Bab 13 _ Hari istimewa

21 6 2
                                    

Happy reading 💞

"Keluarga, memang yang paling indah."

***

Pagi yang cerah datang kembali. Mentari pun muncul, memancarkan cahayanya. Burung-burung berkicauan merdu. Ayam jago berkokok, saling bersautan. semilir angin pagi berhembus lembut, memasuki ventilasi kamar.

Seorang gadis cantik masih merebahkan tubuh diatas ranjang kamarnya. Seharusnya, ia sudah memulai aktivitas pagi ini, tetapi karena saking magernya, jadi ia masih bermalas-malasan dengan ponsel yang ada ditangannya.

Ia terus memandangi berda pipih berwarna maroon itu lekat-lekat. 

"Hadiah dari ayah dan ibu, tahun lalu," gumam Sheila.

Ya, tahun lalu, ayah dan ibu memberikan ponsel kepada Sheila dan Sheli sebagai hadiah ulang tahun. Setiap hari ulang tahun mereka, pasti sangat istimewa. Apalagi, ketika Sheila dan Sheli saling tukar kado.  

Flashback on.

"Ini, kado buat lo," ucap Sheila suatu hari, tepat ketika hari ulang tahun mereka. "Ini." Ia memberikan sebuah kotak berwarna biru dengan motif bintang kearah Sheli.

"Oke, terima kasih. Ini juga buat lo. Selamat ulang tahun ya!" Sheli mengulurkan sebuah bingkisan yang bentuk lingkaran dengan ita cantik yang menempel diatasnya. 

Dengan cepat, Sheila menyambut bingkisan itu dari tangan Sheli. "Thanks."

"Oke, karena sekarang kita udah tukar kado, jadi nyanyi dulu," seru Sheli.

Ide yang konyol, Sheli, bisik Sheila dalam hati. Menurut Sheila itu ide yang sangat lucu. Kenapa? karena pada malam ulang tahun mereka, Sheli dengan santainya mengutarakan ide-nya untuk nyanyi berdua dikamar. Tidak apa lah, yang penting dia bahagia.

Sheila mengangguk. Detik itu juga, Sheila dan Sheli menyanyikan lagu happy birthday untuk mereka sendiri dengan meriah disertai tepuk tangan.

Disela-sela nyanyian mereka, suara ketukan pintu terdengar. Tak lama, muncullah seorang wanita paruh baya itu dari balik pintu. "Kalian lagi ngapain sih?" 

"Ini, Bu. Rayain ulang tahun." Sheli tertawa.

"Iya, Bu. semua ini ide konyol dari dia." Jari telunjuk Sheila menunjuk kearah Sheli.

Kania yang melihat tingkah laku kedua putrinya, hanya terkekeh. "Oke-oke, lanjutkan perayaan kalian berdua ya! Selamat." Setelah kalimat itu terlontar, Kania berbalik dan pergi.

Seperginya Kania, Sheli kembali tertawa. Mungkin, suara mereka terlalu keras, hingga Kania mendengarnya.

"Gara-gara lo, tuh." 

"Nggak lah! lo juga. Udah ya. Nyanyinya sampai disini saja," balas Sheli.

"Iya lah. Siapa juga yang masih mau nyanyi. oke, sekarang kita buka kadonya bareng ya?"

Sheli mengangguk. Sedetik kemudian, tangan mereka bergerak membuka kado masing-masing. Sepanjang membuka kado, Sheila dan Sheli tak berhenti bercanda. Mereka selalu melontarkan lelucon-lelucon receh yang membuat mereka tak berhenti tertawa. Memang, sesederhana itu mereka bahagia bersama.

Yap!

Kini, mereka sudah membuka bingkisan itu. Perlahan, Sheila dan Sheli mengambil isi dari kotak itu bersamaan.

"Hoodi pink."

"Hoodi maroon."

Ucap mereka bersamaan.

"Kok bisa sama sih?" Sheila menatap Sheli tak mengerti.

Sheli hanya mengangkat bahu. "Lo yang ikut-ikutan. Sama-sama hoodi lagi."

Diary Shefa 🍁 [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang