twenty-six

17 1 0
                                    

"srius ra gak mau ikut rapat?. "lagi² donghae brtanya untuk yg kesekian kalinya ke nara.

Nara pun yg sibuk bermain dengan eza itupun mendengus kesal mendengar pertanyaan omnya yg bertanya trus menerus tanpa henti. "iya om. "ucapnya masih sibuk dengan eza tanpa menoleh kearah donghae.

"kenapa?. "

"pengen maen ama eza aja,ya kan za. "ujar nara mengelus lembut wajah eza yg dibls anggukan oleh eza.

"terus rapatnya gmana?. "

Nara yg mengerti maksud perkataan donghae itpun brpikir sejenak dan menengok kearah daniel yg emang sedaritdi bersamanya. "lu rapat gk niel. "tanya nara ke Daniel yg kini posisinya sedang menggendong eza dan meggabaikan ucapan donghae.

"enggak si ra keknya, kenapa emang?. "jawab daniel yg anteng dengan eza yg sibuk menatap layar hp miliknya.

"balik sabi neh niel. "

"sabi apa?. "

"balik elah niel, ngapain lgi coba. "ujar nara mengulang kalimatnya.

"kuylah."ucap daniel yg langsung menggendong eza.

"ngomong apa si?."

"balik om. "

"jangan ngaco, udah sono mending kalian berdua rapat,gak usah nyoba² buat kabur,kena caci chanyeol tau rasa. "

"yeuh bodo amat, lagi jga bang chanyeol mana bisa ngecaci, dah yuk niel balik. "ujar nara yg keras kepala.

"dih kok batu, mau ditelponin saha nih? Om ong apa bu yoona?. "tanya donghae yg kedengerannya mengancam.

Nara pun menghela napasnya pelan. "fine. "ujarnya yg menuruti perkataan donghae dan melangkah menjauh dari koridor kelas X. Ia pun memang tak berniat langsung keruang rapat. Seperti biasa, nara langsung menuju kearah rooftop sekolahnya.

Disanalah nara sering menghabiskan waktunya sendiri.

"disini lu ra, rupanya. "ujar vernon yg melihat nara sedang memejamkan matanya,seraya merasakan hembusan angin yg membuat rambutnya bertebrangan.

"ngapain?. "tanya nara yg menyadari kehadiran vernon.

Vernon mengabaikan pertanyaan nara, ia pun menyibukkan diri dengan smartphone berwarna hitam yg berlogo appel.

"daritadi?. "tanya vernon yg masih fokus dengan hpnya sesekaki ia melirik kearah nara. Nara pun tak menghirauman pertanyaan vernon dan memilih tetap memejam kan matanya, hingga tak sadar dirinya bersandar pada pundak lelaki tsb.

Vernon pun yg merasa berat pada pundak kananny itupun menghentikan aktivitas gameny yg kegnggu akibat senderan nara, ia pun berniat membetulkan posisi cewek tsb.

"lu cantik ra, cuman sayang kadang barbar. "ujar vernon seraya mengikat rambut nara, alhasil nara pun yg masih memejamkan matanya jatuh kepelukan vernon.

Cukup hening dengan keadaan seperti itu, vernon pun berusaha menetralkan detak jantungnya, berbeda dengan nara yg sedikit terusik dengan suara, ia pun mendongakkan kepalanya memandang wajah asia cowok tsb.

"jantung lu apa kabar non?. "tanya nara diakhiri tawanya.

Shit ketauan anjir. "_ujar vernon merutuki dirinya.

"baik. "jawab vernon singkat.

Mendengar jawaban tsb seketika meledaklah tawa dari nara.

"lu ngapain disini?."tanya vernon penasaran.

"menghirup udara segar. "jelas nara, vernon pun mencoba mengganggukan kepala pertanda mengerti.

Ke 2 org itu pun kembali menyibukan diri dengan kegiatan masing-masing, dengan nara yg kini sibuk dengan game dihp nya, sedangkan vernon? Entahlah hanya vernon dan tuhan yg tau, lantas ia hanya memandang wajah nara dalam diam.

guru matematik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang