🍁14🍁

5.1K 675 169
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


sesuai janji, dah 50 vote aku double up

kalo chapter ini juga bisa 50 vote lebih aku triple up gmana?

BAIK KAN AKUUUUU 🤣😎

jangan jadi silent readers

Please menghargai karya penulis ya

Thank you yang udah vote, lope u mwah pokoknya


🍁🍁

Keesokan harinya, Jaemin melangkahkan kakinya tanpa minat menuju sekolahnya. Memang benar tubuhnya sudah sembuh tapi tidak dengan hatinya, Jaemin harus menata kembali hatinya . Sepasang airpod terpasang di kedua telinganya, sebuah lagu mengalun dengan lembut mengiri langkahnya di bawah pohon - pohon maple dan ginkgo. Angin yang berdesir lembut menerpa tubuhnya membuat Jaemin meraup udara sebanyak - banyaknya lalu menghela nafasnya penuh rasa sakit dan sesak. Pemuda itu sudah membulatkan tekadnya, bersamaan dengan bergantinya musim ia akan melupakan kisah cintanya yang sedih. Saat salju pertama turun, Jaemin akan menutup rapat hatinya dan mengenyahkan segala kenangan menyakitkan yang mengingatkannya pada Lee Jeno. Impian dimana dirinya dan Jeno saling mencintai, tak akan pernah terwujud. Saat Jaemin menyadari semua itu mungkin ia tak akan pernah mencintai lagi.

Jaemin menyemangati dirinya dengan menepuk dadanya sendiri. Inilah yang harus ia lakukan dan itu adalah hal yang benar. Begitu Jaemin menghembuskan nafasnya entah yang keberapa kali, ia sudah berada di sekolah. Daftar pertama dalam hidup Na Jaemin saat ini adalah menghindari dan melupakan Jeno sama seperti saat ia belum mengenal pemuda itu. Jadi ia memasang topeng senyumnya saat melihat kedua sahabatnya sudah menunggunya di bawah pohon oak yang menguning.

"Aku merindukan kalian berdua"

"Aneh sekali, kau baik - baik saja kan, Na?"

"Yah, tentu saja kenapa memangnya?"

"Kau sangat pucat, Na. Kau yakin sudah sembuh?"

"Ya, aku sehat. Aku begitu ingin bertemu kalian makanya aku bisa cepat sembuh"

"Gombal, paling karena kau ingin bertemu Jeno kan? Kau memang benar - benar. Kau harus pikirkan dirimu sendiri, Na."

Jaemin hanya tersenyum masam, tak tahu harus menanggapinya seperti apa. Karena ia baru sadar jika dirinya memang terlalu memikirkan Jeno dan malah tak memperdulikan dirinya sendiri yang jelas - jelas lebih mengkhawatirkan. Jaemin tak ingin hal it uterus berlanjut, maka ia langsung menarik kedua tangan Renjun dan Haechan berpura - pura tersenyum agar terlihat baik - baik saja.

"Kalian cerewet sekali. Aku tahu kalian belum mengerjakan tugas, kan?"

"Hah? Memangnya ada?"

"Hahaha, lihatlah. Bagaimana kalian bisa hidup tanpa ku jika tidak menyalin tugasku"

Love Again | Nomin 🍁✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang