17˚*❀ Jun

2K 188 2
                                    

Rekomendasi lagu pas baca part ini :
Seventeen - Us, Again.

----

Kau tersenyum melihat lembaran-lembaran polaroid yang mungkin berjumlah puluhan bahkan sudah ratusan. Kau sesekali tertawa pelan saat mengingat-ingat moment saat foto-foto itu diambil.

Kau beralih pada kamera DSLR yang kau miliki untuk melihat foto-foto yang belum sempat kau cetak. Kau kembali mengingat kenangan yang sangat manis, bersama dengan orang yang menjadi objekmu dan mendominasi galeri kameramu itu.

'Kau bahkan menyuruhku memotretmu sepanjang jalan' kau bergumam lalu tersenyum pahit melihat fotonya yang sedang berada di tangga gedung museum.

Kau kembali melihat semua foto-foto itu. Kau akui dirimu bodoh. Sudah beberapa bulan, bahkan kau sudah tidak ingin mengingat kapan tepatnya hal itu terjadi. Saat dimana lembaran bukumu yang mengumpulkan kenanganmu bersamanya mencapai kata 'tamat'. Meskipun begitu, kau masih sering melihat-lihat kenangan-kenangan itu.

Bagaimana kabarnya? Apa dirinya bahagia dengan kesuksesannya sekarang? Apa dia selalu mengingat jadwal makannya? Apa ia tidak akan melewatkan makan malamnya lagi untuk waktu latihannya yang padat?

Berbagai pertanyaan masih sering mendatangi pikiranmu. Kau masih sesayang itu padanya.

Dia, Moon Junhui, orang yang pernah mengisi lembaran buku harianmu.

Sebenarnya kau bahkan tidak begitu mengetahui dengan pasti, bagaimana seorang idola sepertinya pernah memiliki hubungan denganmu. Bagaimana seorang anggota dari grup terkenal itu pernah menjadikanmu salah satu kesehariannya.

Yang kau ingat, kau pertama bertemu dengannya saat mengantar sepupumu ke studio dance yang berada tidak jauh dari rumahmu. Saat itu Jun juga berkunjung ke sana bersama teman-temannya.

Mungkin itu sebuah takdir. Walaupun sudah berakhir, namun kau tidak akan menyesali pertemuan dan kenanganmu bersamanya.

Kau mulai menangis mengingat bagaimana hubunganmu dengannya berakhir. Kau menumpahkan segala yang kau tahan sejak tadi.

Flashback•

Kau berjalan bersama Jun yang berada di sampingmu sesekali memberimu lelucon seperti biasanya. Kau sempat bingung dengan tingkahnya hari ini, sudah beberapa jam kalian berjalan dan menikmati hari kalian. Biasanya kau tidak punya waktu lama untuk bersamanya.

"Kau bisa mengambil fotoku di sini."

Jun lalu melangkah naik ke anak tangga yang lebih tinggi di atasmu. Ia mulai berdiri sambil tersenyum di sana, memintamu untuk memotretnya.

"Mengapa hari ini kau menyuruhku mengambil banyak gambarmu, huh?" Kau bertanya dan tertawa kecil sambil mengarahkan lensa kameramu ke arahnya.

"Hm? Karena kau hobi fotografi dan kau bisa menjadikanku objekmu?" Jun tersenyum lembut lalu mengulurkan tangannya ke arahmu, menyuruhmu untuk menyusulnya.

Hari itu kau belum mengetahui maksudnya selama seharian. Sampai saat dimana ia akan kembali ke studio latihannya dan mengantarmu pulang.

"Aku senang hari ini kita menghabiskan waktu dengan bahagia. Aku melihat senyummu yang mengembang. Aku harap besok dan seterusnya kau juga akan menghabiskan waktu dengan bahagia seperti ini."

Kau masih diam menatap Jun yang kini berbicara lembut namun menatapmu sendu.

"Maksudku, walau aku tidak bersamamu lagi."

Bohong, sangat bohong bila kau mengatakan hatimu tidak perih karena ucapannya itu. Kau berbohong bila kau mengatakan moment ini bukanlah moment yang membuatmu sakit.

Seventeen || ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang