❝ There will be a time, those who fight desperately will get tired and then leave. ❞
━ The Healer
Ketika jam istirahat berbunyi, Rinai, Kalila, dan Bianna beranjak dari bangkunya menuju kantin sebelum kantin ramai dan mereka tak dapat tempat untuk duduk.
"Lihat deh, Nai. Itu ada si Jeano sama Caseyna." kata Kalila pada Rinai sambil menunjuk Jeano dan Caseyna yang sedang makan bersama.
Kalila geleng-geleng menatap Jeano dan Caseyna. "Sama-sama setan. Pantesan aja 'kan mereka berdua cocok?" ucap Kalila dengan kekesalan yang menggebu-gebu.
"Udahlah, La, biarin aja. Lagian gue sama Jeano udah putus jadi bebas-bebas aja dia mau dekat sama siapapun, termasuk Caseyna." kata Rinai. "Ayo pesan makanan aja."
"Mau pesan apa lo berdua? Biar gue yang pesanin." tawar Bianna.
"Pesanin aja nih? Bayarin enggak, Na? Nanggung lho." kata Kalila gak tau diri.
Bianna memutar bola matanya malas. "Lo mah dikasih hati minta jantung, La."
Kalila cengengesan. "Gue bakso sama jus jeruk aja deh."
"Lo, Nai?" tanya Bianna beralih tatapan pada Rinai.
"Samain aja deh kayak Kalila." jawab gadis itu.
Bianna mengangguk. "Oke, samain aja deh semua kalo gitu." kata Bianna lalu beranjak untuk memesan pesanan makanan mereka bertiga.
Mata Rinai memperhatikan sekeliling kantin sampai dia melihat Riki dengan salah satu temannya memasuki area kantin.
"RIKI!" teriak Rinai sambil melambaikan tangannya pada Riki.
Riki sontak menoleh. Bukan hanya Riki saja bahkan hampir seisi kantin dibuat terkejut oleh teriakan kuat dari Rinai termasuk Jeano dan Caseyna.
Riki menatap Rinai dengan pandangan bertanya. "SINI!" teriak Rinai lagi. Gadis itu tak mempedulikan tatapan tak suka orang-orang kepadanya karna suara teriakannya yang sangat mengganggu.
Riki dan temannya itu langsung berjalan menghampiri meja yang di duduki oleh Rinai. "Apa?" tanya Riki ketika sudah berada di hadapan gadis itu.
Rinai menoleh pada Kalila yang tengah menatapnya. "Mereka duduk bareng kita aja, ya, La." pintanya.
"Kalo ganteng sih gakpapa." jawab Kalila dengan ada santai.
Rinai tersenyum lalu menatap Riki dan temannya itu lagi. "Duduk disini aja, Riki. Teman lo juga." Riki mengangguk lalu langsung duduk di hadapan Rinai dan Kalila. Untung saja tempat duduk yang ditempati Rinai dan Kalila lumayan panjang jadi bisa bertiga juga bersama Bianna.
"Pesanan dat - " ucapan Bianna terhenti. Gadis itu memperhatikan Riki dan teman lelakinya yang bernama Jevan.
"Gue yang suruh mereka duduk disini, Na. Gakpapa 'kan?" kata Rinai menuntaskan keheranan Bianna.
Bianna mengangguk. "Oh, gakpapa kok." gadis itu tersenyum manis pada Riki dan juga Jevan.
Bianna duduk di sebelah kanan Kalila karna posisinya Kalila yang berada di tengah Rinai dan Bianna. "Nama lo siapa?" tanya Rinai menatap Jevan.
"Jevan. Panggil Jevan aja." kata lelaki yang ditanya oleh Rinai itu singkat.
"Iyalah, dipanggil Jevan. Masa Samsudin?" celetuk Kalila membuat Jevan tertawa kecil.
"Anyway, nama lo bertiga?"
"A, B, C." balas Kalila lagi.
Rinai tertawa kecil. "Nama gue Rinai. Yang ini namanya Kalila kalau ini Bianna." jelas Rinai sambil menunjuk Kalila dan Bianna secara bergantian. Jevan pun mengangguk paham.
"Udah 'kan sesi kenalannya? Sekarang, mari kita makan!" seru Kalila heboh. Gadis itu langsung melahap bakso yang dipesankan oleh Bianna tadi.
"Pelan-pelan makannya. Nanti keselek cinta gue." celetuk Jevan yang memperhatikan cara makan Kalila. Gadis itu makannya terburu-buru sekali.
"Berisik, gembel." balas Kalila sinis.
Rinai menatap Riki dan Jevan secara bergantian. "Kalian berdua gak pesan makanan?" tanya Rinai begitu menyadari hanya mereka bertiga saja yang makan sedangkan Riki dan Jevan tidak.
Riki menggeleng. "Gak. Lo bertiga aja."
"Beneran gakpapa?" tanya Rinai kembali memastikan. Gadis itu merasa tidak enak.
"Chill out. Lagian gue belum laper kalau Jevan gak tau."
"Gue? Gue gak laper kok."
"Kalau lo gausah makan aja sih kata gue." ceplos Kalila yang masih fokus kepada baksonya. Rinai dan Bianna tertawa kecil mendengarnya.
Di sisi lain, Jeano dan Caseyna menyaksikan keadaan tersebut. Meskipun sudah putus, entah kenapa dalam hati Jeano ada rasa tak terima melihat Rinai dekat dengan cowok lain termasuk Riki.
"Kamu cemburu, Jean?" tanya Caseyna mengikuti arah pandangan Jeano. Lelaki yang sedang bersamanya itu terus melihat ke arah Rinai.
"Enggak." jawab Jeano sambil menggeleng pelan.
Caseyna terkekeh. "Bohong! Aku tau kok, kamu sebenarnya cemburu 'kan? Jangan gengsi gitu. Kamu itu masih ada rasa sama Rinai, Jeano."
"Rinai gimana? Emang dia masih ada rasa sama gue?" balas Jeano.
"Aku yakin dia masih ada rasa sama kamu. Kalian 'kan baru putus beberapa hari, gak mungkin dia secepat itu buat move on dari kamu. Apalagi kalian berdua udah lumayan lama 'kan pacarannya?"
Jeano menghela nafasnya. "Kalaupun dia masih ada rasa sama gue, belum tentu dia mau balik sama gue, Sey. Rinai pasti udah ngerasa capek banget."
Caseyna tersenyum tipis dan menggeleng. "Dan yang buat Rinai ninggalin kamu adalah diri kamu sendiri, Jean. Aku juga kalau jadi Rinai mungkin bakalan ngelakuin hal yang sama."
"Lo tau rasanya sakit terus kenapa lo tetap aja ngelakuin itu? Kenapa lo tetap dekat-dekat sama gue?" tanya Jeano. Pertanyaan tersebut sukses membuat Caseyna terdiam di tempat.
"Jeano, ak - "
Jeano dengan cepat memotong ucapan Caseyna, "Kalo gue yang gak menjauh dari lo setidaknya lo yang menjauh dari gue, Caseyna. Jujur, gue emang masih cinta sama Rinai tapi kenapa buat jauhin lo itu rasanya susah banget?" setelah menyelesaikan kalimat yang diakhiri oleh pertanyaan itu, Jeano bangkit dari duduknya. Lelaki itu pergi beranjak meninggalkan Caseyna duduk sendirian disana.
Caseyna menatap kepergian Jeano. "Kenapa cuma aku yang disalahin? Padahal kamu juga salah, Jean. Kita berdua yang salah disini tapi kenapa kamu limpahkan semuanya ke aku?" lirihnya.
"Dan yang buat Rinai ngerasain rasa sakit yang seharusnya gak dia terima itu kita berdua. Bukan cuma aku aja." lanjut gadis itu. Caseyna benar-benar terlihat sangat menyedihkan.
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
halooo 🙆🏻♂️ omg, long time no see y'all 😩
akhirnya aku bisa update lagi hehee :Dsee yaa in next chapter 💟 !!
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ the healer ❞ ✓
Historia Cortaft. enhypen's ni-ki ❝ When Rinai meets a boy who can slowly heal her inner wounds. ❞ ━ completed » plagiarism and hate comments are not allowed! ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©dowlette