[1.1] Live Birth

42.2K 717 49
                                    

Request by : yukhyei maaf kalau ga sesuai dengan apa yang diinginkan 🙇‍♀️

.
.

Benda berbentuk tabung kecil itu berserakan di lantai kamar mandi umum di sebuah gedung stasiun TV terbesar di Korea tersebut. Entah sudah berapa kali pemuda yang tengah duduk di salah satu bilik kamar mandi tersebut menghela napas, memegang testpack ke-sepuluh yang ia beli sebelum ia datang kemari. Ia duduk di kloset, memandangi garis dua berwarna merah yang tercetak di seluruh benda yang ada disekelilingnya saat ini.

Jae, salah satu aktor yang sedang naik daun itu tidak percaya saat ini ia menghadapi hal serius dan krusial seperti sekarang. Ia memegangi perutnya, tempat bersemayamnya janin kecil yang bahkan belum terasa keberadaannya.

Ia kembali mengerang frustasi, menutup mulutnya. Ia yang baru berusia 21 tahun, baru naik daun setelah memulai debutnya sejak usia 18 tahun. Ia berada di masa golden age dimana kepopulerannya sedang berada di puncak. Namun, hanya karena satu kesalahan besar yang ia lakukan, ia malah harus menerima kenyataan bahwa karirnya mungkin akan hancur setelah ini.

Handphonenya berbunyi, ia lihat kekasihnya menghubungi. Jun, pria yang ia kencani diam-diam selama 1 tahun ini, boss di perusahaan tempatnya bekerja saat ini, juga ayah dan bayi yang ada dalam kandungannya. Ia butuh waktu untuk bernapas beberapa kali sebelum mengangkat handphonenya.

"Kenapa lama sekali mengangkat, pekerjaan hari ini sudah selesai kan?"

"Nee, aku sedang di kamar mandi. Hari ini perutku sedikit tidak enak," ia tertawa dan berdiri dari posisinya, mengambil semua sampah yang berserakan disana dan membungkusnya untuk ia bakar. Bahkan di perusahaan sekalipun ia tidak aman. Banyak sasaeng berkeliaran dan ia belum mau kabar kehamilannya terciduk oleh mereka.

"Kau tidak apa? Apakah restoran tempat kita dinner tadi malam ada masalah di makanannya?"

"Naah, hanya telat makan. Apakah pekerjaanmu sudah selesai?"

"Sudah, bagaimana kalau kupesankan makanan dan kita beristirahat di apartmentku?"

"Ide bagus. Kalau begitu aku akan datang seperti biasa, lewat pintu belakang oke?" Jae tersenyum, Jun yang terkenal sebagai orang yang dingin itu selalu menunjukkan perhatian dengan caranya sendiri. Ia melihat testpack yang masih ada di tangannya, kembali fokus pada dua garis merah tersebut, "babe."

"Hm?"

...

"Nggak. Sampai bertemu nanti~"

.
.

Jun merintis perusahaan multimedianya dari nol. Beberapa kali hampir bangkrut, pria berusia 32 tahun itu tidak pernah menyerah sekalipun hingga bisa membentuk perusahaan media terbesar saat ini. Ia bersih dari skandal, dan hubungan sesama jenis tentu masih tabu di rakyat awam.

Jae tidak bisa memberitahu tentang keadaannya pada Jun. Ia tidak bisa menghancurkan karir kekasihnya tersebut. Sudah cukup aneh dan salah dengan hubungan mereka, ditambah dengan rahasia besarnya yang bahkan tidak diketahui Jun tentang kelainan tubuhnya yang memiliki rahim. Ia tidak akan menyeret masalah ini. Cukup ia yang menanggung semuanya sendirian.

.
.

"HOEK!"

Morning sickness menyerangnya di bulan-bulan pertama. Tinggal sendiri, tidak memiliki orang tua atau kerabat, itu adalah masa-masa yang sulit untuknya. Terutama ia juga harus menutupinya dari Jun.

"Jae, aku membawakanmu obat," hari ini Jun seperti biasa menghabiskan waktu bersama dengan Jae di apartmentnya. Ia sebenarnya khawatir pada Jae yang tampak tidak sehat dan muntah-muntah terus, "yakin tidak ingin periksa ke dokter?"

Birth Story of Male PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang