Happy reading 💞
Dua hari setelah pulang dari Jakarta, Sheila tidak ke kamus. Selain karena badanya masih lelah, ia juga belum mau berangkat karena takut dihukum. Dengan rasa malas, akhirnya kembali kuliah hari ini. Apapun hukumanya, ia harus mau menerima.
Delapan hari tidak masuk kuliah.
Dengan perasaan takut, Sheila melangkah menuju kelas. Lihatlah! tatapan mahasiswa lain disepanjang jalan terlihat menyeramkan. Apakah kesalahan Sheila begitu besar?
"Sheila!" Teriakan seseorang membuat langkah Sheila terhenti. Ia sangat mengenal suara familiar itu.
Dengan cepat, ia menoleh, dan menemukan seorang lelaki dengan tampilan yang sedikit berbeda, berdiri tak jauh darinya. Perlahan, lelaki itu mendekat.
Aduh, gimana ini? Jangan-jangan, dia mau hukum aku?
"Hai, Kak. Aku mau keatas dulu ya. Mata kuliah pertama, kan, Kak?" Sheila berbalik, hendak melangkah menuju kelas, tetapi suara itu membuat langkahnya terhenti.
"Tunggu! Kemana aja dari kemarin? Delapan hari tidak masuk." Suara Rafa terdengar sedikit tinggi. Sepertinya, lelaki itu marah. Bukan, dia tidak marah, tetapi menunjukkan sikap tegasnya.
Tubuh Sheila seketika kaku. Lidahnya terasa kelu untuk melontarkan kalimat. Jujur, ia takut. Yang sebelumnya belum pernah melihat Rafa berbicara setegas itu dengan perempan, kali ini ia tau untuk yang pertama kalinya, bahwa dia tegas.
"Kenapa tidak izin?"
"Aku..." Dalam hati ia ingin menjelaskan yang sebenarnya, namun lidahnya terasa kelu.
"Sudahlah. Jangan kebanyakan alasan! Sekarang, kamu ikut aku ke perpustakaan."
Sheila mengangguk lalu melangkah mengekori Rafa menuju perpustakaan. Apa yang akan Rafa lakukan? Hukuman apa yang akan Rafa berikan pada Sheila? Semoga saja tidak berat.
Melihat Sheila berjalan dibelakkang Rafa, membuat mahasiswa lain memandang dengan tatapan tajam. Yang bisa ia lakukan hanya diam menunduk. Tak memedulikan tatapan orang-orang.
Sampai di perpustakaan, Sheila terkejut melihat sekitar. Lihatlah! Perpustakaan yang biasanya terlihat sangat bersih, kini berubah menjadi sangat kotor. Delapan hari ia tak masuk kuliah, apa yang terjadi dengan perpustakaan?
"Kamu bersihkan semua sudut ruangan ya! Rapikan juga buku-bunya. Jangan ada yang berdebu. Pokoknya semuanya harus bersih."
"Pagi ini, kamu tidak diizinkan ikut mata kuliah saja," ucap Rafa dengan tegas sebelum pergi.
Sheila menghela napas. Rafa terkenal sebagai dosen yang paling disiplin. Ia juga yang memegang keamanan kampus. Jadi, untuk mahasiswa yang tidak pernah masuk, akan ia hukum seperti Sheila.
Seharusnya Sheila menjelaskan yang sebenarnya supaya tidak dihukum, ah tetapi ldahnya terasa kelu untuk mengucapkannya.
Sheila suka sikap Rafa yang tegas. Rafa yang selalu memberi hukuman kepada semua mahasiswa yang berbuat kesalahan tanpa pandang siapa orang itu, sekalipun ia tetap menghukum orang yang ia sayang.
Tangan Sheila bergerak mengambil buku-buku yang tak beraturan, dan merapikannya kembali. Jujur, ia tak terlalu keberatan diberi hukuman seperti ini. Karena, ia memang suka bersih-bersih. Berbeda dengan Sheli, membersihkan kamarnya saja pun jarang.
Rak demi rak, ia rapikan satu persatu. Setelah itu, ia mengambil kemoceng untuk membersihkan debu-debu yang menempel pada buku-buku yang jarang tersentuh. Lihatlah! Debunya banyak, lantainya pun penuh dengan debu. Pokoknya, kotor sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Shefa 🍁 [end]
Fiksi RemajaBaca. Jangan lupa Follow, Vote, and Voment 🍁 "Terkadang, cinta itu membutakan hati dan tidak bisa membedakan sesuatu yang belum pasti," 🍁