23. Tidak Rela

1.5K 215 10
                                    

Kalau kalian nemu typo bisa langsung di comment di line paragraf aja ya.

Hope u like it ♥

• • •

"Bagaimana? Kau mau?"

"Eum!" seru Jungkook dengan semangat. Jihyun lega mendengarnya, tidak sulit untuk membujuk seorang anak kecil, pikirnya. Mata bulat milik anak itu terlihat berbinar saat mendengar wahana apa saja yang terdapat di Disneyland karena pikirnya Jungkook tempat itu akan sangat menyenangkan.

Tak lama Namjoon kembali ke ruang utama sambil membawa 2 buah bracelet yang sudah pria itu buat sejak beberapa hari yang lalu, Namjoon duduk di samping Jungkook dan langsung menggenggam tangan kecil itu untuk memakaikan bracelet yang sudah dibuatnya khusus untuk Jungkook. Pertama kalinya dalam kehidupan seorang Kim Namjoon menghabiskan waktunya untuk membuat hal konyol yang menurutnya bisa saja langsung membelinya, Frigocia itu bukan kota yang tidak terjamah oleh tren dan teknologi. Aksesoris semacam itu sudah banyak yang menjualnya. Tapi Namjoon pikir jika ia membuatnya sendiri, bukankah itu akan terlihat spesial? Tentu saja, karena itu design miliknya dan hanya ada 2 di dunia.

"Kau suka?"

Jungkook mengangkat lengannya yang terpasang bracelet, ia menatap dengan mata yang sangat lucu.

"Ini untuk Kookie?"

Namjoon tersenyum dan mengangguk, senyum yang sebenarnya menyimpan banyak kesedihan di dalamnya. Seandainya jika ia lebih awal tahu tentang ini, ia akan menyiapkan kenangan yang lebih berharga. Jika sejak awal tahu mungkin Namjoon juga tidak akan merasa sesedih ini atas keputusan yang Seokjin ambil. Ah, memikirkan itu rasanya Namjoon ingin menghajar Seokjin habis-habisan. Pria itu seenaknya saja mengambil keputusan tanpa merundingkannya terlebih dahulu. Kesal sekali, tapi ia bisa apa? Nasi sudah menjadi bubur, tidak ada lagi yang bisa dilakukan.

"Hyung, kapan membuatnya? Kok Kookie tidak tahu?"

"Saat kau tidur."

"Aish, jahat sekali tidak mengajak Kookie. Kan dengan begitu Kookie juga bisa membuatkannya khusus untuk hyung. Kookie marah! Koponya marah!"

"Pokoknya, Kook Pokoknya." koreksi pria itu. Jihyun hanya mendecih melihat interaksi Namjoon dengan anaknya.

"Telselah Kookie saja! Ini kan mulut Kookie! Hm!" dengan posisi tangan yang saling melipat di depan dada, Jungkook memberikan tatapan tajam yang malah terlihat menggemaskan di mata Namjoon. Ah . . Jika begini ia makin tidak rela untuk melepas Jungkook, bagaimana jika nanti anak itu sudah benar-benar pergi? Siapa lagi yang mempunyai tatapan menggemaskan itu?

Namjoon berdeham, "Hey, jangan marah. Nanti kita membuatnya bersama-sama." tapi tidak tahu kapan, seandainya kau tidak pergi. Kita bisa membuatnya besok, namun takdir berkata lain.

"Tidak bohong 'kan?"

Pria itu tidak menanggapinya, karena ia tidak bisa memberikan pernyataan atas pertanyaan Jungkook. Maka Namjoon hanya memberikan senyumannya sambil mengusak surai hitam yang lembut itu. Namun di saat sedang berbincang kecil dengan Jungkook, Jihyun berdeham dan membuat atensi keduanya beralih padanya.

"Jungkook sayang, kau mau 'kan berangkat sekarang?"

Anak itu melihat ibunya dengan pandangan yang sulit di artikan, entah rasa takut ataupun asing. Yang pasti ia bisa melihat itu pada sorot matanya.

"Hey . . Bagaimana?" tanya Jihyun sekali lagi sambil menyentuh Jungkook dan membuatnya terkejut, anak itu langsung menjauhi Jihyun dan beralih pada pangkuan Namjoon. Hal itu membuatnya sedikit meringis kesakitan, kakinya masih belum sembuh. Jungkook sadar hyungnya ini kesakitan, tapi ia memilih abai.

Moonglade ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang