Lagi kepingin double update, part 18 udh aku publish ya :)
**
Lyra menolak untuk langsung balik ke apartemen setelah mereka pulang dari rumah sakit. Kata dokter yang memeriksa tadi, luka Lyra bukanlah masalah besar karena hanya sekedar goresan. Mungkin nantinya akan meninggalkan bekas, tapi kalau dirawat dengan baik lama kelamaan bekasnya akan cepat hilang. Renjun langsung menghela napas lega mendengarnya, sudah terlanjur panik saat tau gadis itu berdarah tadi.
"Mau makan dulu nggak?"
Lyra menggeleng sambil menempelkan kepalanya ke jendela mobil Renjun. Dia sudah makan tadi, meski hanya sempat makan sedikit dan sekarang Lyra sama sekali tidak bernafsu untuk memasukkan apapun ke perutnya.
"Kita udah muter-muter selama satu jam, mau pulang sekarang?"
Gadis itu masih menggeleng, dia belum siap jika harus bertemu dengan Jisung dalam keadaan seperti ini. Jisung pasti khawatir dan Lyra tidak mau membuat anak itu mengkhawatirkannya.
"Terus sekarang gimana? Udah hampir jam sepuluh malam loh ini"
Kalimat Renjun hanya dibalas angin lalu, gadis itu masih tidak mau mengeluarkan suara sedikitpun sejak Renjun menjemputnya tadi. Pemuda Huang itu menghela napas, merasa khawatir jika Lyra terus saja diam seperti ini.
"Malam ini, tidur di rumah gue aja ya kalau nggak mau pulang?"
Lyra tidak menjawab, namun anggukan kecil darinya sudah mampu membuat Renjun tersenyum. Setidaknya gadis itu masih mau meresponnya.
Bunda tidak banyak tanya saat melihat anak laki-lakinya membawa Lyra pulang ke rumah, lagipula dia juga sudah cukup mengenal gadis itu sebagai teman dekatnya Renjun. Wanita paruh baya itu membiarkan anaknya menuntun Lyra menuju kamar tamu yang bersebelahan dengan kamar Renjun sendiri.
Bunda Huang hanya menunggu di depan kamar sampai Renjun keluar beberapa saat kemudian.
"Lyra kenapa?" Bunda bertanya.
"Kayaknya masalah keluarga Bun"
Wanita itu melirik prihatin pada Lyra yang kini bergelung dibalik selimut lewat celah pintu yang masih sedikit terbuka.
"Kamu temenin dia ya jangan dibiarin sendirian, kasian. Meskipun dia nggak berniat cerita sekalipun, setidaknya kamu pastikan untuk selalu ada buat dia"
Renjun mengangguk lalu merangkul Bundanya menjauh dari kamar tamu, memberi waktu untuk Lyra sendiri dulu sebelum nanti dia balik lagi kesana.
Pukul sebelas malam, Bundanya sudah pergi tidur sedangkan Renjun masuk ke kamar tamu diam-diam. Sepertinya Lyra sudah terlelap jadi sebisa mungkin Renjun tidak mengeluarkan suara agar gadis itu tidak terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Son From The Future ✓ [SUDAH TERBIT]
Fiksi Penggemar[TELAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT OLYMPUS - SEBAGIAN PART DIUNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] Apa jadinya jika kamu yang baru menginjak usia 20 tahun justru sudah memiliki anak berumur 15 tahun? Aneh? Tentu saja, terlebih saat dia mengaku anakm...