Setelah keterlambatan pengacara Jaesuk, kini sidang berjalan dengan lancar. Walau masih saja ada sedikit kendala karena Jihyun yang tidak terima atas tuduhan yang dilemparkan oleh Jaesukㅡsuaminya sendiri. Tapi karena bukti yang Seokjin bawa, akhirnya sidang dimenangkan oleh Jaesuk. Tapi karena beberapa tuduhan yang dilemparkan Jihyun, sepertinya sang Hakim kembali mempertimbangkan keputusannya.
"Karena semua bukti mengarah kepada saudari Jihyun, maka dipastikan anda bersalah."
"Mana bisa begitu?! Pria itu juga bersalah karena memeluk wanita lain!"
Mendengar penuturan itu Seokjin terkejut, ia langsung melihat Jaesuk dan parahnya lagi pria paruh baya itu mengangguk.
"Ya, aku memang memeluk wanita di kantorku."
"Jaesuk-ssi, kau benar-benar gila." umpat Seokjin pelan.
"Tapi aku melakukan itu karena sekertaris ku hampir terpeleset dan jatuh dari tangga, kau pikir aku akan membiarkanya?" sanggah pria itu.
Jihyun tersenyum tipis, lalu berkata, "lalu apakah kau tidak melakukan apapun lagi? Siapa yang tahu? Tangga darurat itu 'kan sepi."
Kali ini pengacara Jaesuk yang mengambil alih keadaan, "maaf, tapi semua yang kau tuduhkan tidak benar adanya. Jaesuk-ssi memang membantu sekertaris wanita di tangga darurat, tapi tidak melakukan apapun. Kami memiliki bukti rekaman cctv." lalu setelahnya, pengacara itu mendekat ke arah meja Hakim dan memberikan flashdisk yang berisi bukti-bukti yang ia dapatkan.
"Dan juga, saya meminta hak asuh Jungkook diserahkan kepada ayahnya. Jungkook mendapatkan kekerasan fisik selama hidup bersama Jihyun dan selingkuhannya. Terkahir, saya pribadi menuntut saudari Jihyun untuk ditangkap karena mencoba menghilangkan barang bukti dan percobaan pembunuhan terhadap saya." ucap Jaejoongㅡpengacara Jaesuk.
Dilihat dari sisi manapun yang bersalah tetaplah salah. Bahkan sejuta kebaikan yang dibuat, akan hancur karena satu kesalahan yang dibuat. Selucu itu permainan dunia. Kini Jihyun benar-benar mati kutu saat Jaejoong menampilkan rekaman penganiayaan dirinya terhadap Jungkook dirumah sakit, ia tidak bisa berkutik sama sekali. Terlebih saat Seokjin mendatangkan orang yang berusaha mencelakai Jaejoong atas suruhan Jihyun.
Jika Daewon mempunyai koneksi terhadap orang-orang bayaran, maka Seokjin memiliki koneksi terhadap orang-orang intel. Bukan hal sulit, jika boleh jujur, disaat seperti inilah uang yang berbicara.
…
"Seokjin hyung! Lindu sekali! . ." pekik Jungkook saat sidang baru saja selesai, anak itu bahkan berlari dan meloncat kedalam pelukan hangat kakaknya itu selama di Sky Home. Sedangkan Seokjin sendiri membalas pelukan kecil Jungkook dengan erat, jujur saja ia sangat merindukan buntalan kecil ini.
"Astaga . . Kau semakin berat saja."
"Itu kalena Kookie tumbuh."
"Kau tidur dengan nyenyak?"
"Eum . . Hanya belakangan ini, awalnya tidak bisa, lindu Sky Home habisanya. Ah! Sky Home! Namjoonie hyung bagaimana?"
Sudah pria itu duga jika anak ini akan menanyakan Namjoon, "kesayangan mu itu baik-baik saja, kakinya juga sudah membaik walau belum sepenuhnya."
Saat sedang melepas rindu, mereka terinterupsi dengan suara Jaesuk yang mendeham. Pria paruh baya itu berjalan kearah meja yang ditempati kedua orang itu sambil menenteng satu plastik yang berisi makanan, ia duduk dan bergabung dengan Seokjin dan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonglade ✓
FanfictionNamjoon yang menemukan sosok kecil manis, sosok yang merubah segalanya menjadi lebih indah. Meskipun mendapatkan ketidaksetujuan atas keputusan yang ia ambil, akan tetapi waktu yang merubah segalanya sehingga menjadi lebih menyenangkan. Pria itu per...