Request 1

32K 514 8
                                    

Dimulai dengan rasa suka yang jika ia pikirkan lagi adalah hal paling bodoh yang pernah ia rasakan, pada seorang ketua osis sekolahnya dan berakhir mereka berada di situasi aneh dimana mereka sama-sama berada dalam keadaan telanjang di satu ranjang.

Mencintai Kang Daniel sejak awal adalah sesuatu yang salah. Mereka berdua adalah lelaki, juga keluarga mereka sangat bertolak belakang. Ia yang berasal dari keluarga Broken Home, ia hanya punya ayah yang membesarkannya, dan ibu yang tidak bertanggungjawab meninggalkannya saat masuk bayi. Dan Kang Daniel, si ketua osis dengan segudang prestasi juga keluarga yang harmonis. Mencintainya hanyalah tampak seperti punduk yang merindukan bulan.

Namun, malam itu saat Daniel membawanya pulang ke rumah karena baru saja dihajar oleh murid sekolah sebelah, entah apa yang merasuki pemuda itu ketika ia dengan terang-terangan menyatakan perasaan yang sudah ia pendam sejak 3 tahun yang lalu pada Daniel.

"Aku menyukaimu."

Hanya dua kata itu, ia kira akan ada tatapan jijik yang diberikan Kang Daniel padanya. Namun, saat pemuda itu dengan ganas melumat bibirnya, pikirannya seketika kosong. Dengan rakus Daniel bahkan tidak membiarkannya untuk bernapas dalam ciuman panas yang didominasi oleh pria tersebut.

Tidak ada kata-kata balasan dari pemuda yang menciumnya itu, namun ciuman itu berubah menjadi semakin intens saat sepasang tangan itu menyentuh bagian bawahnya. Meremas bokongnya dan membuatnya mendesah pelan. Dengan sedikit kasar, Daniel mendorong tubuh Seungwoo di sofa kecil rumahnya.

Ia tidak begitu ingat dengan apa yang terjadi setelah itu, pikirannya berkabut saat ia meneriakkan nama Daniel ditengah desahannya. Yang ia tahu, paginya saat mereka akan berangkat sekolah, ia menemukan Daniel berada disampingnya dan masih memeluknya dengan sebelah tangan. Tidak ada sehelai pakaianpun yang menutupi keduanya.

Walau tidak ia ingatpun, Seongwoo tahu ia baru bersetubuh dengan pemuda tersebut.

.
.

"Lupakan yang terjadi malam itu."

Kata-kata itu keluar dari bibir pemuda didepannya, saat Seongwoo untuk pertama kalinya berbicara pada Daniel setelah kejadian malam itu. Ia yang baru akan mengatakan sesuatu pada Daniel mendadak kelu berbicara. Pemuda itu memandangi ekspresi datar Daniel, yang kemudian berlalu akan meninggalkan Seongwoo yang membutuhkan waktu beberapa saat untuk mencerna apa yang terjadi.

"Itu hanya sebuah kesalahan."

...

"BANGSAT!" Seongwoo berteriak dan melempar sesuatu pada Daniel, yang telak mengenai kepala pemuda itu. Daniel berbalik dan memungut beda yang mengenai kepalanya tadi, "aku tidak kemari hanya untuk membicarakan kejadian malam itu! Bagaimana aku bisa melupakannya?"

Daniel melihat sebuah stik kecil berwarna putih dan pink, dengan dua buah garis merah di bagian tengahnya. Sebuah testpack.

"Kau yang sudah membuatku dalam keadaan seperti ini," Seongwoo menggeram pelan, menatap tajam kearah Daniel yang masih melihat benda di tangannya, "baiklah kalau kau ingin melupakannya. Jangan harap kau akan menemuiku lagi."

Seongwoo bukan orang yang akan mengemis jika Daniel memang orang sebrengsek ini. Ia memang jatuh cinta pada pemuda itu, namun ia tidak akan memaksa seseorang yang terang-terangan memintanya melupakan apa yang seharusnya bisa dipikirkan konsekuensinya oleh keduanya itu.

.
.

Kandungan Seongwoo semakin besar. Ia menutup dengan jaket sekolah, dan baju yang kebesaran. Ia beraktifitas seperti biasa, Kali ini ia berusaha untuk menghindari Daniel yang tampaknya juga tidak begitu memikirkan apa yang mereka bicarakan saat itu.

Birth Story of Male PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang