42

228 19 7
                                    


Akhir akhir ini dhilak sudah sering alpa di absen kali ini dia tidak akan alpa dan sakit lagi,terlihat beberapa siswa menatapnya setelah kejadian dimana dia terkapar bersimbah darah di dalam gudang.

"DHILAK!!!!!"teriak seorang gadis siapa lagi kalo bukan sahabatnya.

"Temen gue gak ada yang beres"

"Haaah!!!! Apa!!"terianya lagi.

"Tau ni vien Lo gak bawa sialan itu lagi"tanya Della yang baru saja datang.

"Kamera maksud Lo?enak aja Lo bilang sialan itu sumber penghasilan gue"ketusnya.

"Yayaya"

"Berisik"ketus dhilak dan berjalan kearah kelasnya.

"Lo sih"

"Lo bego"

Mereka masih saling adu argumen padahal beberapa menit lagi sudah bel dan beberapa orang yang melewati mereka mengapa dengan bingung bahkan ada yang terang terangan berbicara saat melewati mereka.

"Ehhh tuan putri udah sembuh tapi sayang kok gak mati mati ya,keknya harus lebih parah"ujar pretty saat dia berpapasan dengan dhilak dipintu.

"Siapa yang bicara?"tanya dhilak pura pura tak melihat pretty.

"Eh bodyguard Lo mana kok gak kelihatan"liriknya kesana kemari saat dia tak melihat Fatur yang sangat agresif.

Dhilak menatapnya,"peduli amat lo"ucapnya sambil tersenyum devil dan berjalan ke bangkunya.

"Sialan"batin pretty.

***

Pelajaran pertama sampai istirahat berjalan lancar seperti biasanya beristirahat dikantin sambil menenangkan perut yang lapar.

"Jadi sepi ya semua pada gak sekolah"ujar Della sedih pasalnya sang kekasih tak sekolah.

"Hmm mereka sepertinya sudah janjian"ujar dhilak sambil memakan batagornya.

"Gue gak ada Fian biasa aja tuh"

"Lah Lo siapa yang nanya?"cibir Della.

"Bodo!!"

"Udah deh jangan mulai lagi"ujar dhilak kesal.

"Iya iya iya"

"Lah terus yang jemput Lo siapa lak?Fatur?"tanya della.

"Keknya ridho soalnya Fatur gak bisa!!"ujar dhilak.

"Gue mau kerumah Della Lo gak ikut?"tanya Vien.

"Ngapain?"tanya balik dhilak.

"Ya nongkrong lah kali kali makan makanan emaknya Della"

"Gue gak bisa"lirihnya.

"Lah kenapa?"tanya Della.

"Taulah"ujar dhilak malas.

"Oh iya suami lo marah kalo Lo gak pulang cepat"ujar Vien.

"Tu tau"ketusnya.

"Kasian dhilak"ujar Della dan memeluk dhilak.

"Kacian"ujar Vien juga dan ikut ikutan memeluk dhilak.

"Pada kenapa dah?"tanya dhilak bingung.

"Lo berharga dihidup kita lak"lirih Della.

"Semoga masalah yang Lo dapatkan selesai dengan secepatnya"guna Vien membuat dhilak menagis dan membalas pelukan kedua temannya.

"Makasih kalian"ujar dhilak sambil menagis membuat seisi kantin menatap mereka dengan bingung seakan akan ini perpisahan terakhir mereka dengan saling menagis.

troublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang