu pada lututnya.
"Ara....?" suara itu..
Ara mendongak dengan wajah ketakutan.
Mengetahui siapa orang tersebut, Ara bangun dan langsung memeluk nya.
"Albar..." Ara mempererat pelukan nya, jujur dirinya sedikit tenang karna ada yang menolong nya.
Albar ingin membalas pelukan Ara, namun saat mengingat bagaimana Ara melukai Selin. Tangan nya ia tarik lagi.
"Lo ngapain disini.." Tanya Albar.
"Tolong...tolong bawa Ara pergi dari sini Bar..." ucap Ara lirih pelan.
Albar melepas pelukan Ara, menatap Ara yang menunduk ketakutan.
"Jangan takut, gue disini" ucap Albar meyangkinkan Ara agar ketakutan nya sedikit berkurang. Ara menunduk dengan menelan saliva nya.
Albar rindu dengan sifat Ara yang kekanak-kanakan, polos nya..kebodohan nya..namun itu mustahil.
Albar menggengam tangan Ara erat. Membawa Ara keluar dari gudang itu. Ara melihat sekitar sudah sepi, karna murid lain pun pasti sudah pulang, tapi Albar?
Mengapa masi disini?
Ara menghapus bekas air mata nya, menggunakan tangan kanan nya, sedangkan tangan kiri nya dipegang oleh Albar.
Sampai diparkiran, Albar berhenti begitupula dengan Ara.
"Lo tunggu sini, gue ngambil motor dulu" ucap Albar. Ara mengangguk. Sungguh ia masih takut.
Albar berjalan ke arah motor nya diparkir. Ia sudah memakai helm dikepala nya. Namun saat memasukan kunci kedalam motor nya dan mengarahkan kunci itu. Sial nya motor itu tidak hidup.
Albar melepas helm yang berada dikepala nya.
Turun dari motor nya, dan berjongkok mengecek kenapa dengan motor nya.
"Sial! kenapa harus sekarang?!" ketus nya tangan nya memukul bagian jok motor.
Albar menghampiri Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARANA
Romance(cerita ini mengandung bawang+emosi) "Happy birthday.. Ara..." "Happy birthday Ara...." "Happy birthday... happy birthday... Happy birthday.... Ara...." "Happy birthday untuk diri kamu sendiri Ara..." Arana. Gadis pecinta hujan. Menyukai pelangi. Na...