Jeno terbangun dengan sebuah tangan kecil yang menusuk - nusuk pipinya serta melayangkan ciuman keseluruh wajahnya diiringi suara cekikikan khas anak kecil. Jeno mengerjap saat netranya menatap cahaya hangat mentari pagi, ternyata ia tertidur di kursi santai kolam renang. Jeno menoleh mendapti Jisung yang tersenyum padanya dengan tatapan polosnya. Pria itu bangkit dan menatap darah dagingnya itu, ulu hatinya tercekat saat menyadari kesalahannya lagi saat menatap manik onyx Jisung yang berbinar tiap memandang dirinya. Dan saat Jeno memandang si kecil, ia jua putus asa sebab Jisung layaknya fotokopi dirinya tanpa wajah sang ibu yang setidaknya bisa mengobati rindu Jeno selama ini.
Ia amat benci kenyataan itu, dimana Jaemin masih merongrong di hatinya walau sosoknya tak bisa Jeno raih lagi. Tapi beruntung malaikatnya menyertainya.
"Apppaaa..."
"Kau sudah bangun, sayang. Kau mencari Appa ya?"
"Hihihi"
"Kenapa malah tertawa, nah. Ayo kita harus bersiap ke sekolah, Jisungie"
Jeno mengangkat Jisung dan menggendongnya memasuki rumah. Jeno memandikan serta menyiapkan segala keperluan Jisung lalu bersiap untuk pergi ke kantor. Jeno termasuk tipe pekerja keras dan ambisius, ia juga seorang workaholic dan penuh tanggung jawab sehingga menjadikannya atasan yang disegani selain karisma dan ketampananya. Namun jika sudah menyangkut Jisung, Jeno akan sangat panic dan sifat protektifnya akan membuatnya uring - uringan. Beruntung setelah masuk taman kanak - kanak, Jisung jarang sakit dan lebih bahagia. Melihat anaknya begitu semangat, Jeno pun segera menggendong Jisung dan mengantarkannya. Setelah itu rutinitas sibuknya dimulai.
Disisi lain, seorang pemuda berwajah rupawan atau bisa dikatakan sangat cantik memandang kosong bunga peony yang tumbuh di halaman dari jendela kamarnya. Bibir cerinya yang dulu selalu menyunggingkan senyuman kini terkatup rapat, rona indah hilang dari wajahnya seiring dengan sinar mukanya yang meredup. Wajah pucatnya tanpa ekspresi terlihat putus asa, lalu pandangannya teralihkan pada pintu yang terbuka pelan.
Seorang pemuda manis pun masuk sembari memberikan senyum manisnya pada pemuda sendu tadi. Sang pemuda yang lebih muda berjalan mendekat sembari membawa sebuah nampan berisi makanan dan susu pisang. Pemuda manis itu tersenyum memandang pemuda di hadapannya yang hanya memandangnya dalam diam.
"Jaemin-hyung, ayo makan dulu. Setelah makan kau harus minum obat agar cepat sembuh"
Pemuda itu mendudukkan dirinya disis Jaemin yang memandangnya dengan mata tanpa kehangatan yang terlihat jelas memiliki kantung mata hitam kontras dengan kulit putihnya hingga menimbulkan kesan mayat hidup padanya. Tapi Jaemin hanya terfokus pada penampilan sang adik, hingga pemuda itu menyadarinya.
"Jaemin-hyung. Hari ini Minhee akan masuk kerja di perusahaan besar. Gajinya cukup untuk kita hidup. Maaf jika aku harus meninggalkanmu sendirian,tapi jangan khawatir saat jam makan siang aku akan pulang. Bibi Kim akan bersama Hyung"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Again | Nomin 🍁✔
FanficPDF TERSEDIA DI TRAKTEER https://trakteer.id/autumn_ginkgo Kesalahan terbesar Lee Je No adalah ketika membiarkan orang yang begitu mencintainya terluka dan meninggalkannya beserta permata kecil mereka. Dan Tuhan terus memberinya cobaan dalam perjuan...