5. Sky Home

2.3K 302 6
                                    

"Hyung! Kau jahat!"

Taehyung pergi ke kamarnya dengan membanting pintu. Anak itu mengamuk setelah melihat Namjoon membawa orang asing ke sky home dan Hoseok pun yang memang berada di ruang utama sangat terkejut. Pria itu pikir Namjoon sempat menghamili seorang wanita dan lepas tanggungjawab, tapi semua pemikiran Hoseok ditepis oleh Namjoon. Dia menjelaskan bagaimana dirinya bertemu dengan Kookie. Sedangan Kookie sendiri, anak itu yang tadinya bersemangat saat mendengar kata 'rumah baru' pun tidak sesuai saat sampai di'rumah baru' yang di maksud, sedari awal anak itu bersembunyi dibalik kaki panjang milik Namjoon. Kookie merasa asing dengan semua ini. Beberapa kali anak itu meremas celana yang digunakan oleh pria berdimple manis itu.

Dan ya, untuk masalah Taheyung. Sepertinya anak itu benar-benar tidak suka dengan keberadaan Kookie, karena saat Namjoon sedang menjelaskan pada Hoseok, Taehyung masing ada disitu. Duduk di sofa tepat disamping Hoseok. Saat mendengar perkataan Namjoon itu bahwa hyung-nya itu akan membawa Kookie tinggal bersamanya, Taehyung tidak terima. Anak itu menangis dan sempat memaki terhadap Kookie. Sedangkan buntalan kecil yang tidak mengerti apapun yang di katakan oleh Taheyung itu hanya diam dan bersembunyi. Menurut Kookie, orang yang barusan marah itu terlihat menyeramkan.

"Joon, kau serius akan membawanya tinggal disini?" ucap Hoseok sambil menunjuk ke arah Kookie.

"Aku serius. Lagipula, apa aku tega membiarkan seorang anak kecil yang tidak mengerti apapun tentang kerasnya kehidupan berada dijalanan? Telebih Kookie ditinggalkan di daerah bar yang berisi manusia-manusia kotor."

"Tentu tidak tega. Tapi maksudku, apa harus dibawa kesini? Frigocia memang kota kecil, tapi tidak sekecil itu untuk tidak mempunyai tempat penampungan anak."

"Entahlah. Kurasa, aku hanya tertarik pada anak ini." ucap Namjoon sambil tersenyum dan mengelus kepala Kookie yang masih ada dibelakangnyaㅡbersembunyi.

"Ey . . Kau tidak berniat menjadi pedofil, 'kan?"

"Jangan gila! Tentu saja tidak."

"Yasudah, aku bingung harus bagaimana. Tapi, mau tidak mau kau harus membicarakannya dengan yang lain. Terlebih keponakanmu yang menyebalkan itu."

Namjoon menganggukkan kepalanya, Hoseok benar. Ia harus membicarakan perihal Kookie yang akan tinggal di sky home, bagaimanapun juga rumah ini milik Seokjin. Ia tidak bisa semena-mena. Semua percakapan itu harus terhenti saat Kookie menarik baju milik Namjoon, menyuruh pria itu untuk membungkuk dan membisikan bahwa ia ingin pipis.

...

"Jadi bagaimana. Bisa kau jelaskan dulu siapa anak ini dan asal usulnya?"

Yang tertua mulai bicara. Seokjin yang notabene nya tipe orang yang suka sekali bercanda itu juga bisa serius. Jimin saja tidak menyangka kalau hyung-nya sedang serius seperti ini bisa mengeluarkan aura yang menyeramkan. Semua penghuni sky home sedang berkumpul di ruang utama minus Taehyung, anak itu masih tidak mau menemui Namjoon. Mereka berkumpul untuk membahas perihal Kookie yang Namjoon bawa untuk tinggal disini. Sedangkan Kookie, anak yang dijadikan topik pembicaraan itu sendiri sedari tadi hanya menempel pada Namjoon sambil memeluk chiki yang dibelinya bersama Namjoon. Jangan lupakan bahwa anak itu belum memakan apapun, karena Kookie sendiri sudah tidak terlalu merasa lapar saat diperjalanan ke rumah barunya. Terlalu senang sehingga bisa mengalihkan rasa perih diperutnya.

"Aku tidak tahu nama lengkapnya apa. Yang pasti, saat ku tanya anak ini hanya memberi tahu kalau dia sering disebut Kookie. Sebenarnya dari semalam aku melihatnya berada di gang bangunan itu, aku kira dia hanya ditinggalkan sebentar oleh orang tuanya. Tapi saat tadi aku pergi ke market, dia masih ada disitu. Dan, yah . . Aku tidak tega, jadi membawanya kesini."

Setelah orang yang bersangkutan itu menjelaskan panjang lebar, tidak ada yang berbicara satupun. Mereka terlarut dengan pikiranya masing-masing.

"Astaga Joon, apa yang kau pikirkan saat membawanya kemari? Bagaimana kalau orang tuanya mencari-cari dan nantinya kau terlibat dengan polisi atas kasus penculikan anak, huh?" Yoongi terlihat frustasi dengan alasan tidak masuk akal yang diberikan pria itu padanya. Terkadang orang cerdas sekalipun bisa bertindak tanpa berpikir.

"Kalau memang orang tuanya itu kehilangan Kookie, kenapa tidak ketemu hingga tadi pagi? Lagipula anak ini tidak diam di dalam gang di bangunan itu. Masih di depannya, mustahil jika tidak terlihat."

"Sudah-sudah, hentikan perdebatan kalian." yang tertua menyela dan menghampiri Kookie, tapi saat di dekati oleh Seokjin, anak itu malah semakin merapatkan dirinya pada Namjoonㅡketakutan.

"Hey, jangan takut. Hyung tidak akan mengigit mu. Kemarilah." Seokjin mengulurkan tangannya, tetapi tidak ditanggapi oleh anak itu. Kookie hanya menatapnya saja, lalu Namjoon berbisik pada Kookie kalau itu tidak jahat dan menyakinkan anak itu bahwa tidak akan apa-apa.

Kookie akhirnya menerima uluran tangan yang diberikan oleh Seokjin. Sangat berbeda jauh, tangan Seokjin yang besar dan tangan mungil milik Kookie bergandengan. Telihat lucu sekali. "Jadi, bisakah kau beri tahu hyung nama lengkapmu?"

"Kookie caja, tidak tahu lagi."

"Baiklah, baiklah. Sekarang, apa kau ingat terakhir kali yang di katanya orang tuamu?ayah atau ibumu, saat meninggalkan Kookie di tempat menyeramkan itu, ingat?"

Nyatanya Kookie tidak terlalu bisa mencerna pertanyan Seokjin dengan cepat, harus berpikir beberapa saat terlebih dahulu. Seokjin pun tidak keberatan karena ia tahu kalau lawan bicaranya ini anak kecil.

"Eung, ibu hanya bilang kalau Kookie halus menunggu dicitu. Katanya, nanti ada olang yang akan membawa Kookie ke tempat yang lebih Indah. Hanya itu. Tidak ingat lagi."

Seokjin tersenyum dan mengelus pelan kepala Kookie. Ia mengalihkan pandangannya, menatap semua orang dan menghela nafas sebelum berbicara, "sepertinya anak ini memang sengaja ditinggalkan."

Hoseok yang awalnya tidak begitu tertarik dengan sosok Kookie pun merasa iba. Ternyata masih banyak orang tua yang tega membuang anaknya, sebenarnya Hoseok selalu bertanya-tanya akan apa yang dipikirkan orang-orang saat meninggalkan anaknya. Benar-benar tidak berperasaan.

"Jadi bagaimana hyung? Eung, apa . . Aku boleh untuk membawa Kookie tinggal disini? Ah, dan untuk biaya, aku saja yang mengurusnya."

Seokjin bimbang. Kalau di izinkan, pasti Taehyung akan lebih mengamuk. Tapi kalau ditolak, pria itu juga tidak tega melihat Kookie seperti itu. Huh, kenapa rasanya sesulit ini.

"Baiklah, aku izinkan. Tapi, kau urusi keponakan mu itu agar tidak membuat masalah dengan Kookie."

Namjoon tersenyum dan mengucap banyak terimakasih pada Seokjin, pria itu tidak menyangka kalau Seokjin akan sebaik ini. Maksudnya, baik dalam artian kalau dia menerima untuk menampung anak yang tidak tahu darimana asal-usulnya. Setelah semuanya selesai, mereka mulai meninggalkan ruang utama untuk kembali pada kegiatannya masing-masing.

"Kook, bagaimana rumah barunya? Kau suka?"

Anak itu mengangguk.

"Cuka cekali. Hyung yang balucan ceperti pangelan. Tampan. Hehe."

Bahkan seorang anak sekecil itu pun mengaku ketampanan milik Kim Seokjin.

Yang terpenting, jangan sampai Seokjin mendengarnya. Kalau tidak, bisa-bisa orang itu kembali bertingkah lagi karena diakui ketampanannya. Walaupun oleh anak kecil. Memang dasar Seokjin, tingkat kepercayaan dirinya terlalu tinggi. Terkadang Namjoon dan Hoseok saja hanya menggeleng-gelengkan kepalanya kalau hyung yang satunya itu sedang kumat.

[]

Yaudah, namanya juga WWH. Tingkat kepedeannya udah gak ketulungan😂


Moonglade ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang