Hansol sedari tadi menatapmu bingung. Pasalnya kau sudah menonton event promosi es krim di televisimu sejak sejam yang lalu. Sungguh aneh.
"Kau serius menonton itu? Promosi itu bahkan sudah berulang-ulang, (y/n)."
Hansol yang melihatmu dari meja di dalam ruang kerjanya bertanya. Ia sengaja membuka lebar pintu ruangannya agar dapat sesekali melihatmu yang sedang menonton televisi di ruang tengah.
Kau datang ke rumah Hansol sejak dua jam yang lalu, namun yang kau kerjakan sedari tadi hanya menonton dan makan. Hansol berada di dalam ruangannya, sedang menulis lirik lagu yang diharuskan oleh perusahaan tempatnya bekerja.
"Eum. Tidak ada tayangan lain yang menyenangkan." Kau hanya beralasan seperti itu lalu melanjutkan kegiatan menontonmu.
"Baiklah." Meskipun agak ragu, Hansol hanya mengangguk lalu kembali fokus pada layar komputernya.
Tak terasa, kau menonton event promosi itu hingga selesai. Kini kau merasa lelah dan sangat mengantuk. Namun kau terlalu malas untuk pergi ke kamar. Walaupun ini bukan rumahmu, tapi sebenarnya kau punya kamar di sini, jadi mestinya kau bisa tidur di kamar sesuka hatimu.
Sayup-sayup kau mendengar suara Hansol yang sedang berbicara, sepertinya sedang menelepon dengan seseorang. Kau tidak mau ambil pusing untuk beranjak hanya untuk mengetahui siapa yang ia hubungi.
Kau mematikan televisi yang kau tonton sejak tadi, lalu mencari posisi nyaman untukmu tidur di sofa.
---
Kau tidur sekitar dua jam. Masih nyaman dengan posisimu di sofa itu, kau mengalihkan pandanganmu mencari keberadaan Hansol.
"Hansol?" Kau memanggil nama Hansol karena kau tak melihatnya di dalam ruangannya.
"Hm?" Kau mendengar suara Hansol menanggapi panggilanmu.
Kau sedikit menggerakkan tubuhmu untuk melihat Hansol yang sedang berada di meja makan. kekasihmu itu tengah menyantap sereal.
"Sudah bangun? Mengapa kau tidur di sana? Bahkan tidak mengambil selimut." Dia berbicara masih dengan kegiatannya memakan sereal.
Kau menunduk dan melihat tubuhmu yang kini ditutupi selimut. Kau bahkan baru menyadarinya.
"Terima kasih." Kau tersenyum lalu berterima kasih padanya.
"Hm? Untuk?"
"Selimutnya." Kau masih tersenyum menatapnya.
"Sudah biasa. Dan, jangan menatapku terus. Bangun dan makan bersamaku." Walau ekspresi Hansol tidak berubah, namun kau dapat melihat telinganya sedikit memerah saat mengatakan itu.
Kau tertawa pelan melihatnya. Kau tahu, meskipun kalian sudah lama bersama, namun Hansol masih mudah malu saat kau tatap.
Kau beranjak dan merapikan tempatmu tidur. Tidak banyak, hanya melipat selimut dan merapikan posisi bantal sofa itu. Kau lalu melangkah ke arah Hansol yang tengah menyediakan semangkuk sereal untukmu.
"Kita akan ke suatu tempat, jadi makan dulu sebelum kita pergi."
Kau hanya berdeham menjawabnya sambil mengambil alih mangkuk sereal itu.
"Ada yang kau inginkan? Atau ada yang ingin kau datangi?" Hansol bertanya padamu yang masih diam memakan sereal.
Kau berpikir sejenak, kau sebenarnya tidak terlalu lapar karena kau sudah makan banyak sebelum tidur, dan kau juga nyaman nyaman saja tinggal di rumah.
Kau menggeleng pelan menjawab pertanyaan Hansol.
Kau melihatnya mengangguk sambil menghabiskan makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen || Imagine
FanfictionHanya kumpulan kisah, yang disebut dengan 'imajinasi' for. carats [BxG] [SVT x Reader] p.s. no smut :) .. #1 imagineseventeen [oct2020] #1 seventeenimagine [nov2020] #1 imagineseventeen [nov2020] #1 Woozi [jan2021]