2. Seorang Anak

3.1K 294 7
                                    

Nampaknya, jalang jalang sialan ini tidak mau melepaskan Namjoon. Terbukti dengan tidak tahu malunya, salah satu dari mereka hampir saja mengecup bibir miliknya jika saja pria itu tidak bergerak cepat untuk menghindarinya. Dengan perasaan kesal ia melangkahkan kakinya dengan cepat. Sangat ingin menghindar. Namun, baru saja beberapa langkah yang ia ambil. Semua atensinya teralihkan oleh sesosok bocah yang sedang memeluk dirinya sendiri di dalam gang yang lumayan gelap. Setahu Namjoon, gang gang sempit yang berada di antara bangunan seperti ini biasanya dijadikan tempat pembuangan sampah. Terbukti dengan adanya tong sampah yang sedikit besar.

Jika di perkirakan, sepertinya bocah itu berumur sekitar 3-5 tahun. Memang tidak ada yang aneh dengan bocah itu, hanya saja, yang jadi pertanyaan Namjoon, kemana orang tuanya? Kenapa mereka meninggalkan anak sekecil itu ditempat seperti ini? Sebenarnya ia tidak terlalu memperdulikannya, teringat kata-kata Seokjin. Jangan terlalu memikirkan sekitarmu jika tidak ingin terkena masalah nantinya. Hal itu sudah mulai diterapkan oleh pria itu sejak ia tinggal dengan Seokjin dan ke empat teman lainnya.

Karena itu, ia tetap berjalan melewati bocah yang duduk di gang sempit itu. Mengabaikan segala pikiran yang terlintas di benaknya. Tentang kemungkinan kemungkinan yang bisa saja memang benar. Itu anak yang dibuang oleh orang tuanya mungkin? Bisa saja, dijaman sekarang hal-hal seperti itu memanglah sudah tidak aneh lagi. Hanya saja, apa mereka tidak memikirkan bagaimana anak itu akan tumbuh nantinya? Tipe-tipe orangtua yang bajingan sekali kalau menurut pria itu.

Tidak terasa ia telah sampai ditempat tujuan. Sky Home. Aneh bukan namanya? Kalau iya, protes saja pada adiknya, Kim Taehyung. Terkadang pemikiran milik Taehyung memang tidak tertebak dan tidak terdefinisi dengan jelas. Ada saja yang lelaki aneh itu pikirkan dengan hanya melihat benda atau apapun yang ada disekitarnya. Namun, seringkali ide-ide yang muncul itu sangat tidak masuk akal. Contohnya saja penamaan tempat tinggal mereka sekarang ini. Saat Seokjin bertanya pada anak itu, Taehyung hanya menjawab, hyung! Bukankah itu terlihat keren?! Siapa tahu nanti tempat tinggal kita ini bisa terbang ke langit! Unik sekali memang jawaban anak yang satu ini. Bahkan Jimin saja sempat medebatinya, dia bilang, itu aneh.

Namun setelah Seokjin memberikan pengertian pada Jimin. Akhirnya ia pun mengalah. Seisi sky home mengalah. Taehyung itu kalau sudah mengamuk suka membuat repot semua orang. Kembali pada Namjoon. Pria itu masuk dengan tas yang tersampir di bahunya. Ia melepaskan sepatu yang digunakannya, dan menyimpan nya pada rak yang sudah disediakan.

"Hyung, tumben sekali kau pulang telat."

Jimin datang dengan buku dan alat tulis lainnya yang berada di genggamannyaㅡmau mengerjakan tugas. Lalu Namjoon hanya tersenyum dan mengusap kepala Jimin. Menepuknya beberapa kali, "tadi aku mampir ke danau dulu, jadi agak telat. Ngomong ngomong, dimana yang lain?"

"Yoongi hyung tadi sedang membenarkan laci yang rusak kemarin. Sisanya, aku tidak tahu."

Mendengar ucapan Jimin, pria itu hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa malu. Memangnya disini siapa lagi yang suka merusak barang? Hanya Namjoon. Bahkan Seokjin saja pernah memarahi Namjoon habis habisan karena pria itu tidak sengaja memotongkan gagang panci miliknya.

"Ya sudah . . Kerjakan tugas mu dengan baik, kalau ada yang tidak mengerti, tanyakan saja padaku atau pada Yoongi hyung ya."

Jimin hanya mengangguk dan berlalu setelahnya. Entah mau mengerjakan tugas dimana. Namjoon tidak peduli, asalkan anak tidak berbuat aneh-aneh. Lagipula, bukan Jimin yang harus dikhawatirkan, tapi Taehyung. Alien milik Sky Home. Makhluk langka yang harus dijaga, jika tidak, yakin saja, beberapa orang pasti akan datang kerumahㅡsky homeㅡuntuk meminta pertanggungjawaban atas kesalahan yang dibuat oleh alien kecilnya yang satu ini.

Namjoon pun mulai memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk yang beberapa hari belakangan tidak tersentuh olehnya. Ia menginap di studio. Hanya mentap langit-langit kamar dengan ditemani suasana yang hening. Ditengah lamunannya, ia kembali memutar beberapa kejadian kejadian yang di alaminya. Ah ya, Namjoon jadi teringat bocah yang tadi di lihatnya. Kira kira apa dia sudah bertemu dengan orangtuanya atau belum, ya? Sudahlah, lagipula ia tidak peduli.

Ia beranjak keluar kamar dan berjalan ke dapur. Tenggorokannya terasa kering. Butuh air. Saat membuka kulkas ia dikejutkan dengan adanya seseorang. Astaga, bajingan kecil ini. Kenapa suka sekali membuat masalah. Awalnya ia akan memarahi Taehyung, tapi wajahnya itu menampilkan raut polos yang membuat dia tidak tega untuk marah. "Tae, apa yang kau lakukan, astaga . . ." sedangkan anak itu hanya menampilkan cengiran tidak berdosanya.

"Joonie hyung, mau bergabung tidak? Disini dingin. Seperti sedang di kutub."

Namjoon hanya menghela nafas. Ada ada saja kelakuan anak ini. Seisi rumah sebenarnya tidak masalah jika Taehyung banyak tingkah. Hanya saja, yang menjadi masalahnya, tingkah yang dibuatnya terkadang bisa membuat kepala terasa ingin pecah. Pecicilan sekali memang. Bahkan Yoongi saja pernah hampir mengasingkan alien ini karena kelakuannya. "Taehyung, cepat keluar. Kau bisa membeku jika diam disana terlalu lama."

"Hyung! Tapi disini asik. Sepㅡ"

"Kau ingin dimarahi oleh Jin hyung atau oleh Yoongi hyung? Tinggal memilih saja."

"Ah, hyung! Kau tidak asik! Huh!" setelah mengatakan itu, Taehyung berlalu dengan wajah yang cemberut. Pergi berjalan sambil menghentakan kakinya. Namjoon yang melihat itu hanya bisa pasrah. Dia harus memikirkan cara untuk membujuk Taehyung nantinya. Sekesal apapun Namjoon pada Taehyung, ia tetap tidak bisa kalau bocah itu sampai marah padanya. Nanti tidak ada yang menghibur. Taehyung itu tipe anak yang jika marah pada satu orang, tapi semuanya yang terkena imbas. Sekalipun itu orang asing.

Akhirnya ia mulai mencari rak rak kulkas yang dilepaskan oleh Taehyung. Ia juga binggung, bagaimana anak seusia 8 tahun bisa melepaskan rak kulkas dari tempatnya. Hebat sekali. Setelah mencari pada sudut sudut dapur, akhirnya ia menemukannya di dekat meja makan. Ia pun mengambilnya, lalu membawanya untuk dipasangkan kembali. Baru saja ia mau  memasangkannya, sebuah suara menginterupsinya.

"Joon, apa yang kau lakukan? Kau . . . Tidak berniat merusak kulkas kan?"

Hoseok datang dengan piyama berwarna abu-abu. Melihat Namjoon memegang rak plastik mau tidak mau membuatnya sedikit was-was, takut rusak nantinya. Karena alat atau benda apapun yang berada dalam genggaman seorang Kim Namjoon, besar kemungkinan akan rusak.

"Hoseok-ah kenapa kau berpikiran seperti itu? Aku hanya ingin memasangkannya." baru saja Namjoon akan kembali memegang rak plastik, namun hoseok lebih dulu menyela, "ya! Ya! Jangan sentuh! Aku saja yang memasangkannya."

"Tidak usah, aku juga bisa memasangㅡ"

"Mau dimarahi oleh Jin hyung atau Yoongi hyung?! Tinggal pilih saja."

Bagus. Sekarang Namjoon merasa perkataan yang dia ucapkannya pada Taehyung, malah kembali lagi padanya. Uh . . . Kasihan sekali. Akhirnya Namjoon memasrahkannya pada Hoseok, daripada ia mendapatkan ceramah panjang lebar dari salah satu hyung-nya. Atau mungkin bisa saja dari keduanya. Setelah mengambil minum ia pun kembali ke kamarnya.

"Hoseok-ah, aku kembali ke kamar dulu ya? Terimakasih untuk bantuannya." sedangkan pria yang sedang memasangkan rak rak plastik itu hanya mengangguk dan berdeham saja.


[]

Moonglade ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang