(Not) Best Friend

42.5K 893 49
                                    

princehaewonsung simple prompt. Semoga sesuai dengan apa yang di request 😊

"Ba-bagaimana ini Andrew....?"

Pemuda berparas manis itu menunjukkan tiga buah test pack dengan garis dua pada pemuda disampingnya. Rasanya ia ingin menangis, itu hanyalah satu malam dimana mereka sama-sama sedang mabuk. Sex itu, bahkan ia sama sekali tidak mengingatnya dengan jelas meski ia yakin jika ia melakukannya dengan sang sahabat Andrew.

Andrew dan Jeremy bersahabat baik sejak kecil. Bahkan Andrew sudah menganggap Jeremy sebagai saudaranya sendiri--atau itu adalah pengakuannya. Ia menyukai sahabat masa kecilnya itu bahkan lebih daripada teman biasa. Namun ia yang hanya seorang yatim piatu tentu saja tidak akan bisa disamakan dengan Jeremy yang hidup di keluarga yang sangat berkecukupan.

Jeremy adalah seorang anak pengusaha kaya di negara mereka. Keduanya bertemu di panti asuhan tempat Andrew tinggal, dan mereka juga bersekolah satu sekolah sejak sekolah dasar hingga sekarang SMA. 

Persahabatan mereka sama seperti yang lainnya, sebelum malam itu ketika sebuah kata 'coba-coba' membuat mereka mabuk setelah menemukan botol bir di samping kamar Andrew, dan mereka meminumnya hingga mabuk. 

Bukan hanya sekedar mabuk, tetapi malam itu mereka juga melakukan sex tanpa mereka ingat jelas, dan mengakibatkan 2 bulan kemudian Jeremy mendapati dirinya hamil. 

"Kita bicara sama orang tuamu ya Jer? Aku bakal tanggung jawab kok."

.
.

"TIDAK! KALAU MASIH INGIN TINGGAL DENGAN KAMI, KAU HARUS MENGGUGURKANNYA DAN JANGAN KEMBALI BERTEMU DENGAN ANAK YATIM PIATU ITU!"

Ayahnya murka. Jeremy tampak takut, karena ayahnya bahkan tidak membiarkan Andrew masuk saat Andrew menemaninya. Dan ia segera dicerca saat mengatakan jika ia sedang hamil anak dari sahabatnya tersebut. Ibunya biasanya akan membantu, namun saat ini terlalu shock untuk tahu anaknya hamil diluar pernikahan. Meski ibunya menyukai Andrew, namun yang dilakukan keduanya membuat ia kecewa.

"Nggak! Andrew juga udah mau tanggung jawab, kenapa harus digugurin yah?"

"Kamu masih kelas 1 SMA sayang, Andrew anak yang baik. Tetapi sekolah kamu juga penting..."

Jeremy terdiam, ia hanya bisa menunduk dan tidak mengatakan apapun.

"Nanti malem mama antar ke dokter kenalan mama. Kita gugurin aja ya sayang... nanti mama yang bilang ke papa supaya kamu masih bisa ketemu sama Andrew," kembali saat ibunya mengusap kepalanya, Jeremy hanya terdiam.

.
.

Dan malam itu, saat ia tengah kabur ketika ibunya akan mengantarkannya untuk mengaborsi anak dalam kandungannya, ia menemukan dirinya sudah berada didepan kamar kost dari Andrew. 

"Jer?"

Jeremy tidak mengatakan apapun, dan hanya melemparkan tubuhnya ke pelukan sahabatnya itu juga terisak. Malam itu, dengan segera Jeremy menceritakan semua hal yang terjadi di rumah. Andrew hanya mendengarkan sambil mengangguk pelan.

"Kamarku kecil, dan aku ga punya banyak uang. Ga papa kalau kamu tinggal disini?"

"Nggak apa, aku ga mau gugurin kandunganku Ndrew. Aku yang malah harusnya tanya, aku bakal ngerepotin banget pasti habis ini," Jeremy menghela napas dan masih menyenderkan kepalanya di tubuh sahabatnya itu.

"Si bego, kapan kamu ga ngerepotin aku?" Jeremy memukul kepala Andrew yang menggodanya, dan Andrew hanya tertawa dan sedikit mengaduh. Ia melihat perut Jeremy yang masih tampak biasa, "boleh pegang?"

Birth Story of Male PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang