🌺32🌺

3.8K 450 194
                                    

Up hari ini, Please vote and comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Up hari ini, Please vote and comment

Welcome ges 

Hari ini up satu chapter karena kalian nungguin

Tapi mohon jangan kecewa karena makin jelek ya

Terima kasih tetap setia dan mampir kesini

Selamat membaca dan SELAMAT MERUSUH, JADI ANTENG BANGET INI LAPAK HERAN

AKU SEMPETIN KOK BACA KERUSUHAN TERKINI DARI KALIAN DAN NYICIL CERITA INI

RUSUH AJA GAK PAPA 😂😂
AKU SUKA GAK GANGGU KOK

AKU SAYANG KALIAN

🌺🌺

Jeno telah selesai membawa Jaemin melakukan pemeriksaan terakhirnya. Setelah dokter mengatakan Jaemin sudah sehat dan tak ada yang salah dari diri Jaemin, Jeno pun mendorong kursi roda Jaemin menuju bangsal rawat sang istri untuk persiapan pulang. Bibir keduannya terkatup rapat, entah sejak kapan mereka begitu canggung dan asing. Tak ada pembicaraan lain karena keduanya terlarut dalam pemikiran masing - masing. Hingga seseorang memandang mereka dengan alis bertautan dan heran, ia pun memanggil mereka.

"Nana? Jeno?"

Sontak keduannya menoleh, Jeno terkesikap entah mengapa rasanya kesal sekali melihat wajah itu. Hwang Hyunjin. Jeno berdecih saat pemuda itu memandang lekat Jaemin yang memiringkan kepalanya saat memandangnya. Jeno tidak buta untuk tahu jika Hyunjin masih memandangnya penuh cinta seperti dulu, saat mereka duduk di bangku SMA bahkan ketika Jeno dan Jaemin tinggal di Amerika. Betapa muak Jeno karena pria itu selalu muncul dimana - mana seakan mengikuti saja kemanapun Jaemin berada.

"Hyunjin?" Jeno membelak, suaranya tercekat di tenggorokan. Jaemin mengingatnya? Tapi melupakan suaminya sendiri? Tanpa sadar Jeno mencengkram pegangan kursi roda dengan erat. Menahan kuat - kuat amarahnya yang bisa saja meledak kapan pun. Jeno sadar ia cemburu. Dadanya begitu sakit ketika Jaemin lebih mengingat pria itu daripada dirinya. Apakah Hyunjin termasuk kenangan indahnya jadi Jaemin tak melupakannya. Jeno meradang.

"Wah, aku tak sangka kita bertemu lagi disini setelah lima tahun. Kau sakit apa, Na?"

"Bukan urusanmu"

"Jeno?"

"Ck, masih brengsek seperti biasanya Lee"

"Tutup mulutmu, Hwang. Sedang apa kau disini?"

"Aku menjenguk saudaraku yang sakit. Jangan mengalihkan pembicaraan begitu jawab saja. Apa Nana begini karena ulahmu lagi?"

"Eh? Ada apa sebenarnya?"

Love Again | Nomin 🍁✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang