" . . . Cukup parah, benturan di kepalanya sepertinya cukup keras, hal itu membuat keadaannya koma. Pasien juga kemungkinan besar akan mengalami kebutaan permanen." jelas dokter yang baru saja keluar dari rungan itu.
Mereka semua menegang saat mendengar penuturan itu, raut khawatir dan takut sudah tidak bisa disembunyikan lagi. Bahkan Hoseok sudah tidak bisa menahan tangisannya lagi, Seokjin dan Yoongi hanya menatap kosong ke arah lantai. Anak-anak yang tidak mengerti hanya diam dengan raut bingung. Semuanya kacau. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya Namjoon saat mengetahui jika dirinya tidak akan bisa menikmati keindahan alam lagi. Pasti pria itu akan sangat tertekan, terlebih musik termasuk dalam bagian hidupnya. Ia sangat menyukai untuk menulis lirik, untuk menciptakan lagu, dan untuk membuat orang lain terinspirasi oleh karyanya.
Seokjin tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa. Ia gagal untuk melindungi bagian dari sky home, gagal untuk menjadi sosok kakak yang baik dan gagal untuk menjadi sosok pahlawan yang kelak harusnya akan dijadikan panutan oleh anak-anak. Kalau saja saat itu mereka mengambil mobil bersama-sama kemungkinan untuk terjadinya hal ini kecil. Ditambah ia dan Hoseok bisa membantu. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan sebesar apapun tidak akan bisa merubah keadaan.
"Bercanda."
"Huh?"
"Namjoon baik-baik saja."
"Maksudnya?"
"Ck! Kau tidak mengerti bahasa manusia? Aku bilang Namjoon baik-baik saja."
"T-tapi tadi . . ?"
"Benturan di kepalanya memang cukup keras, tapi tidak ada masalah yang serius. Semuanya sudah ditangani dengan baik, tidak usah khawatir. Lagipula dia sudah sadar."
Mereka diam.
Tiba-tiba Yoongi mendorong dokter itu, "bajingan kau Jeff!"
"Wow, wow, calm down Min."
"Bagaimana aku bisa tenang saat mendengar apa yang tadi kau katakan, huh?!"
"Hehe . . Maafkan aku, lucu saja melihat ekspresi kalian tegang begitu."
Yoongi mendecih sambil menendang kaki Jeff.
"Cih! Dokter macam apa yang menipu keadaan pasien." gumam Yoongi dengan kesal.
"Lagipula kalian terlalu serius dalam menanggapinya, sih!"
"Diam kau idiot!" sentak Yoongi yang langsung masuk kedalam ruangan Namjoon.
"What a jerk! Berani sekali kau mengata-ngatai seorang dokter. Huh . . Hey, sudah. Jangan menangis, semuanya dalam kendali. Dan, ya . . Maaf atas kebohongan ku. Permisi." setelah menepuk pundak Hoseok, dokter itu bergegas pergi untuk melakukan tugasnya yang lain.
Mereka langsung saja memasuki ruangan dan melihat Namjoon yang ternyata memang benar sudah sadar. Jungkook dan Taehyung langsung bergegas menuju ranjang itu dan menaiki kursi agar bisa menjangkau kakaknya itu, lalu Jungkook langsung menggenggam tangan Namjoon.
"Hyung, kenapa tidul nya lama sekali? Sudah hampir 3 hali." ujar anak itu sambil menunjukan kedua jarinya.
"Itu 2 Kookie."
Lalu Jungkook menunjukkan kelima jarinya, "ini tiga?"
Jimin langsung menilapkan 2 jari milik Jungkook, "3 itu seperti ini."
"Jimin hyung pintal, Kookie tidak." anak itu berucap dengan nada sedih.
Namjoon mengelus kepala Jungkook dengan pelan, ia masih lemah. Belum bisa banyak bergerak. Tapi Yoongi bersyukur akan itu, setidaknya hal ini akan mengurangi jumlah kerusakan barang yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonglade ✓
FanfictionNamjoon yang menemukan sosok kecil manis, sosok yang merubah segalanya menjadi lebih indah. Meskipun mendapatkan ketidaksetujuan atas keputusan yang ia ambil, akan tetapi waktu yang merubah segalanya sehingga menjadi lebih menyenangkan. Pria itu per...