Pagi hadir membawa rasa canggung, namun malam membuat awal yang manis.
Happy Reading❤
"Tuan Putri bangunlah! Akan ada pertemuan pagi ini!!!" seru dayang Hae membangunkan gadis yang masih terlelap dibalik selimutnya.
"Jika anda tidak bangun, aku akan dihukum." Rintihnya, membuat seseorang yang berdiri di balik pintu kamar itu pun masuk.
"Biarkan aku yang mengurusnya, kau bisa keluar. Nanti aku akan memberitahumu jika Putri Jieun sudah bangun!" pinta pengawal setia putri sulung Raja Gwangjong.
Pengawal itu mendekati ranjang Putri Jieun dengan memasang wajah kesal, sejak kecil hingga sebesar ini. Gadis itu tidak pernah berubah, ini akibat Raja terlalu memanjakkannya. Terlahir di istana, membuat Putri Jieun tak kekurangan suatu apapun. Bahkan dia tidak pernah mengalami kesusahan ataupun penderitaan. Dia diurus dengan sangat baik oleh Ratu dan Raja, walau tak sedikit rumor beredar tentangnya. Soobin berusaha menutupi semua rumor itu, karena tak ingin membuat gadis yang sudah ia anggap teman sejak kecil harus mengalami guncangan karena ungkapan salah tentang dirinya.
"Apa kau ingin menyusahkan banyak orang?" tanya Soobin.
"Ya! Soobin, kau tahu aku tak akan bangun jika bukan kau yang membangunkanku. Karena kau yang aku percayai di istana ini. Bahkan untuk mempercayai app.." ucapan Putri Jieun terpotong, karena Soobin meminta dayang Hae untuk masuk dan menyiapkan pakaian serta air susu untuk gadis yang telah terduduk manis di atas ranjangnya.
"Aku keluar, ku harap kau menikmati hari-harimu dengan Raja." Ucap Soobin, membungkuk memberi hormat dan berlalu dari kamarnya.
Kau selalu saja begini, kau tak memahami apa yang aku rasakan? Kau kira aku bahagia tinggal di istana yang pengap ini, hal ini sungguh menyiksaku. Aku ingin bebas, jika saja aku bisa melihat eomma akan terasa indah. Keluh Putri Jieun membatin.
Kini Putri Jieun telah di dandani dengan riasan terbaru kerajaan Goryeo, dengan gaun yang berwarna pastel serta rambut yang ditata rapi. Seperti biasa bibirnya akan mengkerucut ketika dirias, dengan mendengus kesal berkali-kali.
"Tuan Putri, Soobin sangat pandai membangunkanmu." Goda dayang Hae, membuat gadis itu hanya tersenyum dan tak menampik pembicaraan yang baginya sungguh konyol.
Langit terlihat tak bersahabat hari ini, membuat Putri Jieun menjadi sedih. Ia mendapati matahari menyapa orang-orang di istana dengan senyuman, sedangkan perasaan Jieun yang hampa terasa tak dihiraukan.
"Mengapa semua orang terlihat bahagia?" tanyanya, dayang Hae hanya mampu menunduk dan tak dapat membalas pertanyaan yang menurutnya sulit.
Pelataran pertemuan keluarga dihias dengan banyaknya bunga-bunga, dan hembusan angin yang terasa menyejukkan. Putri Jieun melangkah dengan tatapan tegak, menangkap sosok Raja yang tertawa mendengarkan celotehan pria yang dikenal sebagai pembaca bintang istana, serta Ratu yang duduk di sisi kanannya.
"Oh, Lihatlah putriku sudah tiba rupanya!" ucap Raja pada Jimong yang mulai tersenyum ke arah Putri Jieun.
Kini gadis itu mendaratkan pantatnya di kursi dengan anggun, membuat Ratu tersenyum. Walau sampai saat ini, Putri Jieun belum mampu menerima Ratu Yeonha sebagai Ibunya. Baginya, tidak akan ada yang bisa menggantikkan sosok Bunda Hae Soo dalam hatinya.
"Bagaimana keadaanmu putri?" tanya Ratu Yeohwan.
"Aku baik-baik saja Yang Mulia," jawab gadis itu, membuat Ratu tersenyum walau berat karena dirinya belum di panggil Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE (KOOKU)
Fantasy*Jieun mulai percaya bahwa kelahiran dan kematian itu bagian kehidupan, bahkan dalam perjalanan cinta sejatinya yang penuh kejanggalan.* "Aku mulai sadar bahwa kau dan aku satu, dan akan tetap begitu. "-Lee Jieun. "Maafkan aku yang lama menyadari d...