27. Seoul to Frigocia

1.5K 215 2
                                    

"Tapi . . Fligocia itu apa? Apa itu sejenis makanan?" tanya Jungkook dengan polosnya, bahkan mata anak itu masih terlihat sembab.

"Jungkookie, Frigocia itu tempat kalian tinggal. Sky Home." jelas Jaesuk singkat.

"Ah! . . Jadi Kookie akan kembali ke Sky Home?!" bahkan dari suaranya saja Jaesuk sudah merasa jika Jungkook senang.

"Yeay! Jeon Jungkook yang manis akan kembali ke Sky Home! Yuhu! . ." kini Jungkook berteriak lantang sambil berdiri di atas meja dan merentangkan kedua tangannya, sebenarnya tidak ada yang aneh, wajar saja karena anak itu sedang bahagia. Tapi masalah mereka itu masih berada di kantin Kejaksaan Seoul, dan parahnya lagi beberapa penjaga kantin dan juga beberapa pengacara yang entah sedang rapat kecil atau sekedar beristirahat saja menolehkan kepalanya ke meja yang Jaesuk tempati, rasanya seperti sedang memberikan pertunjukan gratis.

Namun tidak menutup kemungkinan jika beberapa diantaranya itu terhibur dari rasa keseriusan yang mengelilingi mereka, Jungkook memang selalu mempunyai cara agar seluruh atensi berpusat padanya.

"Jaesuk-ssi, kau serius?" tanya Seokjin pelan, pasalnya pria itu cukup terkejut dengan penyataan tiba-tiba yang keluar dari mulut pria paruh baya yang kini menyandang status sebagai duda ini.

"Hhh . . Kau pikir aku bercanda?"

"T-tidak, hanya saja ini terlalu tiba-tiba."

Jaesuk tidak lagi menjawab Seokjin, pria itu kini fokus pada Jungkook yang sibuk menari-nari di atas meja. Sesekali ia menahan anaknya saat Jungkook sedikit kehilangan keseimbangannya.

"Jaesuk-ssi, apa lebih baik kita pergi dari sini saja? Kurasa kantin kejaksaan bukan tempat yang cocok untuk Jungkook menari-nari." jujur, sebenarnya Seokjin tidak masalah jika buntalan kecil itu menari-nari tidak jelas. Justru itu terlihat menggemaskan sekali. Cukup menghibur. Tapi kini setiap orang-orang yang berdatangan ke kantin langsung menaruh atensi terhadap Jungkook, yang otomatis melihat kedua orang dewasa itu juga. Agak memalukan menjadi pusat perhatian karena hal konyol.

"Ya . . Kurasa kau benar."

Dengam segera Jaesuk mengajak Jungkook untuk pulang, awalnya ank itu menolak karena ia kira ia akan kembali ke Jepang. Jungkook hanya takut jika papanya ini berbohong padanya tentang kembali ke Frigocia. Tetapi namanya anak kecil, Jungkook langsung mau-mau saja saat di iming-imingi dengan Banana Milk dan beberapa buah mainan.

Sekitar 2,5 waktu pejalanan yang mereka tempuh cukup membuat Jungkook kelelahan dan tertidur lelap di pangkuan Seokjin. Mereka pergi ke Busan, tempat lahir Jaesuk dan Jungkook. Bukan tanpa alasan Jaesuk kembali ke kota kelahirannya, ia hanya ingin sedikit kembali mengenang masa kecilnya dan sekaligus istirahat. Tidak mungkin mereka langsung terbang ke Frigocia setelah sidang. Walaupun sebenarnya bisa saja, tapi Jaesuk memikirkan anaknya, ia hanya takut Jungkook merasa kelelahan.

Tak lama mereka sampai di depan pekarangan rumah yang cukup asri, banyak berbagai macam jenis bunga disana, warnanya juga bermacam-macam. Cukup untuk menyegarkan mata dari lamanya perjalanan yang mereka tempuh.

"Sayang, kau ingin sesuatu?" Jaesuk cukup peka terhadap anaknya yang melihat penjual tteokbokki di dekat rumahnya, rumah Jaesuk memang dekat dengan street food bahkan jika dilihat dari balkom atas juga terlihat ramainya orang-orang yang berlalu lalang untuk menikmati makanan yang ada, atau mungkin hanya sekedar mencoba.

"Eum . . Papa, boleh Kookie beli itu?" sungguh, Jungkook itu sangat menggemaskan. Bahkan jari mungilnya terlihat lucu saat menunjuk salah satu stand yang menjual tteokbokki.

Moonglade ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang