Salah Paham

673 83 41
                                    

Apa salahku?
Hingga kamu pergi begitu saja dengan segala kebencian,
Katakan padaku jika salah
Bukan pergi lalu menghilang!
_____________________________

"Hai Nuc," ucap gadis itu sembari tersenyum.

"Siska?" Nuca masih menatap gadis itu intensif takut jika dirinya salah orang.

Gadis itu tersenyum senang dan langsung memeluk Nuca dengan erat. "Gue kangen sama lo Nuc, bayangkan berapa tahun kita nggak ketemu?"

Lelaki itu masih terpaku tanpa membalas pelukan gadis itu.

"Nucaa ah elah, lo kok malah bengong sih. Gue tambah cantik ya?" Tawa gadis itu sambil melepaskan pelukannya.

"Kok lo bisa ada di sini? Bukannya lo di Bandung ya?" Setelah terpaku beberapa menit lelaki itu sudah mulai mencerna keadaan yang ada.

"Gue pindah ke sini, papa pindah tugas ke Jakarta. Jadi gue sama Mama ngikut ke sini juga. Btw gue besok sekolah di sini lo."

Nuca hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanpa berniat menjawab gadis itu.

"Nuc, lo gak ada niatan gitu tanya kek mau sekolah dimana terus rumah gue dimana? Lo masih aja dingin ya. Capek gue ngomong sama patung." Gadis itu menghela nafas kasar dan ikut bersandar di sebelah Nuca.

Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan meringis. "Iya deh, lo sekolah dimana terus rumah lo dimana?" Tanya Nuca singkat jelas dan padat tanpa basa basi lainnya.

"Dih copas pertanyaan. Harus sabar sih emang ngomong sama lo. Gue besok sekolah di SMA Spektrum terus rumah gue deket sini juga kok. Kapan-kapan main gih jangan di rumah terus!"

Siska memandang jalanan di depannya yang ramai, lalu lalang kendaraan kota Jakarta jangan ditanyakan lagi. Sudah pasti ramai tak seperti suasana rumah Siska di Bandung bagian pelosok. Dirinya mengingat kejadian saat pertama kali bertemu Nuca di ajang pencarian bakat. Saat itu dirinya mengenal Nuca kecil yang mengadu peruntungan bakatnya di bidang tarik suara sedangkan dirinya dalam bidang modelling.

"Btw kita satu sekolah, gue juga di Spektrum," ucap Nuca singkat sebelum dering ponselnya berbunyi.

Nuca mengangkat telepon masuk dari Mahalini, tidak biasanya kakaknya itu menelpon dirinya kecuali memang penting.

"Nuc, lo dimana? Mama masuk rumah sakit. Cepet ke sini sekarang. Alamat gue share loc!" Ucap kak Lini di seberang sana.

Telepon dimatikan sepihak tampilan pesan yang berupa share loc alamat rumah sakit.

"Sis maaf ya, gue harus ke rumah sakit sekarang mama gue sakit. Sampai ketemu di sekolah." Nuca berlari meninggalkan Siska seorang diri, tak peduli apa yang diucapkan gadis itu.

***

Nuca sampai di rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Bahkan dirinya tadi hampir lupa membayar ojek yang dinaikinya bila saja tukang ojeknya tidak meneriakinya.

Berdasarkan pesan yang masuk dari kakaknya, Nuca menuju ke lantai dua tempat mamanya di rawat saat itu.

Dengan pelan dirinya membuka pintu kamar rawat inap mamanya takut kalau misal membangunkannya.

Terjebak dalam Friendzone (Kapal Pesawat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang