Hai?
I'm back sahabat SriShin~
Ego yang berlebihan membuat rasa membatu dan kehilangan harta berharga pun menjadi nyata adanya.
Happy Reading❤
Sudah sehari berlalu, pakaian serba putih kini mulai dihiasi noda darah. Sejak pagi tadi hingga malam hadir, Putri Jieun di siksa dengan kejamnya oleh pengawal yang bertugas di penjara. Itu pun diperintah langsung oleh Raja, dengan harapan Putri sulungnya berubah pikiran, dengan keputusan menolak perjodohan ini.
"Yang Mulia, saya tidak tegaan melihat Putri disiksa begitu." Ucap Jimong, mencoba merayu Raja untuk mencabut hukumannya itu.
"Kau kira dengan semudah itu, aku akan tetap menghukumnya sampai ia memutuskan menerima pernikahan ini." tungkasnya, meninggalkan Jimong dengan kepalanya yang menggeleng-geleng.
Kau memang keras hati, bahkan dulu Soo Aghassi berusaha keras merubahmu jauh menjadi lebih baik. Namun sifat asli tetaplah berada di dalam diri manusia, aku harap kau tak akan membuat kesalahan fatal seperti dulu Yang Mulia. Ucap Jimong dalam benaknya, lalu mengalihkan pandanganya pada langit Songak yang nampak kelam.
🌺
Napas yang mulai tersengal dan berat, kebebasan yang diharapkan berbalik menjadi ketidakberuntungan. Semua terasa lebih memilukan saat ini, pikiran kelabu membuatnya tak mampu menenangkan dirinya. Untuk kali pertama ia dicambuk berkali-kali di setiap bidang tubuh yang tak berdosa. Semua badannya terasa remuk, walau dia masih tetap bernapas.
"Mengapa kau tak mencabut nyawaku saja sekarang? Mengapa harus dengan menyiksaku begini?" tanya Putri pada sel penjara yang bisu.
Terdengar deru langkah kaki yang mengendap-ngendap mendekati tempat Putri, menampilkan sosok yang teramat ia rindukan. Senyuman hangat Ratu membuat dirinya memiliki kekuatan ekstra.
"Aku akan membebaskanmu putriku," ucap Ratu.
Mata itu terdiam setelah mendengar ucapan Ratu, seakan malam yang larut ini membuat adegan penyelamatan secara tersembunyi. Pengawal setia Ratu berhasil mengambil kunci sel yang mengurung Putri.
"Kau harus mengganti pakaian ini dengan yang aku bawakan!" pinta Ratu.
Badan yang diselimuti luka yang mencuatkan rasa sakit, membuat Putri sesekali meringis. Mereka telah berjalan sangat jauh, hingga tiba di sebuah lorong rahasia, menembus segala aturan yang dibuat Raja. Seekor kuda hitam dengan pemiliknya, kini membantu Putri meninggalkan kenangan-kenangan di Istana.
"Jeon aku percayakan putriku padamu, bawa dia sejauh mungkin. Hingga tidak dapat ditemukan, kalian hiduplah berbahagia disana. Ini sedikit bekal dariku." Ucap Ratu, yang membuat Putri kembali merasakan keharuan mendalam.
Sebuah pelukan yang tak akan ia temukan lagi di dunia manapun, kehangatan yang bersifat manis ini akan lenyap dalam waktu singkat. Namun Putri berusaha tetap menahan rasa emosional yang menggebu-gebu itu. Kini dua insan itu telah melaju dengan kecepatan yang cukup cepat, meninggalkan semua kenangan Istana selamanya.
Jaga dirimu baik-baik Jieun. Ratu membatin, lalu teringat akan satu tugasnya yang belum terselesaikan.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Ratu pada pria yang kini menggantikan peran Putrinya.
"Yang Mulia tenang saja, ini sudah bagian dari kewajibanku melindungi Putri Jieun. Aku akan menanggungnya dengan senang hati, terima kasih telah membantuku menyelamatkan Putri. Harapanku dia akan bahagia, dan untukmu. Kau adalah seorang Ibu terbaik yang pernah aku temui, maafkan aku terlambat menyadarinya." Jawab Soobin panjang lebar, bersamaan dengan sel tahanan itu tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE (KOOKU)
Fantasy*Jieun mulai percaya bahwa kelahiran dan kematian itu bagian kehidupan, bahkan dalam perjalanan cinta sejatinya yang penuh kejanggalan.* "Aku mulai sadar bahwa kau dan aku satu, dan akan tetap begitu. "-Lee Jieun. "Maafkan aku yang lama menyadari d...