🍁13🍁

5.2K 662 124
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




santai say kalem dulu slow weh

kata siapa gw mau cepet" nemuin dua bucin itu

pelit kuburannya sempit :v

Please vote lah, padahal gampang lo .

Napa kalian cuma liat aja, berbakat banget jadi impostor

bikin gak semangat nulis tau

🍁🍁

Jeno masih meringkuk di ranjang itu saat angin musim gugur membelai tubuhnya hingga membuatnya bergidik, musim gugur datang lebih cepat dari yang ia kira ternyata. Jeno memijat dahinya guna mengurangi pening yang menderanya. Jeno terkejut ketika mendapati dirinya masih di kamar Jaemin hingga hari telah berganti. Terlebih ia tak pernah tidur sepulas itu dalam lima tahun ini. Jeno mengalami insomnia, dan walaupun ia tetap terjaga. sepanjang malam dirinya akan terus tersiksa. Tapi itu tak sebanding dengan apa yang Jaemin alami.

Jika kalian bertanya apa yang begitu mempengaruhi Jaemin hingga jiwanya terganggu. Itu adalah akumulasi rasa sakit yang Jeno torehkan sepanjang waktu hingga Jaemin tak kuasa lagi menahannya. Dengan seluruh rasa sakit itu tak mungkin Jaemin akan tetap waras dan musim gugur itu adalah awal yang menghantamnya hingga tahun - tahun berikutnya.

Jeno kembali teringat saat memandang daun ginkgo yang berdesir tepat di sebelah kamar Jaemin. Ah, sudah musim gugur. Dan nana masih belum pulang. Jeno kira ia masih harus menunggu hingga musim gugur tahun - tahun selanjutnya. Jeno tersenyum sendu saat meraih daun ginkgo yang tertiup angin tepat di depan matanya. Sebentar lagi tahun baru, dan itu berarti Jeno akan melewati tahun baru tanpa Jaemin lagi. Walau doanya masih sama seperti musim gugur lima tahun lalu ketika Jeno memandang senyum itu untuk terakhir kalinya.

🍁

Autumn. Tujuh tahun yang lalu. Tahun kedua masa SMA.

Sore itu Jeno berjalan menuju halte yang berjarak sekitar dua ratus meter dari sekolahnya. Kegiatan rutinnya di tempat itu adalah memberi makan kucing - kucing liar yang hidup di jalanan di sekitar situ. Memang karena pada dasarnya Jeno menyukai kucing, ia selalu senang saat memberi makan kucing - kucing yang ada disana dengan memikirkan kucing - kucing itu akan mendatanginya dan mengerubunginya. Dengan menenteng satu makanan kucing ukuran besar, Jeno melangkahkan kaki jenjangnya ke tempat itu.

Namun dari kejauhan ia bisa melihat seseorang sedang berjongkok untuk memberi makan sekitar hampir selusin kucing itu di tempat biasa ia berada. Semakin ia mandekat, Jeno pun mengenali orang itu. Na Jaemin.

"Astaga, dia lagi. Kenapa dia selalu ada dimana - mana"

Tetapi setelahnya Jeno hanya terdiam memandang Jaemin yang sedang memeluk anak kucing berwarna putih polos itu dengan wajah bahagia penuh sumringah. Ia tak sangka Jaemin juga peduli dengan kucing - kucing itu. Entah kenapa, Jeno merasa jika Jaemin tak seburuk kelihatannya. Terlepas dari betapa menyebalkan sikap pemuda manis itu yang selalu menempel - nempel dan berbuat ricuh disekitarnya. Jeno piker, Jaemin hanya anak manja yang selalu merengek dan petakilan. Ternyata dia punya sisi baik juga.

Love Again | Nomin 🍁✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang