Awalnya Lyra masih bersikap biasa saja, namun lama kelamaan dia risih juga ditatap sebegitunya oleh Jisung. Lyra baru pulang kuliah dan sekarang mereka sedang makan siang bersama, tapi bukannya menyantap makanannya Jisung malah memandanginya.
"Kenapa sih?" Tanya Lyra akhirnya.
"Jisung mau tanya deh"
"Ck, kalau pertanyaan lo aneh lagi kayak waktu itu gue bakal pura-pura nggak denger"
"Nggak kok, kali ini nggak aneh"
"Apaan?"
Jisung sedikit memajukan badan, di depannya Lyra menatap dirinya dengan alis tertaut.
"Buna lagi marah ya sama kak Jeno?"
"Hah? Sok tau lo" sahutnya ketus.
"Terus kenapa sekarang udah jarang main kesana?"
"Kan gue udah bilang nggak sopan keseringan main ke tempat orang"
Anak itu menghela napas seraya memundurkan badan, bersandar pada kursi. "Kemarin sore kak Jeno sempat cerita ke Jisung, katanya sejak tiga hari yang lalu buna kayak menghindar gitu dari kak Jeno. Udah nggak pernah lagi main sama Nono, terus kalau buna tau kak Jeno yang bertamu kesini buna nggak mau bukain pintu. Bahkan melarang Jisung buat bukain juga, makanya kak Jeno ngira kalau buna marah sama dia. Emang iya bun?"
Lyra nampak mengalihkan pandangannya dari Jisung saat anak itu melihat ke arahnya.
"Nggak kok, gue nggak marah""Kalau gitu main ke tempat kak Jeno sana, kasian tau dia jadi uring-uringan gara-gara buna"
"Emang sampai segitunya?"
"Yaiyalah, kan Jisung udah bilang kalau kak Jeno itu suka sama buna. Bunanya aja yang nggak mau percaya"
"Mulai deh" Lyra mendengus kesal. "Nggak usah bahas itu lagi"
"Bun" Jisung meraih punggung tangan Lyra yang berada di atas meja. "Jisung emang bilang ke buna buat lepasin keduanya kalau emang nggak bisa milih salah satu, tapi bukan berarti buna harus memusuhinya juga. Kalau kayak gitu kalian semua yang malah terluka"
"Ini sama sekali nggak ada hubungannya sama itu, Jisung. Lo nggak bakal paham"
"Jisung mungkin nggak paham, tapi Jisung tau kalau musuhan sama orang itu nggak baik. Apalagi kalau sampai musuhan lama banget. Jadi, baikan sama kak Jeno ya?"
Jisung tidak paham, anak itu tidak akan pernah bisa paham. Kalau tiap kali Lyra menatap wajah Jeno, maka secara langsung kenangan buruk tentang perselingkuhan yang pemuda itu lakukan juga orang tuanya kembali terbayang di kepala Lyra.
Sumber kekacauan hidupnya berasal dari mereka, alasan Lyra sempat mengkonsumsi obat tidur dan anti depresi selama beberapa tahun terakhir ini adalah karena mereka, rasa sakit di hatinya mereka yang ciptakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Son From The Future ✓ [SUDAH TERBIT]
Fanfic[TELAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT OLYMPUS - SEBAGIAN PART DIUNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] Apa jadinya jika kamu yang baru menginjak usia 20 tahun justru sudah memiliki anak berumur 15 tahun? Aneh? Tentu saja, terlebih saat dia mengaku anakm...