kali ini aku pake sudut pandang ke-3 ya. semoga suka :"
vote+comment🧡🦕
---
(Y/n) sebisa mungkin menenangkan dirinya. Tidak ada yang spesial, pun tidak ada yang menakutkan, namun perasaannya tidak karuan sekarang.
"(Y/n), ayo!" Bitna menarik tangannya untuk memasuki sebuah perpustakaan yang berada di pusat kota.
Jika kalian bertanya apa yang membuat (y/n) tidak tenang, itu karena ia tidak pernah mengunjungi perpustakaan ini. Dan ia sangat tahu bahwa seorang pria yang sejak lama ia kagumi sering berkunjung ke tempat ini.
Sebut saja ia konyol dan aneh, namun ia beranggapan bahwa pria itu akan berada di sana kapanpun.
"Bitna, apa kita tidak bisa ke perpustakaan lain? hm?" Ia berusaha membujuk sahabatnya itu.
"Memangnya kenapa, (y/n)? Apa yang kau takutkan? Aku sudah pernah ke sini, dan buku di sini sangat lengkap, aku yakin kita akan mendapatkan jurnal itu dengan cepat."
Baiklah, sekarang (y/n) pasrah, bagaimanapun ia harus tetap memikirkan tugasnya itu, dan memang jurnal yang mereka cari sangat susah ditemukan.
Toh, sudah lama ia tidak bertemu pria itu. Bahkan kabarnya saja, ia tidak tahu.
Cukup lama mereka berada di perpustakaan itu. Mencari buku, membaca, bahkan mereka sudah mengerjakan sebagian dari tugas mereka.
"Maaf nona, jurnal itu tidak untuk dipinjamkan."
(y/n) menghela napas panjang saat mendengar penjaga perpustakaan mengatakan hal itu. Itu artinya Bitna akan menariknya lagi ke sini.
Mereka berdua melangkahkan tungkai mereka keluar dari perpustakaan itu, melewati beberapa pintu ruangan yang sepertinya menjadi tempat berkumpulnya beberapa organisasi pemuda di kota itu.
Hingga (y/n) memelankan langkahnya. Ia berhenti sejenak dan seakan membeku.
"Aku tidak apa-apa, aku akan segera menyusul, aku serius."
Sayup-sayup ia mendengar suara seorang pria, sangat familiar bagi telinga (y/n).
Saat ia sudah sedikit tenang dan meyakinkan dirinya bahwa ia hanya berhalusinasi, ia kembali melangkah. Namun bertepatan dengan itu, Bitna berbalik dan dengan cepat berjalan kembali ke ruangan perpustakaan.
"Tunggu, (y/n), sepertinya aku melupakan buku catatan kecilku di dalam."
(y/n) hanya mengangguk lalu kembali melangkahkan kakinya, ia berniat menunggu Bitna di halaman gedung perpustakaan itu.
Ia melangkah dengan cukup cepat, masih berpikir ada kemungkinan ia akan bertemu dengan pria itu.
Ia merapalkan segala materi yang dosennya ajarkan kemarin, sesuatu yang harus ia hapal, dan ia ingin mengalihkan pikirannya ke materi itu.
Ia melihat ada beberapa pria yang duduk sambil mengobrol. (y/n) sebisa mungkin mengalihkan pandangannya ke tempat duduk lain di sekitar sana. Namun mungkin seperti tertarik akan sesuatu, ia menelusuri kumpulan pria itu dengan menggerakkan matanya sekilas.
'aku bersumpah akan lari dan meninggalkan Bitna bila ia tidak segera datang dan ternyata Lee Chan ada di tempat ini'
Ia bergumam sambil menggerak-gerakkan jarinya tidak karuan.
Ia mendengar suara tawa dari kumpulan pria tadi, yang berada tak jauh dari tempat (y/n) duduk.Ia terkejut saat tiba-tiba ada seseorang dari sekelompok orang itu yang berjalan menghampirinya.
"Hai, nona. Sedang apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen || Imagine
Fiksi PenggemarHanya kumpulan kisah, yang disebut dengan 'imajinasi' for. carats [BxG] [SVT x Reader] p.s. no smut :) .. #1 imagineseventeen [oct2020] #1 seventeenimagine [nov2020] #1 imagineseventeen [nov2020] #1 Woozi [jan2021]