Teater

12 2 0
                                    

Sesampainya di Rumah Tiara langsung mandi karena badanya basah kehujanan.

"Assalamualaimum"

"Waalaikumussalam,eh kamu kehujanan?" Tanya Mamah.

"Iya Mah tadi kehujanan pas eskul"

"Yasudah sekarang kamu langsung mandi ya, nanti mamah bikinin teh anget"

"Iya Mah makasih"

Tiara mandi dengan air hangat,karena kalau kita kehujanan bagusnya pakai air hangat mandinya, terus kepalanya di siram air supaya ga pusing. Setelah mandi, minum atau makan yang anget- anget supaya tubuh tidak kedinginan dan tidak masuk angin.

Malam hari tiba, langit sangat terlihat indah dimana bulan bersinar dan di tambah bintang- bintang yang menghiasi langit malam ini. Tiara menyiapkan dulu persiapan untuk besok sekolah lalu tidur.

~~~💧💧💧~~~

Hari ini Tiara berangkat kesekolah pukul 6.30. Seperti biasa sebelum berangkat Tiara berpamitan kepada Orang tuanya.

Beberapa menit kemudian Tiara sampai di sekolah dan langsung menuju ke kelas. Bel tanda masuk berbunyi. Hari ini adalah pelajaran Seni Budaya.

"Sekarang coba kalian keluarkan selendang yang kalian bawa"

Waktu pertemuan sebelumnya Bu Sri menyuruh kita untuk membawa selendang dari rumah untuk pertemuan yang akan datang. Tapi kami belum tau untuk apa.

"Sekarang bawa selendang kalian dan ikuti ibu"

Emmm mau kemana ya?ini mau tari apa mau apa ya?eh ini cuman bawa selendang ya ga bawa buku? Banyak Pertanyaan- pertanyaan di kepala murid.

Sampailah di lapangan sekolah

"Baik sekarang kalian bikin 2 baris, 1 baris untuk perempuan dan 1 baris laki- laki setelah itu kalian saling berhadapan"

"Nah.. kalian sudah lihat kan siapa saja yang ada di hadapan kalian,nah...kalian akan saling berpasangan. Disini kita akan bermain game sebelum kita mulai pembelajaran hari ini. Disini kalian harus kompak dan harus saling percaya"

"Nanti salah satu dari kalian matanya akan di tutup oleh selendang yang kalian bawa, dan yang satunya akan mengarahkan jalan. Kalian akan mengelilingi sekolah sampai kalian kembali lagi kesini. Setelah sampai sini lagi nanti kalian bergantian, yang tadinya matanya di tutup menjadi pengarah jalan dan yang tadinya pengarah jaran matanya akan di tutup. Setelah itu kalian kembali ke kelas nanti kita akan mulai pembelajaran"

"Iya bu"

Murid- murid mulai melakukan apa yang di perintahkan oleh ibu tadi. Nah Tiara sekarang matanya tertutup oleh selendang dan akan di arahkan oleh Alif.

"Lurus...."

"Lurus..."

"Kanan dikit...."

"Kanan...."

Para murid berteriak untuk mengarahkan, sedangkan yang matanya tertutup sangat ketakutan karena tidak bisa melihat apa- apa. Mungkin ada beberapa pasangan yg menjaili pasanganya, nyuruh loncat padahal ga ada apa- apa hahaha. Karena kejailannya ada yang sampai terjatuh karena tidak saling percaya sedangkan kunci game ini adalah saling percaya.

Setelah sampai ketempat awal mereka memulai game tadi,mereka lalu bergantian. Dan sekarang giliran Tiara yang mengarahkan sedangkan Alif matanya di tutup.

"Lurus....."

"Lurus...."

"Kanan..."

"Kanan terus...."

Saat Tiara mengarahkan ternyata Alif malah di jaili oleh temannya yang berbeda kelas.

"Kiri...kiri....loncat" ujar seseorang dari kelas lain sambil teriak- teriak.

Nah sedangkan alif malah mendengarkan mereka,mungkin karena suaranya sangat berisik dan keras. Akhirnya Alif hampir saja menabrak tembok sekolah. Tapi untungnya Tiara langsung bergerak menarik tangan Alif dan mengarahkan ke jalan yang benar, karena di depan itu ada tembok.

Setelah semua selesai memainkan game,semua langsung kembali ke kelas.

"Tadi ibu sengaja melakukan game sebelum materi, untuk melatih kekompakan dan saling percaya. Dimana materi kita hari ini adalah Teater. Untuk penilaiannya nanti kalian akan menampilkan Teater/Drama per kelas di Ruang Kesenian dan akan ada penonton dari kelas lain. Maka sekarang kalian silahkan diskusi dan mulai berlatih karena minggu depan kita langsung penilaian"

Bu Sri langsung keluar dam ternyata kelas- kelas lain juga sama sedang latihan untuk minggu depan. Bel istirahat tiba dan siswa- siswi mulai memenuhi area kantin.

~~~💧💧💧~~~

Setelah istirakat kelas mulai ramai, sedang menentukan tokoh- tokoh nya. Kelas D ternyata akan menampilkan cerita Bawang Merah dan Bawang Putih.

Tiara hanya mengobrol dengan teman- temanya yang lain karena di depan kelas memang sudah banyak yang sedang menentuka tokoh, tiba- tiba.

"Oke yang akan jadi Bawang Putih siapa?" Ujar Nain sebagai ketua kelas.

"Emmm Ismi aja" ujar Dwi berpendapat.

"Eh akumah jadi ibu tirinya" ujar Ismi.

"Eh iya, terus siapa?"

"Tiara aja,soalnya mukanya cocok kaya polos-polos gitu hahahaha " ujar Demi.

"Oke Tiara kamu jadi Bawang Putih ya"

"Emmm iya"

Tiara sebenernya tidak apa- apa tidak menjadi tokoh utama, tapi karena sekelas sepakat memilih Tiara, jadi Tiara mengiakannya lagipula tokohnya itu baik.

~~~💧💧💧~~~

Tidak terasa seminggu sudah berlalu dan sekarang adalah hari penilaian perkelas. Sekarang kelas sedang sibuk bersiap- siap. Ada yang sedang make up,merapihkan pakaian dan ada yg bikin vidio- vidio untuk dijadikan kenang- kenangan.

"Eh gimana aku udah cantik belum?"ujar Ismi.

"Udah ko, udah cantik" jawab Tiara.

"Tapi ko kamu belum pake make up?"

"Eh....emang harus ya? Bukanya Bawang putih ga di make juga gapapa ya,hehehe kan anak nya polos"

"Aduh.....tetep aja kamu harus pakai make up"

"Hehe iya,tapi tipis aja ya! soalnya ga biasa di make up jadi suka ga nyaman"

"Iya.....kamu emang ke sekolah ga pake bedak?"

"Engga"

"Masa sih?!"

"Iya,emang kenapa?"

"Emmm ga keliatan aja,aku kira kamu suka pake bedak hahaha pasti pangling kalau kamu di make up pin"

"Eh hehe engga ko"

"Kayanya seru deh nge make up pin kamu" ujar Nisa.

"Iya bener, sini Ra aku make up pin" ujar Nai sambil senyum- senyum.

"Eh ga usah aku sendiri aja biar tipis aja"

"Ih padahal aku pengen make up pin kamu"

"Hehe makasih tapi aku bisa sendiri ko"

Semua kini sudah siap untuk tampil dan satu persatu kelas mulai di panggil. Penampilanya memang bagus-bagus ada yang pakai busana yang unik- unik. Setelah selelai penilaian semua kembali ke kelas masing-masing.

Tiara AmeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang