"Hm? Cemburu? Tidak. Tidak pernah. Untuk apa? Memangnya ada yang bisa membuat (Y/n) berpaling? Hahaha"
Itu Seokmin, kekasihmu. Kau sedang berjalan hendak ke perpustakaan saat kau mendengar suara Seokmin dari arah laboratorium komputer, sedang mengobrol bersama teman-temannya.
Kau rasanya sangat sedih mendengar Seokmin berkata demikian. Terlebih lagi, ia mengakhiri kalimatnya dengan tawa. Apa maksudnya? Jadi selama ini? Ia menganggapmu hanya menjadi seseorang yang terobsesi padanya? Kau tak bisa berpaling katanya?
~~~
Kau kembali mengingat kejadian tadi. Sekarang kau tidak bisa fokus dengan bacaanmu. Membuat seluruh tugasmu mungkin akan tertunda, lagi.
Kalau diingat-ingat, Seokmin memang tak sekalipun mempermasalahkan keberadaan teman-teman pria di sekitarmu. Jangankan melarangmu, menanyakan siapa saja teman priamu, dia tak pernah.
Pernah suatu hari, kau minta izin padanya untuk mencari referensi foto bersama Minghao. Kau membayangkan Seokmin yang akan bertanya ke mana kau akan pergi, berapa lama bersama Minghao, Kapan pulang, ataupun sekedar ekspresi keberatan.
Tapi tidak, itu semua hanya khayalanmu. Kenyataannya, dia hanya mengangguk dan membiarkanmu pergi. Lebih mengesalkan lagi saat ia berkata
"Kenapa harus izin? Itu tugasmu, kamu pergi sama siapa ya terserah kamu."
Kan?
Oh, kamu juga pernah bertanya, apakah dia tidak seperti lelaki lain yang bisa cemburu. Tahu apa yang dia katakan?
"Loh? Harus ya aku cemburu? Memangnya apa salahnya? Aku juga dekat dengan hana."
Mengesalkan? Iya. Karena dia tidak tahu kau sangat mudah cemburu bila dia dekat dengan Hana.
.
Masih larut dalam pikiranmu, seseorang duduk di sebelahmu lalu mulai melukis di bukunya.
"Kau melamun? Kalau iya, lanjutkan. Aku akan melukismu seperti itu." Kau terkejut saat mendengar suara lelaki itu. Dia Mingyu, bisa dibilang dia adalah cinta pertamamu.
Kau akhirnya menyadari bahwa tugasmu yang menumpuk itu masih menunggu untuk diselesaikan. Kau memperbaiki dudukmu dan ingin kembali mengerjakan tugas.
"Oh tunggu dulu, nona. Berpose lah seperti tadi, aku sedang melukismu. Cantik."
Kau tersenyum mendengar teman masa kecilmu ini memujimu. Kau lalu tertawa dan memukulnya pelan.
"Perilakumu masih sama, ya?"
Kau tidak menurutinya untuk mengganti posisimu, kau tetap mengerjakan tugasmu.
"oh iya, (Y/n), mau menemaniku? Ke pameran lukisan besok malam. aku ingat dulu kau senang saat aku mengajakmu ke pameran." Kau menoleh pada Mingyu yang dengan kebetulan juga sedang menoleh padamu karena ingin melukismu.
"Benarkah? Aku boleh ikut? Baiklah. Besok aku tidak punya jadwal, lagipula aku senang melihat lukisan." Kau mengangguk-angguk menyetujui ajakannya.
Tunggu, kau menyetujuinya tanpa izin Seokmin? Biasanya kau akan minta izin dulu. Biarlah, toh dia pernah bilang kamu pergi bersama siapa itu terserah kamu.
••••
Seokmin pov.
"Eih, kau jangan berpikir seperti itu. Bisa saja pria seperti Mingyu menarik perhatian (Y/n), aku sering melihatnya melukis (Y/n) saat sendirian, dan kalau dilihat-lihat, (Y/n) sangat senang saat menerima lukisannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen || Imagine
Fiksi PenggemarHanya kumpulan kisah, yang disebut dengan 'imajinasi' for. carats [BxG] [SVT x Reader] p.s. no smut :) .. #1 imagineseventeen [oct2020] #1 seventeenimagine [nov2020] #1 imagineseventeen [nov2020] #1 Woozi [jan2021]