❄28❄

4.6K 542 429
                                    

Hai ges triple up!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai ges triple up!

Gimana? Mantap kan? Nangis berapa kali wkwkwk

Ternyata banyak juga yang nistain uri Zeno Lee

Tenang masih bisa diatur kurmanya jeno

Btw aku bengek mampos
Sejak kapan ini lapak ganti genre 😭😭😭

Ngapa kalian ngebadut di komen astaga

Dahlah terserah kalean mau ngrusuh juga bebas aku gak bakal menang ngelawan PERUSUH

Pokoknya aku cinta kalian😘😘
Selamat membaca 💚

Please vomment, silent readers tolong ganti professi ya 😂😂 jangan gentayangan kek hantu

❄❄❄

Jeno merasakan himpitan yang menyesakkan ketika memandang tulisan tangan di kertas itu. Tulisan itu terlihat rapi walau goresannya menunjukkan kalau penulis begitu lemah. Ia jelas tahu siapa penulisnya. Bahkan dari kata pertama saja, Jeno tak kuasa untuk menahan rasa sesak didadanya. Jeno meringis saat wajah Jaemin terbayang dalam benaknya.

Jeno tak bisa mempercayai semua itu terjadi begitu cepat tanpa bisa ia tahan. Sekarang penyesalannya begitu terlambat. Andai saja, ia tak membenci Jaemin alih - alih mengatakan yang sejujurnya jika ia mencintai pria seindah musim semi dan sehangat mentari itu, mungkin semua tak akan seperti ini. Jika saja ia egonya tak tinggi dan dirinya mengenggam tangan Jaemin mereka berdua pasti bahagia. Jika saja Jeno mengakui kalau Jisung darah dagingnya alih-alih menyakiti keduannya pasti hatinya tak akan terasa sesakit ini.

Sekarang di tempat itu, Jeno menyesali semuanya. Penyesalan yang sangat sangat terlambat. Nafas Jeno serasa tercekat. Tenggorokannya begitu kering dan serasa seperti sekam. Namun airmata tak berhenti juga. Jeno memandang Jisung sebentar lantas beralih pada kertas dalam genggamannya. Tubuh Jeno bergetar hebat dan lidahnya kelu. Ulu hatinya berputar - putar hingga membuatnya mual namun dadanya masih tertikam - tikam sembilu hingga pening mendera kepalanya tanpa ampun. Dengan hati yang hancur Jeno membaca surat itu.

'Eomma'

"Na..."

'Eomma ingat saat aku kehilangan eomma winwin? aku benar - benar bersyukur eomma memelukku waktu itu, menyayangiku, dan menganggapku sebagai anak sendiri. Jadi aku tak merasa sendirian di dunia ini. Aku sadar tuhan menyayangiku, tapi aku tahu Ia tak mengijinkanku untuk mencintai orang yang paling aku cintai. Entah berapa tahun yang diperlukan, suamiku tak akan pernah mencintaiku.'

"Na...."

"Walau aku punya sepuluh mulutpun aku tak akan sanggup menjawab mengapa suamiku tak bahagia bersamaku. Karena itu kuputuskan untuk pergi'

Love Again | Nomin 🍁✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang