30 : Kesalahan

9K 1.4K 457
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Seandainya setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Apa kesempatan itu juga berlaku untuknya?
@skn.nisa

“Mulai malam ini, saya talak kamu Naura Shafa Azahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Mulai malam ini, saya talak kamu Naura Shafa Azahra....”

Rencana Kahfi berjalan sesuai kemauannya. Shafa menyaksikan apa yang seharusnya Kahfi perlihatkan di hadapannya. Ketika pria itu duduk berhadapan dengan Nessa, mengutarakan setiap untaian kata yang dulu pernah dia katakan pada Shafa seolah dia adalah penipu.

Shafa marah! Dia menjerit sekuat mungkin di kamar. Bahkan pukulan wanita itu sama sekali tak berarti  apa-apa bagi Kahfi. Sesak menyeruak di dada, perih melihat tangisan menetes di wajah Shafa.

Suara petir bergemuruh di luar, bersamaan dengan talak yang Kahfi jatuhkan pada sang istri.

“MAS KAHFI.” Shafa berteriak marah, sangat marah padanya. “Tolong katakan ini mimpi! Tarik kata-kata Mas.”

Kahfi diam saja tanpa respon, sampai perlakuan Shafa tiba-tiba meletakan tangannya tepat di dada sebelah kiri wanita itu. “Mas bisa rasakan ini? Mas tau betapa sakitnya hati Shafa saat ini? Shafa kehilangan dua orang secara bersamaan di hidup Shafa.”

Pria itu menatapnya sendu, Bukan dua orang Shafa, Mas memberikan luka jauh lebih besar dari itu di hatimu. Kahfi membatin geram, dia menarik paksa tangannya dari cekalan Shafa. Kahfi tidak bisa menyaksikan tangisan Shafa lagi! Kahfi ingin Shafa membencinya, tapi dia tidak sanggup menyaksikan kebencian wanita itu sendirian.

Pria itu memilih pergi dari sana, belum sempat sampai di ambang pintu, ayunan langkah kakinya terhenti mendengar intrupsi Shafa.

“Demi Allah Shafa menyesal Mas! Shafa menyesal menjatuhkan hati pada Mas, Shafa menyesal pernah melewati hari-hari bersama Mas.”

Kahfi memejamkan mata sejenak, lalu  melanjutkan langkahnya kembali. Menuntun dia pergi ke mobil, guyuran hujan lebat di luar sedikit membasahi kemejanya.

“Menyesalah pernah mengenal Mas, Shafa. Menyesalah pernah melewati hari-hari kamu bersama Mas, tapi jangan pernah menyesal telah melabuhkan hati kamu pada laki-laki ini.” Kahfi meneteskan air mata di ekor matanya.

Gemuruh petir semakin keras di luar, seorang wanita keluar dari dalam rumahnya membawa koper besar bersamanya. Kahfi menatapnya dari kejauhan, Shafa menengadahkan wajahnya ke langit, bahu wanita itu naik turun tanda dia sedang menangis.

Kahfi semakin dia buat sesak! Dia ingin mendekap wanita itu, dia ingin menangkannya. Seraya berkata, semua yang terjadi adalah bohong. Kahfi selalu mencintai Shafa, di hidupnya hanya ada Shafa.

Shafa menyeret kopernya keluar gerbang. Dia menghentikan taksi yang lewat di depan sana. Kahfi menyalakan mesin mobilnya ketika taksi tumpangan istrinya berlalu pergi, dia mengikuti kemana taksi itu membawa Shafa.

Kahfi [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang