Happy reading 💞
Terkadang, Kembali tak akan mengubah semuanya menjadi sedia kala.
***
Pagi yang cerah, kembali menyapa. Matahari mulai muncul dari arah persembunyiannya. Membawa cahaya hangatnya yang masuk melalui celah-celah jendela kamar. Ayam jago berkokok merdu. Burung-burung berterbangan indah mengitari pepohonan. Kupu-kupu hingap diatas bunga yang berwarna-warni.
"Jadi, kita bakalan berlibur, Mas?" tanya Kesyi kepada Adam-suaminya.
"Iya, bareng kelarga Al-Fath," balas Adam yang masih duduk didepan laptop.
Kesyi yang masih duduk di tepi ranjang, langsung memeluk Adam. "Congratulation, Mas.
Hari ini adalah hari yang sangat membahagiaan bagi mereka berdua dan juga keluarga Al-Fath. Setelah satu minggu yang lalu, Adam berhasil menyelesaikan study S3-nya, dan berhasil membangun usaha besar yang makin pesat, sekarang ia mengajak keluarga Al-Fath untuk berlibur ke Korea.
"Satu minggu lagi, kan, kuliah libur, Mas. Kenapa nggak berangkat minggu besok aja, biar Sheila dan Sheli tetap kuliah?" tanya Kesyi.
"Kan, aku ada acara di singapure."
Kesyi menepuk pelan dahinya. "Oh iya."
"Nggak papa, izin satu minggu."
Kesyi mengangguk.
Setelah menikah, Kesyi tinggal dirumah mertuanya, dan sekarang mereka akan bersiap-siap pergi ke rumah ayah dan ibunya.
***
Istirahat setelah mata kuliah yang membosankan, membuat mata Sheila berbinar. Saat yang sangat ia tunggu-tunggu. Tidak ada yang istimewa, ia hanya ingin makan di kantin saja bersama Tasya seperti sekarang ini.
Lihatlah! dua mangkuk soto dan dua es jeruk, terhidang di meja mereka. Tanpa pikir panjang, mereka langsung menyantapnya.
"Pokoknya, jangan ada yang ganggu makan gue," ucap Sheila tiba-tiba, sebelum ia menyuap sendok pertamanya.
"Siapa juga yang mau gangguin lo," balas Tasya yang sudah sedari tadi memulai kegiatan makannya.
"Ya, kan, biasanya ada pesan, telepon, gitu."
"Terserah lo aja deh."
Sheila mulai menyuap soto itu kemulut, sambil sesekali menyeruput es jeruknya.
Drrrttt... Drrrttt...
Ponsel Sheila bergetar. Menandakan ada pesan masuk. Meski berkali-kali berbunyi, tetapi Sheila tidak mengiraukannya, dan ia tetap makan soto dengan tenang.
Drrrttt... Drrrttt...
Posel kembali berdering yang kesekian kalinya. Membuat Tasya yang sedang makan, merasa berisik terganggu.
"Lihat dulu! Siapa tau penting!" Tasya mendengus kesal, melihat Sheila masih asyik dekan makanan dan membiarkan ponselnya berisik.
"Nanti dulu, aku habisin makan dulu, nanggung."
Sheila meneruskan makannya hingga habis. Setelah itu, ia meraih ponsel yang tergeletak diatas meja. Perlahan, jemarinya mengusap layar dengan lincah, dan langsung membuka pesan itu.
Kakak tercantik: Assalamualaikum, adek tercinta. Sheila, nanti pulang dari kampus, kamu siap-siap ya, ayah jemput!
Kakak tercantik: Jangan lama-lama, soalnya ayah udah berangkat dari tadi. Pokoknya, kamu jangan buat ayah menunggu, pulang kuliah langsung beres-beres dan nunggu ayah, oke?
![](https://img.wattpad.com/cover/224121892-288-k244916.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Shefa 🍁 [end]
Teen FictionBaca. Jangan lupa Follow, Vote, and Voment 🍁 "Terkadang, cinta itu membutakan hati dan tidak bisa membedakan sesuatu yang belum pasti," 🍁