Jisung mengecek kalender di atas meja samping tempat tidur. Tidak terasa hari ini sudah dua minggu sejak kedatangannya kemari, itu artinya waktunya disini sisa enam belas hari lagi.
Benar, Jisung hanya punya waktu tiga puluh hari selama disini dan setelah itu dia harus kembali ke masa depan. Meskipun sebenarnya dia tidak rela meninggalkan Lyra, mau tidak mau Jisung harus tetap pergi karena disini bukanlah tempatnya. Tempat Jisung disana, di masa depan dua puluh dua tahun dari sekarang.
Lyra tidak tau menau perihal batasnya ini, mungkin akan Jisung beritahu nanti suatu saat entah kapan. Untuk sekarang, dia hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama gadis itu sebelum akhirnya pergi. Selama dua minggu ini tidak ada banyak hal yang bisa Jisung lakukan selain makan dan tidur, jadi rencananya hari ini dia ingin mengajak Lyra jalan-jalan.
Hanya berdua, semoga saja Huang Renjun tidak mengacau.
"Buna hari ini pulang kuliah jam berapa?" Tanya Jisung saat melihat Lyra yang sedang memakai sepatu, bersiap untuk pergi.
"Hmm.. jam tiga sore mungkin?"
"Kalau gitu nanti sore kita jalan-jalan yuk"
Kening Lyra mengernyit. "Jalan kemana?"
"Kemana aja yang penting sama Buna. Cuma berdua, oke?"
Tawa kecil itu berhasil Jisung ciptakan di wajah Lyra. "Oke, nanti sore ya"
Jisung mengangguk semangat, sempat mencuri pelukan dulu pada Lyra sebelum membiarkan gadis itu pergi.
Sekarang Jisung sendirian, dan kalau sudah begini dia jadi bingung ingin melakukan apa. Kalau ada Lyra kan Jisung jadi punya teman mengobrol atau sekedar mengganggu gadis itu agar Jisung punya kerjaan.
Alhasil yang Jisung lakukan sekarang adalah tiduran di atas karpet bulu milik Lyra, televisi besar di depannya itu sedang menayangkan acara kartun kesukaan yang entah kenapa justru tidak membuat Jisung berminat. Dia bosan tapi bingung harus melakukan apa.
"Keluar bentar ah, cari udara segar" putusnya kemudian seraya bangkit dari rebahan, tangannya menekan remot tv untuk mematikannya.
Lyra bisa mengomel kalau tau Jisung meninggalkan apartemen dengan keadaan tv yang masih menyala, katanya boros listrik.
Karena Jisung tidak punya tujuan pasti, jadi dia iseng saja menekan tombol lift secara random. Berhenti di lantai manapun lalu berjalan sebentar di lorong tersebut sebelum kembali masuk ke lift dan menekan tombol secara random lagi. Begitu terus berulang kali sampai dia lelah sendiri.
Iseng, Jisung menekan tombol lift menuju lantai paling atas yang berhenti pada rooftop yang sama sekali belum pernah Jisung datangi. Bahkan Lyra pun tidak pernah kesana sebelumnya.
Beruntung pintu rooftop yang terbuat dari besi itu tidak dikunci, Jisung tersenyum senang lalu membuka pintunya sebelum angin kencang menerpa wajah dan menggerakkan helaian rambut miliknya hingga berantakan.
Mata Jisung menyipit guna menyesuaikan pada cahaya matahari yang menyilaukan mata, terasa cukup panas disini karena tidak ada tempat bernaung selain meja besar dengan tinggi selututnya yang menjadi satu-satunya benda yang ada disana.
Entah siapa yang meletakkannya, yang jelas hal itu justru membuat Jisung terpikirkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Son From The Future ✓ [SUDAH TERBIT]
Fanfic[TELAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT OLYMPUS - SEBAGIAN PART DIUNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] Apa jadinya jika kamu yang baru menginjak usia 20 tahun justru sudah memiliki anak berumur 15 tahun? Aneh? Tentu saja, terlebih saat dia mengaku anakm...